Chapter 4 - Pengikut Setia

Felix menatap tajam kepada pelayan yang berbisik dibelakangnya.*

****Deg

Perkataan pelayan tadi membuat Drizella kecil terkejut***

"(Hah. Ya ampun apa para pelayan ini tidak sayang nyawa mereka? Hah. Padahal aku sudah melarang Felix membawa orang asing masuk. Apalagi dia ini anak perempuan kecil yang asal usulnya tidak diketahui. Ck. Ck. Ck. Felix benar-benar keras kepala. Aku sudah memperingatkannya karena inilah yang akan terjadi. Haduh)" Gerutu Robin dalam hati sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

***Robin penasaran dengan reaksi Drizella kecil yang ikut mendengar perkataan para pelayan tadi. Ia melirik ke arah Drizella kecil diam-diam.

Robin terkejut bukan main. Karena ekspresi Drizella kecil yang berubah menjadi sedih setelah mendengar perkataan pelayan tadi.

Melihat ekspresi Drizella yang sedih tadi, mengingatkan Robin pada ekspresinya dulu saat masih kecil. Ia juga pernah mendapat cibiran dan hinaan saat masih kecil.

Ia diremehkan saat ia memasuki istana untuk pertama kalinya.

Alasan Robin menjadi ksatria yang setia pada Felix adalah untuk membalas budi. Robin yang masih kecil pernah diselamatkan oleh Ayah Felix, yaitu raja terdahulu yang bernama Christopher Ernest Harrison.

Desa tempat ia dilahirkan pernah hancur akibat serangan yang membabi buta dari para penyihir kegelapan. Semua keluarganya meninggal dalam peristiwa itu. Sasaran penyerangan yang dilakukan oleh para penyihir kegelapan adalah ksatria. Kebetulan semua anggota keluarganya adalah seorang ksatria, kecuali dirinya. Ayah, ibu, dan kakak laki-laki nya adalah seorang ksatria itulah sebabnya semua keluarganya habis dibasmi. Sebenarnya anak-anak juga termasuk dalam target penyerangan mereka, karena para penyihir memiliki kepercayaan. Jika membunuh anak kecil dan meminum darah mereka yang masih suci, mereka akan menjadi awet muda.

Pada saat itu banyak warga yang terkena imbasnya. Semua rumah habis terbakar. Mereka jadi tidak punya tempat tinggal, tidak memiliki keluarga yang tersisa.

Beruntung di detik-detik terakhir sebelum ia dibunuh, Ayah Felix, Raja Christopher Ernest Harrison datang. Ia datang setelah mengetahui bahwa rakyatnya telah diserang oleh penyihir kegelapan. Agar penyihir kegelapan tidak bisa memasuki kerajaannya lagi, ia menyegel jalan masuk para penyihir kegelapan.

Itulah sebabnya Robin menjadi ksatria yang paling setia dengan Felix. Ia sampai repot-repot mengurusi semua kebutuhan Felix. Bahkan dia adalah ksatria yang paling waspada dibandingkan dengan ksatria lainnya.

Setelah melihat ekspresi Drizella kecil yang berubah, tiba-tiba hatinya menjadi sakit karena ia mengerti apa yang dirasakan oleh Drizella, karena ia juga pernah mengalaminya******

"(A... apa-apaan ini? Seharusnya aku tidak peduli dengan gadis kecil ini? Kenapa aku jadi begini? Rasanya seperti melihat diriku di masa lalu.)" Ucap Robin dalam hati.

"Hinaan apa yang barusan aku dengar ini?" Tanya Felix dingin.

