Felix menatap tajam kepada pelayan yang berbisik dibelakangnya.*
****Deg
Perkataan pelayan tadi membuat Drizella kecil terkejut***
"(Hah. Ya ampun apa para pelayan ini tidak sayang nyawa mereka? Hah. Padahal aku sudah melarang Felix membawa orang asing masuk. Apalagi dia ini anak perempuan kecil yang asal usulnya tidak diketahui. Ck. Ck. Ck. Felix benar-benar keras kepala. Aku sudah memperingatkannya karena inilah yang akan terjadi. Haduh)" Gerutu Robin dalam hati sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
***Robin penasaran dengan reaksi Drizella kecil yang ikut mendengar perkataan para pelayan tadi. Ia melirik ke arah Drizella kecil diam-diam.
Robin terkejut bukan main. Karena ekspresi Drizella kecil yang berubah menjadi sedih setelah mendengar perkataan pelayan tadi.
Melihat ekspresi Drizella yang sedih tadi, mengingatkan Robin pada ekspresinya dulu saat masih kecil. Ia juga pernah mendapat cibiran dan hinaan saat masih kecil.
Ia diremehkan saat ia memasuki istana untuk pertama kalinya.
Alasan Robin menjadi ksatria yang setia pada Felix adalah untuk membalas budi. Robin yang masih kecil pernah diselamatkan oleh Ayah Felix, yaitu raja terdahulu yang bernama Christopher Ernest Harrison.
Desa tempat ia dilahirkan pernah hancur akibat serangan yang membabi buta dari para penyihir kegelapan. Semua keluarganya meninggal dalam peristiwa itu. Sasaran penyerangan yang dilakukan oleh para penyihir kegelapan adalah ksatria. Kebetulan semua anggota keluarganya adalah seorang ksatria, kecuali dirinya. Ayah, ibu, dan kakak laki-laki nya adalah seorang ksatria itulah sebabnya semua keluarganya habis dibasmi. Sebenarnya anak-anak juga termasuk dalam target penyerangan mereka, karena para penyihir memiliki kepercayaan. Jika membunuh anak kecil dan meminum darah mereka yang masih suci, mereka akan menjadi awet muda.
Pada saat itu banyak warga yang terkena imbasnya. Semua rumah habis terbakar. Mereka jadi tidak punya tempat tinggal, tidak memiliki keluarga yang tersisa.
Beruntung di detik-detik terakhir sebelum ia dibunuh, Ayah Felix, Raja Christopher Ernest Harrison datang. Ia datang setelah mengetahui bahwa rakyatnya telah diserang oleh penyihir kegelapan. Agar penyihir kegelapan tidak bisa memasuki kerajaannya lagi, ia menyegel jalan masuk para penyihir kegelapan.
Itulah sebabnya Robin menjadi ksatria yang paling setia dengan Felix. Ia sampai repot-repot mengurusi semua kebutuhan Felix. Bahkan dia adalah ksatria yang paling waspada dibandingkan dengan ksatria lainnya.
Setelah melihat ekspresi Drizella kecil yang berubah, tiba-tiba hatinya menjadi sakit karena ia mengerti apa yang dirasakan oleh Drizella, karena ia juga pernah mengalaminya******
"(A... apa-apaan ini? Seharusnya aku tidak peduli dengan gadis kecil ini? Kenapa aku jadi begini? Rasanya seperti melihat diriku di masa lalu.)" Ucap Robin dalam hati.
"Hinaan apa yang barusan aku dengar ini?" Tanya Felix dingin.
*Deg
***Sepuluh orang pelayan yang tadi membicarakan hal buruk tentang Drizella tiba-tiba merasa merinding. Mereka merasa ada sebuah aura gelap yang mengelilingi mereka dan hendak mencekik leher mereka. Ke sepuluh orang pelayan itu langsung berlutut ketakutan.***
"Ya... yang mulia. Maafkan kami. Ka... kami bersalah... Kami memohon ampun kepada Yang Mulia Raja Felix Ernest Harrison. Raja dari Kerajaan Louvain....." Ucap sepuluh orang pelayan yang ketakutan itu dengan nada gemetaran.
"Wah. Wah. Wah. Jadi ini para pelayan yang tadi membicarakan keburukan ku dibelakang? Apa kalian kira dengan kalian berlutut begini, aku akan langsung mengampuni kalian? Benar-benar konyol dan menjijikkan. Apa jaminan, jika kalian tidak akan mengatakan hal yang hina tadi untuk kedua kalinya setelah aku melepaskan kalian?" Tanya Felix dingin sambil menyeringai
Hiii... Dia benar-benar Raja yang bengis dan kejam. Jika aku berbuat kesalahan, nyawaku pasti akan segera melayang. Lebih baik aku selalu berprilaku manis di depannya. Untuk keselamatan jiwa dan ragaku.
***Setelah Felix mengajukan pertanyaan kepada sepuluh pelayan yang berlutut tadi, tiba-tiba ada seorang pelayan di antara sepuluh orang pelayan itu yang langsung menjawab tanpa berpikir panjang dan tanpa kesepakatan dengan ke sembilan pelayan yang lainnya.***
"Kami akan menyerahkan jiwa dan raga kami untuk menebus kesalahan kami yang mulia..." Ucap salah seorang pelayan di antara sepuluh orang pelayan yang berlutut tadi.
***Sontak saja ucapan pelayan itu membuat suasana semakin kacau. Ekspresi ke sepuluh pelayan yang tadi berlutut semakin suram. Seketika suasana di lorong masuk istana semakin menyeramkan, membuat semua orang di sana menjadi merinding.***
"Oh begitu? Permintaan dikabulkan. George!" Ucap Felix dengan ekspresi yang datar
"Iya Yang Mulia!" Ucap George dengan lantang
"George, jaga gadis ini dulu. Gunakanlah kekuatanmu. Tutup mata dan telinga gadis kecil itu. Jangan sampai ia melihatnya." Ucap Felix datar.
