Masih di taman
Setelah Andra puas bermain, akhirnya mereka duduk di bangku taman, Andra yang kelelahan akhirnya lelap dalam pelukan Leela.
Tanpa Leela sadari ternyata ada sepasang mata yang mengamati nya dari balik pintu.
"Siapa dia? kenapa Andra begitu akrab dengannya? " ujar Bimo dalam hatinya
"Udah ketemu Bim?" tanya Arga, menepuk pundak sahabatnya.
"tuh" tunjuk Bimo, ke arah taman.
"Siapa dia?" bertanya lagi.
Arga hanya ber oh ria saja, sambil menarik satu sudut bibirnya, sepertinya ada sesuatu yang membuatnya tersenyum.
"kayaknya Andra punya calon mami baru nih" celetuk Arga
"haha" Arga lagi.
Bimo yang memang memiliki sikap dingin, sedingin es beku, tak memberikan tanggapan apa pun. Bimo masih setia memasang wajah datarnya.
***
Leela yang melihat Andra sudah tidur akhirnya dia pun membawanya masuk.
Bimo dan Arga masih memperhatikan keduanya dari ambang pintu.
Sesampainya di pintu Bimo langsung membawa Andra dari gendongan Leela.
"maaf pak" kata lela sambil melepaskan Andra dari gendongannya.
"tadi..." kalimatnya tidak dilanjutkan karena Bimo langsung pergi begitu saja, setelah Andra berpindah tangan ke gendongannya.
"haah apaan ini orang, belum juga selesai main pergi aja.
bilang maksih kek. S**ombong amat, emang nya kalau mengucapkan terimakasih ngurangin sebagian harta dia? kan ngga..." Leela menggerutu.
Leela kembali ke pekerjaannya, walaupun suasana hatinya sedikit terganggu. Ya dia memang paling bisa dibilang salah satu pegawai teladan. Seburuk apapun suasana hati yang mengguncangnya, dia tetap memasang senyum manisnya didepan pelanggan, atau pun teman kerjanya. Ya bisa dibilang dia sudah tergolong artis yang jago akting, versi pekerja kafe.
***
Mobil yang dikemudikan Bimo mulai memasuk gerbang rumah mewah milik Bimo. Bimo menggendong Andra yang masih terlelap sejak dari kafe tadi.
Setelah menidurkan Andra, Bimo kembali ke kamarnya dan merebahkan diri di kasur king sizenya.
Tak butuh waktu lama, Bimo pun kini terlelap dengan tanpa mengganti pakaian kantornya.
Jam sudah menunjukan 21:45 artinya bumi sudah mengajak penduduknya untuk mengarungi alam mimpi. Yang terdengar hanyalah bunyi hewan malam yang memecah keheningan, menghiasi wajah sang malam.
***
Tok tok tok terdengar pintu diketuk dan membangunkan salah satu penghuni rumah itu. Entah siapa malam malam ada tamu tak diundang.
Ceklek, seorang pelayan membukakan pintu.
Pelayan yang membukakan pintu, langsung membungkukan badan seraya memberikan hormat, dan berkata
"Selamat malam, Tuan dan Nyonya besar"
pak Diman menyapa tamunya, rupanya tamu tak diundang itu tak lain orangtua dari Tuan Muda Bimo.
"Bimo sudah tidur pak" tanya Wijaya.
"Sepertinya sudah tuan, sejak pulang dari kantor tuan muda tidak keluar lagi" kata pak Diman. "sepertinya tuan muda kelelahan hari ini tuan, sampai beliau melewatkan jam makan malam" lanjut pak Diman.
"Ya tuhan anak itu, pah kayaknya kita harus mulai mencarikan calon pendamping untuk Bimo. Biar dia ada yang merawat, sekaligus untuk merawat Andra pula." Ucap Tresna sambil berjalan melewati suaminya.
"Ma sudah berapa kali kita mencoba cara ini tapi hasilnya nihil, Bimo tetap saja menolaknya kan?" Wijaya menimpali apa yang diucapkan oleh sang istri.
"Kasihan sekali nasib anak kita pak, saat mau menata hidup baru, malah dikecewakan lagi"
ucap Tresna setelah mendudukan diri di sofa ruang tamu.
"Ah udah lah pa, pokok nya mama tetap harus mencari calon istri yang pantas buat Bimo.
Lagian ngapain sih dia tetap nunggu perempuan tak pasti seperti itu, udah dikasih hati minta jantung benar benar gak pantas sama Bimo. Lagian juga itu bukan hanya untuk Bimo pa, tapi juga untuk Andra, Andra butuh pa sosok seorang ibu pa, apa bisa perempuan macam itu jadi ibunya Andra?"
Lanjut nyonya Tresna yang tetep keukeuh dengan ke inginannya mencari calon istri untuk anaknya tersebut.
Alasannya ya karena Bimo terlalu lama sendiri, ditambah dengan keadaan dia ( Bimo ) yang tetap ingin mengurus anak semata wayangnya sendiri.
Bimo yang sebenarnya sudah jauh mengarungi alam mimpi, kini bangun karena mendengar percekcokan kecil kedua orangtuanya. Dia diam termenung, setelah mendengarkan ocehan orang tuanya.
Benar, Andra butuh sosok ibu.
aku nggak bisa egois terus. Bimo
Sebenarnya Bimo siap menikah, dengan kekasihnya. Tapi karena suatu alasan kekasihnya menolak Bimo, entah itu karena Bimo seorang duda?? atau entahlah, yang jelas hanya dia, author dan Tuhan yang tau.
Akhirnya ya mau tidak mau Bimo harus menunggu kekasihnya siap. Yang tidak tau pasti kapan ia akan siap jadi istri sekaligus ibu bagi anaknya Bimo.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah membaca jangan lupa tinggalkan jejak vote, like, serta kritik dan saran nya ya biar aku tambah semangat lagi up nya.
fb: Nuryanthi Sudarma
ig:Nuryanthiag
😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
untuk apa menunggu yang tidak pasti
2023-07-25
0
Widia Aja
Mari kita ikuti cerita yg disusun Author dng segala kehaluan dan kejutan2an nya...
Semangat ya Author...
2022-12-21
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ngapain msh nungguin kekasih yg gak mau di ajak nikah mending cari yg lain
2022-01-28
0