*Deg

***Sepuluh orang pelayan yang tadi membicarakan hal buruk tentang Drizella tiba-tiba merasa merinding. Mereka merasa ada sebuah aura gelap yang mengelilingi mereka dan hendak mencekik leher mereka. Ke sepuluh orang pelayan itu langsung berlutut ketakutan.***

"Ya... yang mulia. Maafkan kami. Ka... kami bersalah... Kami memohon ampun kepada Yang Mulia Raja Felix Ernest Harrison. Raja dari Kerajaan Louvain....." Ucap sepuluh orang pelayan yang ketakutan itu dengan nada gemetaran.

"Wah. Wah. Wah. Jadi ini para pelayan yang tadi membicarakan keburukan ku dibelakang? Apa kalian kira dengan kalian berlutut begini, aku akan langsung mengampuni kalian? Benar-benar konyol dan menjijikkan. Apa jaminan, jika kalian tidak akan mengatakan hal yang hina tadi untuk kedua kalinya setelah aku melepaskan kalian?" Tanya Felix dingin sambil menyeringai

Hiii... Dia benar-benar Raja yang bengis dan kejam. Jika aku berbuat kesalahan, nyawaku pasti akan segera melayang. Lebih baik aku selalu berprilaku manis di depannya. Untuk keselamatan jiwa dan ragaku.

***Setelah Felix mengajukan pertanyaan kepada sepuluh pelayan yang berlutut tadi, tiba-tiba ada seorang pelayan di antara sepuluh orang pelayan itu yang langsung menjawab tanpa berpikir panjang dan tanpa kesepakatan dengan ke sembilan pelayan yang lainnya.***

"Kami akan menyerahkan jiwa dan raga kami untuk menebus kesalahan kami yang mulia..." Ucap salah seorang pelayan di antara sepuluh orang pelayan yang berlutut tadi.

***Sontak saja ucapan pelayan itu membuat suasana semakin kacau. Ekspresi ke sepuluh pelayan yang tadi berlutut semakin suram. Seketika suasana di lorong masuk istana semakin menyeramkan, membuat semua orang di sana menjadi merinding.***

"Oh begitu? Permintaan dikabulkan. George!" Ucap Felix dengan ekspresi yang datar

"Iya Yang Mulia!" Ucap George dengan lantang

"George, jaga gadis ini dulu. Gunakanlah kekuatanmu. Tutup mata dan telinga gadis kecil itu. Jangan sampai ia melihatnya." Ucap Felix datar.

***Felix meraih tangan Drizella kecil dan mengarahkan Drizella pada George.

George yang diberi kepercayaan pada Felix untuk menjaga Drizella, langsung memeluk Drizella dengan jubahnya sampai tubuh Drizella semuanya tertutup dengan jubahnya.***

"Yang mulia, jika anda memberikan izin...." Ucap Robin pelan.

"Izin diterima. Hukumlah sepuluh pelayan yang hina ini. Pastikan mereka untuk istirahat selama-lamanya." Ucap Felix dengan tatapan dingin melihat ke arah sepuluh orang pelayan yang berlutut di depannya.

"TIDAK YANG MULIA! MAAFKAN KAMI. BERI KAMI KESEMPATAN KEDUA....." Ucap sepuluh pelayan tadi dengan lirih

***Lalu dengan tiba-tiba Robin mengangkat pedangnya dan mengayunkannya ke arah sepuluh orang pelayan tadi.***

*SRIING...

*SRET (Suara sayatan pedang yang mendarat di tubuh ke sepuluh pelayan)

*AAARGHH

*SLASH (Suara bercak darah yang menyebar ke lantai istana)

**SRET

*SLASH

*AAARGHH*

***Robin yang telah diberi izin oleh Felix untuk menghukum ke sepuluh pelayan, langsung mengeksekusi ke sepuluh pelayan yang berlutut tadi di tempat. Ia membelah-belah tubuh sepuluh orang pelayan itu tanpa ampun dan dengan membabi buta.

Para pelayan yang melihat kejadian itu, hanya bisa menunduk dengan tubuh bergetar karena melihat bercak darah di mana-mana dan mayat-mayat sepuluh pelayan yang tergeletak di lantai istana dengan mata kepala mereka sendiri.

