Namaku Cahya Ningtias Putri biasa dipanggil Cahya ini bukan kisahku tapi kisah seram dari teman sebangku. Saat itu kami baru saja pulang dari kelas piano yang jaraknya tak jauh dari rumah kami sehingga cukup dengan berjalan kaki.
Di sela-sela perjalan Naura bercerita tentang kisah kelam dari Leb IPA yang ada di sekolahan kami. Saat itu Naura dan tiga sahabatnya yaitu Sarah, Megi, dan Yoga sedang mengerjakan tugas dari Bu Viona untuk meneliti sel-sel hewan.
Waktu itu keadaan sekolah sudah sepi tidak ada lagi murid yang berlalu lalang kecuali Naura dan tiga sahabatnya.
"Nar gimana kalo besok aja kita ke Leb gue takut"Ucap Megi ketakutan,"Megi besok itu hari te
akhir kita ngumpulin tugas.Ya kali besok bisa dapet poin kita" Balas Sarah.
"Sarah bener gi udah jangan takut ada kita"Kata Naura mencoba menenangkan Megi, "Iya gi udah jangan takut kayak anak kecil aja!" Sahut Yogi.
"Yaudah yuk..." Ajak Naura, mereka pun bergegas menuju tempat Leb hawa dingin mulai menyelimuti lorong-lorong sekolah yang sunyi dan gelap itu.
Singkat cerita mereka pun sampai dan segera mengerjakan tugas yang di berikan oleh Bu Viona namun, halnya dengan Megi yang mematung di tempat.
"Megi ayo jangan diem aja"Ucap Naura,"Iya gi bair kita cepet pulang dan elo gak ketakutan lagi"Bujuk Yogi dan segera menarik tangan Megi dari tempat.
Hampir setengah jam mereka meneliti tapi tak menemukan hasil sama sekali, sampai suara barang jatuh menagetkan Naura dan kawan-kawannya.
"haaa astobirulloh.." Ucap Sarah terkejut sambil memegang dadanya.
"Cuma botol tabung yang jatuh biar gue yang ngambil" Ujar Naura bergegas mengambil barang yang jatuh, saat ia mengambil botol tabung ia di kejutkan dengan ya itulah.
Naura pun segera mengajak sahabatnya untuk meninggalkan Leb.
"Ayo kita pulang"Ucap Naura gemetar, "Emang nya kenapa Nar tugas kita kan belum selesai" Balas Sarah penasaran, alih-alih dijawab Naura tetap menyuruh sahabatnya untuk segera meninggalkan Leb.
"Udah biarin mendingan kita pergi aja!" Pekik Naura dan segera menarik tangan Sarah untuk meninggalkan Leb di ikuti yang lain.
Saat di dalam mobil rasa penasaran Sarah, megi, dan Yogi mulai bergejola mereka tak tau apa yang sudah terjadi Naura, akhirnya salah satu dari mereka memberanikan diri bertanya.
"Nar sebenarnya apa yang terjadi, dan kenapa elo suruh kita cepet-cepet pulang kan tugas kita belum selesai?" Tanya Yogi penasaran.
Belum sempat Sarah menjawab Megi memotong percakapan keduanya.
"Nar apa yang elo lihat sama seperti apa yang gue lihat!" Ujar Megi mengejutkan semua.
"Hah emangnya apaan yang kalian lihat terus kenapa gue sama Yogi gak lihat"Pekik Sarah, "Iya, coba ceritain biar kita gak penasaran" Sahut Yogi yang juga ikut penasaran.
Tiba-tiba Naura segera mengakhiri ceritanya dengan alasan jika ia tak bisa melanjutkan ceritanya.
"Hmm, Cahya maaf ya cerita cukup sampai disini gpp kan soalnya gue harus pulang cepet masih ada urusan" ujar kepada Cahya yang berjalan di samping nya,
"Oh gpp kok santai aja" Balas Cahya singkat dengan senyum manisnya.
"Yaudah gue duluannya. Daaaa Ya" Kata Naura untuk terakhir kalinya, mereka pun berpisah di persimpangan jalan.
Tak lama mereka berpisah terdengar suara tabrakan karna penasaran Cahya pun segera menghampiri dan ia di kejutkan dengan Naura yang sudah tergeletak berumuran darah.
Singkat cerita Cahya masih saja penasaran tentang cerita yang belum sempat selesai dari Naura. Saking penasaran nya ia mencoba untuk ke ruang Leb habis pulang sekolah namun ia dihentikan oleh salah satu temannya, Yang tak ingin Cahya bernasib sama seperti Naura.
"Lo mau kemana dan kenapa elo masih ada di sekolah" Pekik siswa yang ada di belakang nya. Cahya pun segera mempalingkan wajahnya ke sumber suara itu.
"Melinda.."
"Lo mendingan pulang jangan sampek elo bernasib sama seperti Naura" Ujar Melinda, namun saat Melinda mengatakan itu Naura semakin penasaran.
"Sebenarnya ada apa dan maksud elo bernasib sama itu apa? elo tau tentang misteris leb ipa" Tanya Cahya
"Lo mau tau kenapa gue larang elo ke Leb Ipa pukul lima sore" Ucap Melinda dan Cahya pun mengangukkan kepalanya.
Belum sempat Melinda cerita mereka mendengar suara tangisan yang bersumber dari toilet peremuan dekat Leb Ipa. Saat itu pikiran mereka masih positif karena ini masih sore mungkin ada Siswi yang terkunci karena kejahilan temenya.
Keduanya pun memberanikan diri menghampiri toilet itu dan saat mereka sudah berada di depan pintu masuk toilet. Suara itu pun melemah dan menghilang karena takut terjadi apa-apa mereka pun segera membuka masuk dan membuka satu persatu pintu toilet.
Namun sayangnya mereka tak menemukan apa-apa hanya toilet kosong, keduanya mulai saling berdekatan.
"Mel.. kok gak ada siapa-siapa"Ucap Cahya gemetar dengan keringat bercucuran, sedangkan Melinda hanya bisa terdiam tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
Tiba-tiba lampu yang ada di toilet hidup mati berulang-ulang, Cahya pun berteriak sehiterisnya karena melihat ada seseorang di pojok toilet dengan memakai seragam sekolah. Sedang menatap Ia dan Melinda dengan mata yang melotot bewarna merah.
Tampa berpikir panjang mereka pun segera berlari meninggalkan tempat itu.
~♥~ Thanks You~♥~