judul : Perjuangan Anak Desa
Di pagi hari yang cerah diiringi oleh kicauan burung merpati, tanah basah akibat hujan deras yang mengguyur bumi saat di malam hari, sosok anak remaja berdiri di depan rumahnya menatap suasana yang terlihat sunyi.Dia adalah Arlan anak yang cerdas tetapi berasal dari keluarga yang kurang
mampu, membuat ia tak bisa melanjutkan sekolahnya ke pendidikan yang lebih tinggi. Setiap hari Arlan membantu orang tuanya berjualan, meskipun begitu Arlan tetap giat untuk belajar.
Di suatu ketika saat Arlan membantu ibunya berjualan kue, Arlan menemukan secarik kertas tentang
beasiswa untuk anak yang kurang mampu melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi,
Arlan tertarik dengan beasiswa tersebut, namun ia tidak yakin apakah ia bisa mendapatkannya.
" Aku akan mencobanya," tekadnya.
Arlan pun mencalonkan dirinya untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
Setiap hari Arlan belajar bahkan meminta
bantuan kepada orang tuanya untuk membimbingnya belajar, namun Arlan tak lupa tetap membantu mereka berjualan kue demi menyambung hidup.
" Tidak usah berjualan kue, kamu fokus untuk belajar nak," ucap ibu Arlan sambil mendekatinya.
" Itu sudah tugas Arlan membantu orang tua Ma, lagian aku senang," ucap Arlan terdengar tulus.
Satu bulan setelah Arlan mengikuti tes beasiswa tersebut, Arlan di nyatakan lulus dan mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, Arlan
sangat bersyukur atas pencapaian yang ia dapatkan.
Arlan mendapatkan informasi bahwa ia akan mulai bersekolah di hari senin, Arlan belajar dengan
giat ia juga tak lupa membantu kedua orang tuanya.
Hari senin telah tiba hari dimana Arlan akan memulai masa putih abunya, Arlan berangkat ke
sekolah dengan seragam pemberian tetangga rumahnya.
Di sekolah SMA NEGERI BANGSA, Arlan menjadi bahan gunjingan oleh siswa-siswi lain yang yang
mengetahui latar belakang Arlan.
Arlan pulang ke rumahnya dengan keadaan yang berantakan ibu dan ayahnya khawatir dengan keadaan anak semata wayang mereka.
"Kamu kenapa nak? " tanya ibu Arlan melihat putranya melamun.
" Aku diejek ibu, mereka mengatakan aku anak miskin dan jelek, " jawab Arlan menceritakansemua kejadian yang menimpa dirinya.
"Tidak apa-apa nak, walaupun mereka mengejekmu, buktikan bahwa orang miskin pun pantas mendapat penghargaan selaa ingin berusaha," motivasi ibu budi menepuk pundak anaknya dengan senyum lebar.
"Baik ibu, Arlan akan buktikan kepada mereka, bahwa aku bisa" semangat Arlan saat mendengar nasehat ibunya.
Keesokan harinya Arlan di sekolah di tunjuk untuk mengikuti Olimpiade cerdas cerpat, Arlan
menerimanya dengan percaya diri, Arlan belajar dengan giat, meskipun ia sempat
menyerah melakukan hal itu, namun semangat budi kembali semangat, membuatnya kembali belajar. Siang hingga malam ia terus belajar di ikuti
dengan dukungan kedua orang tuanya.
hingga tiba hari dimana Arlan akan mengikuti Olimpiade, Arlan pergi ke tempat acara, dibimbing
oleh guru pengajar dan kepala sekolah, Arlan tak henti-hentinya untuk memanjatkan doa.
Waktu dua jam untuk Olimpiade telah selesai, tiba saatnya untuk mengumumkan pemenang dalam kompetisi.Hasilnya mengejutkan lantaran ia di nyatakan menang dan mendapatkan juara satu dalam
Olimpiade tersebut.
Arlan tak henti-hentinya mengucapkan allhamdulillah di dalam hatinya atas kemenangannya.
Setelah ia menerima piagam, Arlan pulang ke rumahnya dengan membawa medali dan sertifikat
dengan senyum bahagia, kedua orang tuanya juga bahagia dan sangat bangga.
Sedangkan di sekolah Arlan tak lagi menjadi bahan ejekan siswa-siswi setelah ia berhasil membuktikan
bahwa ia berhasil membawa piala pulang dengan hasil kerja kerasnya.
Banyak siswa-siswi yang ingin berteman dengannya setelah Olimpiade tersebut, bahkan mereka mulai
menerima latar belakang Arlan yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.