Setelah beberapa menit melakukan eksekusi, akhirnya eksekusi selesai. Robin langsung membersihkan pedangnya yang terdapat bercak darah. Felix dan George yang melihat eksekusi sepuluh pelayan tadi hanya menatap dengan tatapan datar tanpa ada rasa takut. George masih terus memeluk Drizella kecil sambil melihat eksekusi itu, untuk memastikan eksekusi itu benar-benar bersih agar tidak dilihat oleh Drizella kecil.

Setelah Eksekusi selesai, Felix langsung menyuruh para pelayan lain untuk membersihkan mayat sepuluh pelayan tadi.***

"Bersihkan kekacauan ini, singkirkan mayat-mayat ini karena mengganggu pemandangan dan biarkan aku yang mengurus sisanya." Ucap Felix sambil menunjuk sepuluh mayat pelayannya yang masih tergeletak di lantai.

"Ba... Baik!" Ucap para pelayan dengan nada gemetaran.

***Para pelayan langsung membawa sepuluh mayat pelayan tadi dengan cepat. Kemudian, Felix menggunakan kekuatannya untuk membersihkan noda darah dengan cepat, tanpa meninggalkan bau darah sedikitpun.***

*TRIING...

"Baiklah George, sudah selesai kau bisa melepas pelukan mu." Ucap Felix dengan tatapan cemburu.

"Baik yang mulia!" Ucap George.

Eh! Apa yang terjadi? Padahal baru sebentar. Apa yang terjadi sebenarnya? Aku tidak bisa melihat dan mendengar apapun tadi. George benar-benar memelukku dengan erat tadi. Dimana ya sepuluh orang pelayan tadi?

"Nah nona kecil. Ayo sekarang kita me kamar ku." Ucap Felix ramah.

"Yang mulia. Dimana para pelayan yang berlutut tadi?" Tanya Drizella penasaran.

"Anda tidak perlu khawatir soal itu nona. Mereka tidak akan lagi mengatakan hal buruk pada nona." Balas Robin

Hah? Apa-apaan Robin ini? Kenapa ia tiba-tiba mengajakku berbicara? Bukankah ia seharusnya membenci ku?

"Yang mulia jika anda mengizinkan, izinkan saya menjadi pengawal pribadi nona kecil ini." Ucap Robin

Hah?!!! Apa lagi ini? Ke... kenapa dia tiba-tiba begini aku tidak mengerti.

"Hmmm... Pengawal pribadi ya? Baiklah aku setuju." Ucap Felix tersenyum

Hei Felix! Teganya kau menyerahkan aku begitu saja dengan pria yang bahkan tidak akan bisa akur denganku!!!

"Tapi sebelum itu, ngomong-ngomong kita belum mengetahui nama gadis kecil ini. Nona manis, apa kau tau siapa namamu?" Tanya Felix ramah

Hah? Baru sekarang dia tanya namaku? Orang ini benar-benar. Apa aku langsung bilang namaku saja ya? Aku kan tidak ingat siapa yang memberiku nama! Yang aku ingat, aku tiba-tiba merasuki tokoh jahat Drizella. Hah sudahlah. Akting polos lah yang utama.

"Yang aku ingat. Namaku adalah Drizella." Ucap Drizella kecil pelan

"Drizella ya? Nama yang bagus." Ucap Felix

"Baiklah nona Drizella." Ucap George

***Tiba-tiba Robin berlutut ala ksatria di depan Drizella.***

Hah! Kenapa dia ini?!!!!!

"Nona Drizella. Nama saya adalah Robin Maxfield. Mulai hari ini saya akan menjadi pengawal pribadi Nona Drizella." Ucap Robin sambil mencium tangan kanan Drizella.

*Cup

HAH?! KENAPA JADI BEGINI?!!!!!