***Felix meraih tangan Drizella kecil dan mengarahkan Drizella pada George.
George yang diberi kepercayaan pada Felix untuk menjaga Drizella, langsung memeluk Drizella dengan jubahnya sampai tubuh Drizella semuanya tertutup dengan jubahnya.***
"Yang mulia, jika anda memberikan izin...." Ucap Robin pelan.
"Izin diterima. Hukumlah sepuluh pelayan yang hina ini. Pastikan mereka untuk istirahat selama-lamanya." Ucap Felix dengan tatapan dingin melihat ke arah sepuluh orang pelayan yang berlutut di depannya.
"TIDAK YANG MULIA! MAAFKAN KAMI. BERI KAMI KESEMPATAN KEDUA....." Ucap sepuluh pelayan tadi dengan lirih
***Lalu dengan tiba-tiba Robin mengangkat pedangnya dan mengayunkannya ke arah sepuluh orang pelayan tadi.***
*SRIING...
*SRET (Suara sayatan pedang yang mendarat di tubuh ke sepuluh pelayan)
*AAARGHH
*SLASH (Suara bercak darah yang menyebar ke lantai istana)
**SRET
*SLASH
*AAARGHH*
***Robin yang telah diberi izin oleh Felix untuk menghukum ke sepuluh pelayan, langsung mengeksekusi ke sepuluh pelayan yang berlutut tadi di tempat. Ia membelah-belah tubuh sepuluh orang pelayan itu tanpa ampun dan dengan membabi buta.
Para pelayan yang melihat kejadian itu, hanya bisa menunduk dengan tubuh bergetar karena melihat bercak darah di mana-mana dan mayat-mayat sepuluh pelayan yang tergeletak di lantai istana dengan mata kepala mereka sendiri.
Setelah beberapa menit melakukan eksekusi, akhirnya eksekusi selesai. Robin langsung membersihkan pedangnya yang terdapat bercak darah. Felix dan George yang melihat eksekusi sepuluh pelayan tadi hanya menatap dengan tatapan datar tanpa ada rasa takut. George masih terus memeluk Drizella kecil sambil melihat eksekusi itu, untuk memastikan eksekusi itu benar-benar bersih agar tidak dilihat oleh Drizella kecil.
Setelah Eksekusi selesai, Felix langsung menyuruh para pelayan lain untuk membersihkan mayat sepuluh pelayan tadi.***
"Bersihkan kekacauan ini, singkirkan mayat-mayat ini karena mengganggu pemandangan dan biarkan aku yang mengurus sisanya." Ucap Felix sambil menunjuk sepuluh mayat pelayannya yang masih tergeletak di lantai.
"Ba... Baik!" Ucap para pelayan dengan nada gemetaran.
***Para pelayan langsung membawa sepuluh mayat pelayan tadi dengan cepat. Kemudian, Felix menggunakan kekuatannya untuk membersihkan noda darah dengan cepat, tanpa meninggalkan bau darah sedikitpun.***
*TRIING...
"Baiklah George, sudah selesai kau bisa melepas pelukan mu." Ucap Felix dengan tatapan cemburu.
"Baik yang mulia!" Ucap George.
Eh! Apa yang terjadi? Padahal baru sebentar. Apa yang terjadi sebenarnya? Aku tidak bisa melihat dan mendengar apapun tadi. George benar-benar memelukku dengan erat tadi. Dimana ya sepuluh orang pelayan tadi?
"Nah nona kecil. Ayo sekarang kita me kamar ku." Ucap Felix ramah.
"Yang mulia. Dimana para pelayan yang berlutut tadi?" Tanya Drizella penasaran.
"Anda tidak perlu khawatir soal itu nona. Mereka tidak akan lagi mengatakan hal buruk pada nona." Balas Robin
Hah? Apa-apaan Robin ini? Kenapa ia tiba-tiba mengajakku berbicara? Bukankah ia seharusnya membenci ku?
"Yang mulia jika anda mengizinkan, izinkan saya menjadi pengawal pribadi nona kecil ini." Ucap Robin
Hah?!!! Apa lagi ini? Ke... kenapa dia tiba-tiba begini aku tidak mengerti.
"Hmmm... Pengawal pribadi ya? Baiklah aku setuju." Ucap Felix tersenyum
Hei Felix! Teganya kau menyerahkan aku begitu saja dengan pria yang bahkan tidak akan bisa akur denganku!!!
"Tapi sebelum itu, ngomong-ngomong kita belum mengetahui nama gadis kecil ini. Nona manis, apa kau tau siapa namamu?" Tanya Felix ramah
Hah? Baru sekarang dia tanya namaku? Orang ini benar-benar. Apa aku langsung bilang namaku saja ya? Aku kan tidak ingat siapa yang memberiku nama! Yang aku ingat, aku tiba-tiba merasuki tokoh jahat Drizella. Hah sudahlah. Akting polos lah yang utama.
"Yang aku ingat. Namaku adalah Drizella." Ucap Drizella kecil pelan
"Drizella ya? Nama yang bagus." Ucap Felix
"Baiklah nona Drizella." Ucap George
***Tiba-tiba Robin berlutut ala ksatria di depan Drizella.***
Hah! Kenapa dia ini?!!!!!
"Nona Drizella. Nama saya adalah Robin Maxfield. Mulai hari ini saya akan menjadi pengawal pribadi Nona Drizella." Ucap Robin sambil mencium tangan kanan Drizella.
*Cup
HAH?! KENAPA JADI BEGINI?!!!!!
^^^*Bersambung.....^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments