Mobil sports berhenti tepat di depan sebuah gedung pencakar langit. Seorang laki-laki keluar dari mobil tersebut, dengan balutan jas berwarna hitam, serta kacamata yang terpasang menutupi mata tajamnya.
Krisna Yudistira. Laki-laki tampan dengan perawakan atletis, dia adalah seorang Presdir di kantor yang terkenal di kotanya. Perusahan tersebut adalah YS Grup. Pemilik perusahan tersebut adalah orang tua Kris, yang bernama Yudistira. Karna usia Yudistira sudah tak muda lagi, jadi ia menyerahkan semuanya kepada anak tunggalnya itu. Tapi tetap saja Yudistira selalu memantau Kris, karna Yudistira belum sepenuhnya mempercayai putranya itu.
Semua orang terlihat memberi hormat saat Kris masuk dan melewati mereka. Tidak ada sahutan apa pun dari seorang Krisna Yudistira. Laki-laki itu terus saja berjalan tanpa menghiraukan semua karyawannya, apa lagi membalas sapaan mereka! Mustahil untuk seorang Krisna Yudistira.
Kris terkenal sebagai atasan yang dingin, serta Angkuh. Jika mereka membuat kesalahan secuil kuku pun, Kris tak segan-segan untuk memecat mereka.
Tidak ada kesempatan kedua dalam kamus seorang Krisna Yudistira.
Kris memasuki *lif*t khusus, menuju ruangannya. Tak lama kemudian lift terbuka. Kris keluar dan langsung menuju ruangannya.
Di ruangan Kris terlihat sudah ada yang menunggu kedatangannya. Kris membuka kacamatanya.
"Ngapain lo disini?" Tanya Kris, kepada laki-laki itu. Berbicara tanpa melihatnya, dengan wajah yang datar Kris berjalan menuju kursi kebesarannya dan duduk disana.
"Ngapain-ngapain, ya gw nungguin lo lah." Ketus Diki. "Ayo kita berangkat sekarang!" Ajaknya.
"Kemana?" Tanya Kris masih dengan wajah datarnya.
"Ke kawinan kera sakti sama Dora." Ketus Diki lagi, sambil memutar bola matanya memalas.
Kris tersenyum tipis. "Gw gak dapet undangannya. Lo aja yang pergi.''
"Ayo cepat Krisna Yudistira. Apa lo lupa hari ini ada pertemuan penting dengan perusahan Alexander grup?" Ucap Diki, mulai kesal. Dan memanggil Kris dengan lama lengkapnya.
"Sialan kenapa lo baru ngomong sekarang! Ayo cepet kita berangkat," Gerutu Kris, beranjak dari kursi kebesarannya itu.
"Kenapa lo baru ngomong sekarang!" Diki mengulang kembali ucapan Kris, sambil mencibirkan bibirnya. "Gw lagi-kan yang salah." Lanjutnya.
"Ayo cepat Diki." Pekik Kris.
"Iya ya.." Jawab Diki, pasrah. Lalu Diki mengikuti langkah Kris.
'Sialan ini gara-gara cewek gila tadi, jadi gw telat!' Gerutu Kris dalam hatinya, mengingat tadi kejadian saat ia tengah diperjalanan menuju kantornya, bertemu dengan gadis gila, yang bernyanyi-nyanyi gak jelas.
"Ayo cepat Diki, kita nanti telat!" Tegas Kris.
"Iya tuan muda, gak sabaran banget sih!" Gerutu Diki, sambil melajukan mobil milik Kris menuju salah satu resto tempat dimana mereka akan bertemu dengan perusahan Alexander grup.
30 menit kemudian mereka sampai di resto tersebut.
Kris dan Diki keluar dari mobil, dan langsung masuk kedalam resto tersebut.
Pemilik perusahan Alexander grup terlihat sudah berada di sana, bersama seorang wanita cantik. Mereka tengah menunggu kedatangan Kris dan Diki.
"Salamat siang pak Kris." Ucap Alex sambil menyodorkan tangannya.
"Selamat siang!" Jawab Kris dan Diki. Mereka berjabat tangan.
Kris dan Diki pun duduk bergabung dengan Alex dan wanita cantik tersebut. Wanita yang bersama Alex terlihat mengulas senyumannya. Menatap kearah Kris, sepertinya wanita itu terkesima, melihat ke tampan Kris yang jauh dari kata rata-rata ke tampan seorang pria.
Eaaa...
Namun seperti biasa, Kris hanya memasang wajah datarnya, dengan tatapan yang tajam menghiasi wajah tampannya. Kris menghiraukan wanita tersebut yang tersenyum kepadanya. Membalas senyuman wanita itu? Tentu tidak akan, senyuman Kris limited edition.
Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mendapatkan senyuman dari seorang Krisna Yudistira.
"Mau membicarakan soal apa pak Alex?" Tanya Kris Thu the poin. Seorang Kris tidak pernah mau membuang-buang waktunya.
Time is money Brooo...