^^^*Bersambung.....^^^

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Apakah Ini adalah Hukuman Untukku?
3 Chapter 2 - Alasan Membenci Drizella
4 Chapter 3 - Istana Raja
5 Chapter 4 - Pengikut Setia
6 Chapter 5 - Perlakuan Istimewa
7 Chapter 6 - Keinginan Kuat
8 Episode 7 - Kebaikan Hati
9 Episode 8 - Penyelamat Mungil
10 Episode 9 - Perasaan Tidak Nyaman
11 Episode 10 - Kecurigaan
12 Episode 11 - Penyusup Istana
13 Episode 12 - Hal Penting
14 Episode 13 - Dugaan Sementara
15 Episode 14 - Rasa Takut
16 Episode 15 - Petunjuk Mimpi Sang Penyihir Putih
17 Episode 16 - Isi Surat
18 Episode 17 - Perasaan Aneh
19 Episode 18 - Sekilas Memori
20 Episode 19 - Kesamaan Guru dan Murid
21 Episode 20 - Penyihir Kegelapan dan Segel Terlarang
22 Episode 21 - Rahasia Yang Disembunyikan Dari Felix
23 Episode 22 - Rasa Curiga, Rasa Iba atau Rasa Setia. Mana Yang Lebih Penting?
24 Episode 23 - Makan Besar di Istana yang Benar-benar Besar
25 Episode 24 - Rencana Licik Bangsawan Tingkat Rendah
26 Episode 25 - Tibanya Mata-mata Kerajaan Louvain
27 Episode 26 - Raja yang Tidak Memiliki Selir
28 Episode 27 - Persiapan Matang
29 Episode 28 - Tidak Seperti Biasanya
30 Episode 29 - Berita Menggemparkan
31 Episode 30 - Datangnya Para Pengacau
32 Episode 31 - Tamu yang tak diundang
33 Episode 32 - Sihir Pengalih Perhatian
34 Episode 33 Hukuman untuk Para Pengacau
35 Episode 34 - Makan Malam Istimewa
36 Episode 35 - Hukuman cambuk
37 Episode 36 - Jalan-jalan Keluar Istana untuk Pertama kali.
38 Episode 37 - Pertemuan yang Tidak Terduga
39 Episode 38 - Perubahan Karakter Novel (Robin)
40 Episode 39 - Rencana Awal dan Mata Merah Misterius
41 Episode 40 - Momen yang Tidak akan Pernah Terlupakan
42 Episode 41 : Pulang dari Piknik
43 Episode 42 : Perubahan Karakter Novel (Felix)
44 Episode 43 : Tokoh Baru yang Menyebalkan
45 Episode 44 : Kemunculan Sihir Hitam yang Tak Terduga.
46 Episode 45 : Sebuah Pemicu.
47 Episode 46 : Kekejaman Felix yang Kembali Kambuh.
48 Episode 47 - Hampir Saja Lupa.
49 Episode 48 - Sebuah Perintah yang Berbeda.
50 Episode 49 - Menjadi Antagonis Sungguhan
51 Episode 50 - Pengasuh Baru
52 Episode 51 - Sebuah Pernyataan yang Mengejutkan
53 Episode 52 - Tokoh Antagonis yang Dibiarkan Hidup
54 Episode 53 - Tokoh Sampingan yang Muncul Lebih Awal
55 Episode 54 - Orang yang disegani Oleh Robin selain Felix
56 Episode 55 - Munculnya Ide Untuk Rencana Baru
57 Episode 56 - Menunda Rencana Awal
58 Episode 57 - Sebuah Insiden yang Tidak Terduga
59 Episode 58 - Nyawa yang dipertaruhkan
60 Episode 59 : Sebuah Balasan yang Setimpal
61 Episode 60 : Luka yang Menghilang
62 Episode 61 - Hancurnya Hiasan Ulang Tahun
63 Episode 62 - Kembali yang Menyakitkan
