Bab IV (Wanita Di Tengah Hutan Part II)

Di tengah kebingungannya tiba-tiba ada Seseorang yang menyapanya.

“Hai... kamu Lilis kan?”

Ucap seorang gadis berparas cantik hidung mancung, kulit putih rambut hitam sebahu tingginya kira-kira sama dengan Lilis 160 cm.

“Iya, kamu siapa?” Kok bisa tahu nama ku?” sahut Lilis keheranan.

“Tentu saja tau, rumah ku kan tidak jauh dari rumah mu, aku Luna.” ucap Luna seraya mengangkat tangannya untuk menjabat Lilis.

Lilis menyunggingkan bibirnya ke atas seraya berucap dalam hati.

“Keren juga ya namanya, Luna, aku yang dari kota saja di kasih nama Lilis, ayah memang aneh harus memberi nama nenek pada ku.” Lalu Lilis pun menerima jabatan tangan dari Luna.

“Kemarilah, kita mandi di sebelah sina, kamu mau ke sekolahkan hari ini?” Aku juga sekolah di SMAN 1 Mencong loh.”

Ucap Luna seraya memegang tangan Lilis, menuntunnya ke sebuah batu besar di tengah sungai.

“Kamu tahu sebanyak itu tentang aku?” tanya Lilis.

“Iya, tadi malam adik mu bergabung dengan kami, di tempat tongkrongan muda mudi, di alun-alun desa, lalu ia bercerita tentang kamu, adik mu ramah sekali.”

Ucap Luna, sambil membuka bajunya lalu memakai kain sarung sebagai basahan untuk mandi.

“Dasar Aldo, buaya rawa angker, baru semalam sudah dapat perempuan kampung, cantik bangat lagi.” batin Lilis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Lalu Lilis mengganti bajunya dengan kain sarung hijau sebagai basahan, saat Lilis mengguyur air ke tubuhnya.

brrrr....

“Air gunung memang beda, dinginnya asli bukan kaleng-kaleng, pemandangannya juga asri,” batin Lilis.

Ya, sungai itu begitu indah, hilir air yang begitu jernih mengalir deras, di sungai itu juga banyak bebatuan besar, teduh dan bikin hati nyaman.

“Kita pulang bersama ya?” ujar Luna.

“Apa? kita pulang sekarang?” sahut Lilis.

Lilis yang masih nyaman menikmati air jernih di tengah hutan masih ingin berlama-lama disana, tapi ia sadar kalau harus ke sekolah.

Saat keluar dari pemandian, Lilis mendengar ada yang berbisik ke telinga kirinya.

“Datanglah...,”

Namun Lilis mengabaikannya dan langsung pulang bersama Luna.

Pada saat di sekolah Lilis enggan untuk bergaul dengan teman-teman sekelasnya, dia merasa orang-orang disana tak sesuai dengan kriteria pertemanannya.

Begitu juga dengan Luna yang gagal mendekatinya selama berminggu-minggu, berbagai cara sudah Luna lakukan, tapi Lilis tak mau membuka hati.

Saat Luna sedang duduk di teras rumahnya, ia melihat Lilis lewat di jalan PNPM yang tepat di depan kediamannya.

“Lis, mau mandi sore ya?” ucap Luna.

“Iya, kenapa? mau ikut?” sahut Lilis.

“Tentu saja.”

Ucap Luna, bergegas masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil kerang sabun dan handuk, lalu secepat kilat kembali lagi ke hadapan Lilis, kemudian mereka pun berjalan menuju sungai bersama.

“Oh ya Lis, gimana menurut kamu soal desa kita?” tanya Luna.

“Apa perlu aku jelaskan?” jawab Lilis.

“Hei jangan begitu, bagaimana pun juga kamu sudah tinggal disini,” ucap Luna.

Saat mereka berdua sedang asyik mengobrol seraya berjalan menyisir jalan berpijakkan tanah liat kering, di hiasi pepohonan besar nan rindang menjulang tinggi, tiba-tiba Lilis melihat seseorang memperhatikan mereka dari salah satu pohon berjarak 1 meter di hadapan mereka.

“Kalau enggak salah, dia kan yang mengintip dari balik pohon besar di huluan sungai beberapa minggu yang lalu?” batin Lilis.

“Luna, apa kau melihat ada orang yang mengintip dari batang pohon itu?” Lilis mengarahkan matanya ke pohon yang ia maksud.

