Perhatian:
Cerpen ini berisi materi yang dibagikan di Ruang Author. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
•••
Selamat malam, All.
Malam ini aku mau bagi sedikit materi lagi dengan judul "Tips Menulis Dialog yang Natural"
Kesalahan yang seringkali kita ulang adalah menulis dialog basa-basi, menulis dialog ping-pong serta menulis dialog yang terlalu lebay dan terkesan tidak natural.
Bukan cuma kamu, aku pun sering menulis dialog seperti ini. So, mari kita belajar bersama malam ini!
Sebelum mulai aku mohon selama sesi materi TIDAK ADA CHAT, KOTAK, STIKER ATAU APA PUN ITU, YA.
Tujuannya, agar materi yang dibagikan tidak tertimbun chat, dll. Ada pun chat yang tidak sengaja terkirim akan langsung aku hapus otomatis.
Terima kasih.
***
Kita harus ingat dulu bahwa dialog itu digunakan untuk menggerakkan emosi, bukan menjelaskan cerita.
Contoh dialog yang tidak natural:
"Aku marah karena kau telah berselingkuh dengannya selama 5 tahun."
Alih-alih langsung memberitahu pembaca, lebih baik kita membuat mereka penasaran lewat dialog si tokoh.
Misalnya: "5 tahun. Kau pikir aku tidak akan tahu semuanya?"
Dengan begini, pembaca akan mengira apa sih yang sedang dibahas si tokoh? Jangan-jangan ...
Selanjutnya, ingat juga bahwa dialog yang natural itu "biasanya" pendek, kadang terpotong dan ambigu, serta penuh emosi yang tersembunyi.
Contoh:
"Kau serius? Perempuan itu yang kau pilih? Apakah tidak ada perempuan lain yang lebih baik lagi?"
Coba bedakan dengan dialog ini:
"Aku tidak setuju kau memilih perempuan itu."
> Dialog mana yang lebih menekankan emosi tersembunyi?
Dialog itu juga harus memiliki fungsi. Misalnya untuk menyerang, membela diri, menyembunyikan sesuatu, melukai hati, atau juga memancing reaksi.
Contoh: "Kau yakin dengan keputusanmu? Kau yakin akan bahagia bersamanya?"
Kalimatnya sederhana tapi bisa untuk menunjukkan keraguan, ketidakyakinan dan tidak rela.
Dialog itu juga harus memiliki fungsi. Misalnya untuk menyerang, membela diri, menyembunyikan sesuatu, melukai hati, atau juga memancing reaksi.
Contoh: "Kau yakin dengan keputusanmu? Kau yakin akan bahagia bersamanya?"
Kalimatnya sederhana tapi bisa untuk menunjukkan keraguan, ketidakyakinan dan tidak rela.
Terlebih lagi, jangan pernah mengulang informasi yang sama atau sudah jelas.
Pembacamu itu bukan orang bodohh yang harus diberi informasi lagi dan lagi.
Contoh:
Alih-alih memberitahu kedua tokohmu sudah menikah selama lima tahun.
"Kau adalah suamiku dan kita sudah menikah selama lima tahun."
Kamu lebih baik menulis > "5 tahun, kita sudah bersama selama itu, tapi kenapa kau tetap tak bisa mencintaiku?"
Tips berikutnya, jangan lupa untuk sisipkan reaksi tokoh. Dialog yang tanpa reaksi itu akan terasa kering, hambar.
Misalnya:
Ia tertawa kecil, tak percaya sudah dibohongi. "Aku sudah salah mengira selama ini," katanya dengan suara parau.