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Apakah Ini adalah Hukuman Untukku?
3
Chapter 2 - Alasan Membenci Drizella
4
Chapter 3 - Istana Raja
5
Chapter 4 - Pengikut Setia
6
Chapter 5 - Perlakuan Istimewa
7
Chapter 6 - Keinginan Kuat
8
Episode 7 - Kebaikan Hati
9
Episode 8 - Penyelamat Mungil
10
Episode 9 - Perasaan Tidak Nyaman
11
Episode 10 - Kecurigaan
12
Episode 11 - Penyusup Istana
13
Episode 12 - Hal Penting
14
Episode 13 - Dugaan Sementara
15
Episode 14 - Rasa Takut
16
Episode 15 - Petunjuk Mimpi Sang Penyihir Putih
17
Episode 16 - Isi Surat
18
Episode 17 - Perasaan Aneh
19
Episode 18 - Sekilas Memori
20
Episode 19 - Kesamaan Guru dan Murid
21
Episode 20 - Penyihir Kegelapan dan Segel Terlarang
22
Episode 21 - Rahasia Yang Disembunyikan Dari Felix
23
Episode 22 - Rasa Curiga, Rasa Iba atau Rasa Setia. Mana Yang Lebih Penting?
24
Episode 23 - Makan Besar di Istana yang Benar-benar Besar
25
Episode 24 - Rencana Licik Bangsawan Tingkat Rendah
26
Episode 25 - Tibanya Mata-mata Kerajaan Louvain
27
Episode 26 - Raja yang Tidak Memiliki Selir
28
Episode 27 - Persiapan Matang
29
Episode 28 - Tidak Seperti Biasanya
30
Episode 29 - Berita Menggemparkan
31
Episode 30 - Datangnya Para Pengacau
32
Episode 31 - Tamu yang tak diundang
33
Episode 32 - Sihir Pengalih Perhatian
34
Episode 33 Hukuman untuk Para Pengacau
35
Episode 34 - Makan Malam Istimewa
36
Episode 35 - Hukuman cambuk
37
Episode 36 - Jalan-jalan Keluar Istana untuk Pertama kali.
38
Episode 37 - Pertemuan yang Tidak Terduga
39
Episode 38 - Perubahan Karakter Novel (Robin)
40
Episode 39 - Rencana Awal dan Mata Merah Misterius
41
Episode 40 - Momen yang Tidak akan Pernah Terlupakan
42
Episode 41 : Pulang dari Piknik
43
Episode 42 : Perubahan Karakter Novel (Felix)
44
Episode 43 : Tokoh Baru yang Menyebalkan
45
Episode 44 : Kemunculan Sihir Hitam yang Tak Terduga.
46
Episode 45 : Sebuah Pemicu.
47
Episode 46 : Kekejaman Felix yang Kembali Kambuh.
48
Episode 47 - Hampir Saja Lupa.
49
Episode 48 - Sebuah Perintah yang Berbeda.
50
Episode 49 - Menjadi Antagonis Sungguhan
51
Episode 50 - Pengasuh Baru
52
Episode 51 - Sebuah Pernyataan yang Mengejutkan
53
Episode 52 - Tokoh Antagonis yang Dibiarkan Hidup
54
Episode 53 - Tokoh Sampingan yang Muncul Lebih Awal
55
Episode 54 - Orang yang disegani Oleh Robin selain Felix
56
Episode 55 - Munculnya Ide Untuk Rencana Baru
57
Episode 56 - Menunda Rencana Awal
58
Episode 57 - Sebuah Insiden yang Tidak Terduga
59
Episode 58 - Nyawa yang dipertaruhkan
60
Episode 59 : Sebuah Balasan yang Setimpal
61
Episode 60 : Luka yang Menghilang
62
Episode 61 - Hancurnya Hiasan Ulang Tahun
63
Episode 62 - Kembali yang Menyakitkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!