“Enggak, mana? aku enggak lihat.” ucap Luna, sambil melihat ke arah yang di maksudkan lalu celingak-celinguk.

“Tapi, kata penduduk dulu ada seorang perempuan yang di kubur di arah sana, kalau kamu penasaran kita bisa pergi ke sana.”

Ucap Luna seraya menunjuk jalan menuju kuburan dengan jari telunjuknya.

“Lucu sekali, sudah tau tempat serem masih saja mau kesana, aku enggak mau, kalau mau pergi, kau saja sendiri?” tutur Lilis yang tak suka ajakan dari Luna.

“Hehehe... aku cuma bercanda, ayo kita ke sungai saja, enggak usah kesana,” ucap Luna.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, Lilis dan Luna akhirnya sampai ke tujuan.

Mereka berdua masuk ke dalam pemandian wanita untuk menuntaskan hajat mereka.

Setalah dua gadis cantik ini selesai mandi, mereka bergegas untuk pulang. Saat hampir sampai ke desa, Lilis merogoh-rogoh sakunya mencari-cari sesuatu.

“Aduh ketinggalan lagi,” Batin Lilis.

Luna yang melihat Lilis sibuk sendiri dengan mimik wajah khawatir pun mulai bertanya.

“ Kenapa? Apa ada yang ketinggalan?”

“Handphone ku ketinggalan Lun di sungai,” Jawab Lilis.

“Ya ampun Lis,” ucap Luna dengan serius.

“Luna, tolong temani aku kembali kesana.”

Lilis meminta tolong kepada Luna untuk menemaninya ke sungai lagi, namun Luna agak khawatir sebab hari sudah memasuki waktu Magrib.

karena Lilis terus memohon, Luna pun jadi iba dan tidak bisa menolak lagi, akhirnya mereka kembali kesana, keadaan di dalam hutan sudah gelap sekali saat itu, Luna dan Lilis pun saling berpegangan tangan.

“Luna, kok kita lama bangat sampai ke sungainya, kita tidak salah jalankan?” ucap Lilis, karena waktu yang mereka tempuh sudah lebih dari 30 menit.

“Enggak tau Lis, harusnya kita kembali besok pagi saja,” sahut Luna.

“Enggak bisa, nanti kalau teman-teman kota ku menghubungi bagaimana Luna?” ucap Lilis.

“Tapi lihatlah, ini gelap sekali, kita juga belum sampai-sampai ke sungai, senter pun enggak ada, bukan tidak mungkin kita akan tersesat.”

Tutur Luna, dengan nada suara gemetar, hatinya begitu takut untuk meneruskan perjalanan, tapi berbalik pun tak bisa, dengan keadaan gelap gulita tanpa penerangan sedikit pun.

Hari juga sudah semakin malam, udara dingin sampai menusuk tulang, suasana mencekam menyelimuti mereka di tengah hutan tak berpenghuni manusia itu.

Angin yang bertiup kencang membuat dedaunan bergoyang, lalu bersentuhan dengan ranting yang menimbulkan suara berisik dan berhasil menaikkan bulu kuduk mereka berdua.

Lalu sayup-sayup terdengar suara yang terhantar oleh angin menyentuh telinga, memanggil nama Lilis dari dalam kegelapan hutan.

Semakin lama semakin jelas, dan semakin terasa dekat, meski wujudnya tak terlihat, namun, auranya dapat di rasakan.

Tiba-tiba purnama menunjukkan dirinya saat itu, membuat Lilis dan Luna merasa sedikit lega, setidaknya mereka bisa melihat jalan walau keadaan temaram.

“Lis..... Lis... Lilis.....”

Lilis dan Luna melihat ke arah sumber suara, Lalu mereka samar-samar melihat sesosok bayangan.

Kedua gadis desa itu pun merasa penasaran ingin melihat bayangan siapa itu sebenarnya, lalu mereka mengendap-endap mencari tahu apa gerangan.

Lilis menyingkap daun yang menghalangi pandangannya, setelah itu Lilis dan Luna melihat wanita berbaju putih sampai menyapu tanah, rambutnya juga putih panjang terurai sampai ketanah, membelakangi mereka, kedua gadis itu terperangah tak bisa berkata-kata.

“Kuntilanak.” Batin mereka sambil melihat satu sama lain.

Badan mereka seketika membatu, lutut gemetaran, dengan detak jantung yang dag dig dug seperti mau kabur dari tempatnya harus menyaksikan, sang kuntilanak perlahan-lahan memutar kepalanya saja, dengan tetap mempertahan kan posisi tubuhnya membelakangi mereka berdua.

