Bel istirahat baru saja berdering, saat tiba-tiba suasana SMA Garuda berubah mencekam. Sekelompok preman masuk ke area sekolah, membuat para siswa dan guru panik berlarian.
"Mana Markonah?!" teriak salah seorang preman dengan suara lantang sambil mengacungkan pistol. "Kami cari Markonah!"
Markonah yang sedang asyik makan siomay di kantin bersama Zikri langsung tersentak. Dia tau, ini bukan masalah biasa.
"Lo diem di sini," kata Markonah pada Zikri dengan nada серьезный. "Ini urusan gue."
"Nggak! Gue nggak akan biarin lo sendirian," jawab Zikri, "Kita hadapi mereka sama-sama."
Tiba-tiba, salah seorang preman menembak ke arah Markonah. Dor!
Semua orang menjerit ketakutan.
Tapi, saat Peluru itu mengenai kepala Markonah, justru peluru itu mental dan mengenai preman yang menembak tadi. Preman itu langsung tersungkur dengan darah bercucuran di kepala.
"Gila! Dia beneran kebal!" teriak salah seorang preman yang lain.
Markonah menarik Zikri ke tempat yang lebih aman. "Udah gue bilang, ini urusan gue," kata Markonah. "Lo nggak perlu ikut campur."
"Tapi gue nggak bisa biarin lo celaka," jawab Zikri. "Gue sayang sama lo."
Markonah terdiam mendengar ucapan Zikri. Dia tau, Zikri beneran sayang sama dia.
"Oke, tapi lo harus janji sama gue, lo harus hati-hati," kata Markonah. "Jangan sampe lo kenapa-kenapa."
"Siap!" jawab Zikri dengan semangat.
Sementara itu, para siswa cowok SMA Garuda nggak tinggal diam. Mereka bersatu padu melawan para preman dengan sekuat tenaga. Zikri yang biasanya cuma ngoding di depan komputer, kini terpaksa ikut bertarung.
"Ayo, kita kasih pelajaran sama mereka!" teriak salah seorang siswa.
Para siswa cowok SMA Garuda menyerang para preman. Meskipun nggak punya ilmu bela diri, mereka berani melawan para preman yang bersenjata.
Markonah terus memperhatikan Zikri dari kejauhan. Dia tau, Zikri nggak sekuat dan sekebal dirinya. Dia takut Zikri terluka.
"Zikri, hati-hati!" teriak Markonah.
Tiba-tiba, Boris, si biawak kesayangan Markonah keluar dari tas Markonah. Dia langsung lari ke arah para preman dan menggigit kaki mereka.
"Aduh! Sakit!" teriak para preman sambil berusaha melepaskan gigitan Boris.
Boris terus menggigit kaki para preman sampe mereka kewalahan. Para preman jadi nggak fokus dan mulai kehilangan kendali.
Markonah tersenyum melihat aksi Boris. "Good job, Boris!" teriak Markonah.
Dengan bantuan para siswa cowok dan Boris, para preman akhirnya berhasil dikalahkan. Para preman yang terluka langsung kabur meninggalkan SMA Garuda.
Setelah para preman pergi, semua orang bersorak gembira. Mereka berhasil menyelamatkan sekolah mereka dari serangan preman.
Markonah langsung menghampiri Zikri. Dia meluk Zikri erat-erat.
"Lo nggak apa-apa kan?" tanya Markonah, khawatir.
"Gue nggak apa-apa," jawab Zikri. "Gue cuma sedikit lecet."
Markonah ngelepas pelukannya dan ngeliat Zikri. Dia senyum.
"Gue bangga sama lo," kata Markonah. "Lo udah berani ngelawan para preman."
"Itu semua karena lo," jawab Zikri. "Gue pengen ngelindungin lo."
Markonah terharu mendengar ucapan Zikri. Dia nyium Zikri dengan lembut.
"Gue juga sayang sama lo," bisik Markonah.
Di tengah kekacauan dan ketegangan, cinta Markonah dan Zikri justru semakin menguat. Mereka menyadari, cinta sejati bisa tumbuh di mana saja, bahkan di tengah medan pertempuran.