Ini kisah si Ciprut semasa di Sekolah Menengah Atas. Dia punya mimpi setinggi langit. Salah satunya berkeliling dunia. Maka dia pun belajar sungguh-sungguh untuk bisa mewujudkan mimpinya.
Suatu hari, Ciprut baru pulang dari sekolah. Setelah turun dari angkutan umum, dia pun berjalan melewati jalan setapak sekitar 500 meter. Di tengah jalan, Ciprut menemukan sebuah teko usang dengan motif naga. Diambilnya teko itu dan dibawanya pulang.
"Lumayan, bisa untuk tempat air minum," batinnya.
Sesampainya di rumah, dicucinya teko tersebut sampai bersih. Ketika Ciprut mengelapnya agar kering, tiba-tiba keluar asap tipis dari dalam teko. Karena terkejut, refleks Ciprut melemparkan teko itu ke lantai. Lalu muncullah sesosok makhluk transparan dari bekas asap.
"Terima kasih telah melepaskanku dari kutukan ribuan tahunku," kata makhluk tembus pandang itu.
"Si... siapa kamu?!" pekik Ciprut.
"Aku adalah jin dari Timur Tengah."
"Kamu Om Jinnya Jun?"
"Hahaha... bukan. Itu sepupuku," jawab si jin sepupunya jin Mustofa.
"Sebagai hadiah karena kamu telah membebaskanku dari kutukan, aku akan mengabulkan satu permintaanmu," lanjut si jin, Mustahal namanya.
"Kok cuma satu? Biasanya kan tiga," sanggah Ciprut seraya menunjukkan tiga jarinya di depan muka jin Mustahal.
"Hahaha... Sebelum lulus ujian aku sudah melanggar peraturan. Jadi hanya satu yang bisa kukabulkan."
"Jin berandal rupanya," batin Ciprut.
"Aku bukan berandal," sahut jin Mustahal.
"Hehehe..." Ciprut menggaruk kepalanya yang sedikit gatal.
"Baiklah, cepat katakan apa keinginanmu."
"Mmm... Aku mau... Apa, ya?" Ciprut mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk sambil berpikir. "Aha...," ujar Ciprut.
"Apa?" tanya jin Mustahal antusias.
"Aku mau keliling dunia dengan mudah. Tanpa paspor, visa, maupun biaya," jawab Ciprut dengan senyum lebarnya.
"Oh... Itu mudah." Jin Mustahal menjentikkan jarinya. Sekejap mata muncullah sebuah kotak persegi panjang di depan Ciprut.
"Bukalah," perintah jin Mustahal.
Ciprut pun membuka kotak itu. Matanya membelalak karena terkejut dengan hadiah dari jin Mustahal, yang ternyata adalah sebuah papan permainan **MONOPOLY**.
"Lah... Kok permainan monopoly? Ini sih di toko mainan juga banyak," celetuk Ciprut dengan cemberut.
"Sudah kubilang, aku belum sempat lulus ujian kesaktian. Jadi, ya samplenya dulu untuk saat ini," jawab jin Mustahal.
"Terus, yang asli kapan?"
"Tunggu aku lulus."
"Kapankah itu?"
"Seribu tahun lagi." Jin Mustahal tersenyum smirk.
Ciprut pun melempari jin Mustahal dengan teko temuannya tadi.
Tidak ada yang instan di dunia ini.
Semua hal butuh proses yang tidak semudah meminta pada jin.
Karena jin pun hanya makhluk Tuhan yang tentunya punya keterbatasan.
Kita harus berusaha untuk mewujudkan mimpi kita.