Lilis dan Luna berteriak minta ampun dan tolong secara menggila, apa lagi saat kuntilanak itu mulai menyeringai.

Kikikikikik...

Ya, suara khas kuntilanak, sang primadona alam gaib.

Lilis dan Luna yang masih tak dapat bergerak satu centimeter pun hanya bisa berdo'a sebisa mereka.

Lilis membaca ayat qursi sebisanya.

ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUMU. LAA TA’KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI WARHAMNI WAJBURNI WARFA'NI WARZUQNI WAHDINI WA'AFINI WA'FU'ANNI.

Lilis yang gugup dan takut malah menggabungkan ayat kursi dan bacaan duduk di antara dua sujud.

“Bacaan mu salah Lis..,” ucap sang kuntilanak.

Lilis dan Luna yang sangat ketakutan setengah mati, menangis sambil mengucapkan lafaz.

“Lailahaillallah muhammadarrasulullah,” mereka berdua terus mengucapkannya dengan derai air mata.

Lalu sang kuntilanak itu memanggil nama Lilis dengan menggerakkan jemarinya.

Bersambung...

HAI READERS YANG MANIS JANGAN LUPA UNTUK SELALU DUKUNG AUTHOR DENGAN KASIH LIKE, KOMEN, VOTE SERTA TEKAN FAVORIT TERIMAKASIH BANYAK ❤️