"Oh iya pak Kris perkenalkan ini Maria Alexander, putri saya!" Ujar Alex, mengenalkan wanita yang duduk di sampingnya itu, yang ternyata ia adalah putrinya.
Maria terlihat mengulurkan tangannya kearah Kris.
Kris hanya menatap datar tangan Maria, mengabaikan uluran tangan tersebut.
"Saya kesini, untuk membicarakan masalah bisnis dengan Anda tuan Alex yang terhormat. Kenapa anda malah mengenalkan putri anda?" Tegas Kris.
"Diki ayo kita pulang!" Lanjut Kris, sambil berajak dari kursi tersebut.
"Kami permisi dulu pak!" Pamit Diki, ia merasa tidak enak.
Alex mengaggukan kepalanya pasrah. Sambil menatap Kris dan Diki yang berjalan keluar dari resto tersebut.
"Liat Maria. Sudah ayah bilang pak Kris itu berbeda. Kamu tetap saja memaksa ingin kenal dengannya!" Ucap Alex kepada sang putri.
"Maaf ayah. Tapi aku menyukainya ayah." Lirih Maria.
"Lupakan rasa sukamu itu, masih banyak laki-laki lain di luar sana. Awas saja kalau nanti perusahan kita kena masalah gara-gara kamu. Ayah tidak akan memaafkan mu!" Pekik Alex, sambil beranjak meninggalkan Maria.
Maria menghelai nafas berat. Beberapa detik kemudian wanita itu menarik ujung bibirnya tersenyum tipis.
"Lihat saja Krisna Yudistira, apa kamu bisa terlepas dari pesona seorang Maria Alexsander. Aku akan pastikan kau akan jatuh ke peluk-kan ku." Ucap Maria.
***
"Diki putuskan semua kerja sama dengan perusahan Alexander grup!" Titah Kris.
Mereka kini sedang di perjalan menuju kantor kembali.
"What? Apa lo becanda?" Diki terkejut, dan meng-Rem mobil yang tengah di lajukan-nya.
"Astaga Diki..." Teriak Kris, menatap tajam Diki, yang meng-rem mobil secara mendadak membuat Kris terkejut dan keningnya terbentur.
"Come on men, ini hanya masalah sepele. Masa lo langsung mutusin kerja sama dengan pak Alex." Ucap Diki.
"Kerjakan saja apa yang gw suruh. Atau gw lo pecat!" Ucap Kris. Tampa Ampun. "Gw gak suka dengan dengan sikap pak Alex, buang-buang waktu gw saja. Lagian perusahan seperti pak Alex itu masih bisa gw dapetin 10 kali lipat." Lanjut Kris, dengan Angkuh.
Diki membuang nafas berat. "Oke-oke nanti gw urus," ucap Diki pasrah. Dari pada ia di pecat, ingat Diki cicilan mobil sama apartemen belum lunas.
Diki mulai melajukan kembali mobilnya, sedangkan Kris terlihat mengelus-elus kepalanya yang terlihat benjol.
"Sorry ya tuan muda tadi gw gak sengaja." Ujar Diki, merasa tidak enak, karna ia sudah membuat kepala bosnya itu benjol. Namun dalam hati Kris ingin tertawa.
Kris tidak menanggapi Diki, ia masih memasang wajah datarnya, walau pun sebenarnya kepalanya terasa sakit. Namun Kris tetap stay cool.
'Azab bos angkuh.' Batin Diki, sambil menahan tawanya.
"Kenapa lo?" Tanya Kris.
"Gak.." Jawab Diki datar.
"Ck! Lo ngetawain gw-kan?" Kata Kris. "Gw potong gajih lo bulan ini 50 persen!" Lanjutnya.
"Please jangan potong gajih gw dong Kris, cicilan gw banyak. Oke gw minta maaf deh!" Ujar Diki, memohon.
"Tidak ada ampun." Ketus Kris.
"Dasar bos Angkuh." Lirih Diki pelan.
"Ngomong apa lo barusan? Oke-oke gw tambahin potongannya jadi 70 persen.
"Terserah lo, gak usah digajih aja sekalian."
"Oke."
Diki adalah sahabat Kris dari kecil, jadi Diki sudah terbiasa dengan sikap Kris yang angkuh dan dingin. Bagi Diki sikap Kris itu hiburan tersendiri untuknya.
Bersambung...
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTENYA YA GUYS.
TERIMA KASIH GUY.
MAU LEBARAN IDUL ADHA TAU INI, BERASA GAK SERU YA GUYS. MUNGKIN EFEK DARI PANDEMI.
STAY HEALTHY YA READERS TERCINTAKU.
I LOVE YOU SO MUCH.
BYE BYE.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Aidah Djafar
ampun deh babang Kris arogan buangeet 🤦😂😂
2023-08-12
0
Tika Rotika
aq suka cerita nya, 👍🤩
2023-07-11
0
Kenzi Kenzi
napa jdi si eneng dibawa2 sih bang....hakasasimanusia dunk nyanya2 bin nyanyi2....
2022-12-10
0