Instagram :@Saya_muchu

Terpopuler

Comments

estycatwoman

estycatwoman

ngekekk guys untung bukn doa mau makan 🤣

2024-04-24

0

Park Kyung Na

Park Kyung Na

🤣🤣🤣🤣

2023-09-07

0

Mami Mara

Mami Mara

njirrr,, auto ngakak 😂😂

2022-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 BAB I (SIAPA YANG DI IKAT SAAT RAMADHAN PART I)
2 Bab II (Siapa Yang Di Ikat Saat Ramadhan Part II)
3 Bab III (Wanita Di Tengah Hutan Part I)
4 Bab IV (Wanita Di Tengah Hutan Part II)
5 Bab V (Wanita Di Tengah Hutan Part III)
6 Bab VII (Pangeran Cacing Part I)
7 Bab VII (Pangeran Cacing Part II)
8 Bab VIII (Pangeran Cacing Part III)
9 Bab IX (Ayah Part I)
10 Bab X (Ayah Part II)
11 Bab XI (Ayah Part III)
12 Bab XII (Rindu Wanita Senja Part I)
13 Bab XIII ( Rindu Wanita Senja Part II)
14 Bab XIV (Pengorbanan Ibu Sambung Part I)
15 Bab XV (Pengorbanan Ibu Sambung Part II)
16 Bab XVI (Suami ku? Part I)
17 Bab XVII (Suami ku? Part II)
18 Bab XVIII (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada Ku? Part I)
19 Bab XIX (Solo Hiking Part I)
20 Bab XX (Solo Hiking Part II)
21 XXI (Keranda Mayat Part I)
22 Bab XXII (Keranda Mayat Part II)
23 Bab XXIII (Istri Kedua Yang Sholeha)
24 Bab XXIV (Ramadhan Cinta Part I)
25 Bab XXV (Ramdhan Cinta Part II)
26 Bab XXVI (Ramadhan Cinta Part III)
27 Bab XXVII (Death Day Part I)
28 Bab XXVIII (Death Day Part II)
29 Bab XXIX (Death Day Part III)
30 Bab XXX (Saranjana)
31 Bab XXXI (Kamar No 20 Part I)
32 Bab XXXII (Kamar No 20 Part II)
33 Bab XXXIII (Kamar Nomor 20 Part III)
34 Bab XXXIV (Kamar Nomor 20 Part IV)
35 KAMI HIDUP BERDAMPINGAN HIATUS!
36 BAB XXXV (Lelaki Mata Gratisan)
37 Bab XXXVI (SELUAS SAMUDERA)
38 Bab XXXVII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 1)
39 Bab XXXVIII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 2)
40 Bab XXXIX (SAVE YALISA IN A DREAM PART 3)
41 Bab XL (Setan-setan Cinta Part 1)
42 Bab XLI (SETAN-SETAN CINTA PART 2)
43 BAB XLII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 4)
44 Bab XLIII (Guru Idola Part 1)
45 Bab XLIV (Guru Idola Part 2)
46 Bab XLV (Istri)
47 Bab XLVI (Apa Salah Ku, Ayah ibu? Part 1)
48 Bab XLVII (Apa Salah Ku Ayah, Ibu? Part 2)
49 Bab XLVIII (Lukisan Cinta Rio)
50 Bab XLIX (Suami)
51 Bab L (Bunga)
52 Bab LI (Buku Misterius Part 1)
53 Bab LII (Buku Misterius Part 2)
54 Bab LIII (Buku Misterius part 3)
55 Bab LIV (Cinta Danif)
56 Bab LV (Mantan)
57 Bab LVI (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada ku Part 2)
58 Bab LVII (Kamera)
59 Pernikahan Berdarah!
60 Tolong Othor!!!
61 Pelakor Tak Berdosa
62 Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
63 Terpaksa Menikahi Perjaka Tua
64 Istri Sholehah Berubah Menjadi Menyeramkan
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB I (SIAPA YANG DI IKAT SAAT RAMADHAN PART I)
2
Bab II (Siapa Yang Di Ikat Saat Ramadhan Part II)
3
Bab III (Wanita Di Tengah Hutan Part I)
4
Bab IV (Wanita Di Tengah Hutan Part II)
5
Bab V (Wanita Di Tengah Hutan Part III)
6
Bab VII (Pangeran Cacing Part I)
7
Bab VII (Pangeran Cacing Part II)
8
Bab VIII (Pangeran Cacing Part III)
9
Bab IX (Ayah Part I)
10
Bab X (Ayah Part II)
11
Bab XI (Ayah Part III)
12
Bab XII (Rindu Wanita Senja Part I)
13
Bab XIII ( Rindu Wanita Senja Part II)
14
Bab XIV (Pengorbanan Ibu Sambung Part I)
15
Bab XV (Pengorbanan Ibu Sambung Part II)
16
Bab XVI (Suami ku? Part I)
17
Bab XVII (Suami ku? Part II)
18
Bab XVIII (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada Ku? Part I)
19
Bab XIX (Solo Hiking Part I)
20
Bab XX (Solo Hiking Part II)
21
XXI (Keranda Mayat Part I)
22
Bab XXII (Keranda Mayat Part II)
23
Bab XXIII (Istri Kedua Yang Sholeha)
24
Bab XXIV (Ramadhan Cinta Part I)
25
Bab XXV (Ramdhan Cinta Part II)
26
Bab XXVI (Ramadhan Cinta Part III)
27
Bab XXVII (Death Day Part I)
28
Bab XXVIII (Death Day Part II)
29
Bab XXIX (Death Day Part III)
30
Bab XXX (Saranjana)
31
Bab XXXI (Kamar No 20 Part I)
32
Bab XXXII (Kamar No 20 Part II)
33
Bab XXXIII (Kamar Nomor 20 Part III)
34
Bab XXXIV (Kamar Nomor 20 Part IV)
35
KAMI HIDUP BERDAMPINGAN HIATUS!
36
BAB XXXV (Lelaki Mata Gratisan)
37
Bab XXXVI (SELUAS SAMUDERA)
38
Bab XXXVII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 1)
39
Bab XXXVIII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 2)
40
Bab XXXIX (SAVE YALISA IN A DREAM PART 3)
41
Bab XL (Setan-setan Cinta Part 1)
42
Bab XLI (SETAN-SETAN CINTA PART 2)
43
BAB XLII (SAVE YALISA IN A DREAM PART 4)
44
Bab XLIII (Guru Idola Part 1)
45
Bab XLIV (Guru Idola Part 2)
46
Bab XLV (Istri)
47
Bab XLVI (Apa Salah Ku, Ayah ibu? Part 1)
48
Bab XLVII (Apa Salah Ku Ayah, Ibu? Part 2)
49
Bab XLVIII (Lukisan Cinta Rio)
50
Bab XLIX (Suami)
51
Bab L (Bunga)
52
Bab LI (Buku Misterius Part 1)
53
Bab LII (Buku Misterius Part 2)
54
Bab LIII (Buku Misterius part 3)
55
Bab LIV (Cinta Danif)
56
Bab LV (Mantan)
57
Bab LVI (Dimana Letak Rasa Cinta Mu Pada ku Part 2)
58
Bab LVII (Kamera)
59
Pernikahan Berdarah!
60
Tolong Othor!!!
61
Pelakor Tak Berdosa
62
Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
63
Terpaksa Menikahi Perjaka Tua
64
Istri Sholehah Berubah Menjadi Menyeramkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!