Matahari mulai tenggelam, mewarnai langit dengan gradasi jingga dan ungu. Markonah dan Zikri baru saja sampai di depan rumah Markonah.
"Makasih ya, udah nemenin gue jalan-jalan," kata Markonah sambil senyum.
"Sama-sama," jawab Zikri. "Gue juga seneng bisa jalan-jalan sama lo."
"Yaudah, gue masuk dulu ya," kata Markonah. "Lo hati-hati di jalan."
"Siap," jawab Zikri. Dia ngeliatin Markonah sampe masuk ke dalam rumah.
Setelah Markonah masuk, Zikri langsung tancap gas ke tempat gym langganannya. Dia udah nggak sabar pengen latihan.
"Gue harus buktiin ke Markonah, kalau gue juga bisa jadi cowok keren," kata Zikri dalam hati.
Sementara itu, di rumahnya, Markonah lagi nyiapin makan malam buat dirinya dan Boris. Menu malam ini: ikan bakar dan sayur kangkung.
"Boris, sini makan!" teriak Markonah.
Boris langsung nyamperin Markonah dan mulai makan dengan lahap.
Selesai makan, Markonah dan Boris langsung tidur bareng di kasur. Markonah meluk Boris erat-erat.
"Good night, Boris," bisik Markonah.
Boris ngejawab Markonah dengan suara khasnya: "Kroook... kroook..."
Markonah ketawa. Dia nutup matanya dan langsung tidur.
Di tempat lain, Zikri udah sampe di tempat gym. Dia langsung ganti baju dan mulai pemanasan.
"Semangat, Zikri!" teriak pelatih gymnya, nyemangatin.
Zikri ngangguk dan mulai ngangkat beban. Dia ngangkat beban seberat mungkin, sampe otot-ototnya keliatan menonjol.
"Gue harus kuat," kata Zikri dalam hati. "Gue harus bisa ngelindungin Markonah."
Zikri terus latihan sampe larut malam. Dia nggak peduli meskipun badannya udah capek dan pegel-pegel. Yang penting, dia bisa jadi lebih kuat dan lebih keren.
Setelah selesai latihan, Zikri pulang ke rumah dengan badan yang lemas. Dia langsung mandi dan tidur.
Di dalam tidurnya, Zikri mimpi tentang Markonah. Dia mimpi tentang mereka berdua lagi jalan-jalan di pantai, ketawa-ketawa, dan saling mencintai.
Zikri senyum dalam tidurnya. Dia ngerasa bahagia bisa punya Markonah di hidupnya.
Keesokan harinya, Zikri bangun dengan badan yang masih pegel-pegel. Tapi, dia tetep semangat buat pergi ke sekolah.
Dia pengen ketemu sama Markonah dan ngasih tau dia tentang latihannya semalem.
"Gue pengen Markonah bangga sama gue," kata Zikri dalam hati.
Zikri langsung mandi dan ganti baju. Setelah itu, dia sarapan dan langsung berangkat ke sekolah.
Di sekolah, Zikri nyariin Markonah di kelas. Tapi, Markonah nggak ada.
"Kemana ya Markonah?" gumam Zikri.
Tiba-tiba, seorang temennya nyamperin Zikri.
"Zikri, lo dicariin sama Markonah di taman belakang sekolah," kata temennya.
Zikri kaget. "Markonah nyariin gue?" tanyanya.
"Iya," jawab temennya. "Dia bilang, ada yang pengen dia omongin sama lo."
Zikri langsung lari ke taman belakang sekolah. Dia penasaran, apa yang pengen diomongin sama Markonah.
Sesampainya di taman belakang sekolah, Zikri ngeliat Markonah lagi duduk di bangku taman. Markonah keliatan sedih.
"Markonah, lo kenapa?" tanya Zikri, khawatir.
Markonah ngangkat kepalanya dan ngeliat Zikri. Dia nangis.
"Zikri, gue... gue..." kata Markonah, nggak bisa ngelanjutin kalimatnya.
"Lo kenapa, Markonah?" tanya Zikri lagi, makin khawatir.
Markonah narik napas dalam-dalam. "Gue... gue diputusin sama pacar gue," katanya.
Zikri kaget. "Lo diputusin?" tanyanya, nggak percaya.
Markonah ngangguk. "Iya," jawabnya. "Dia bilang, dia udah nggak sayang lagi sama gue."
Zikri ngerasa kasihan sama Markonah. Dia ngedeketin Markonah dan meluk dia erat-erat.
"Udah, jangan sedih," kata Zikri. "Masih ada gue di sini. Gue bakal selalu ada buat lo."
Markonah nangis di pelukan Zikri. Dia ngerasa tenang dan nyaman di deket Zikri.
Zikri ngelus-ngelus rambut Markonah dengan lembut. Dia pengen ngilangin kesedihan Markonah.
"Gue janji, gue bakal bikin lo bahagia," kata Zikri. "Gue bakal jadi pacar yang lebih baik dari dia."
Markonah ngelepas pelukannya dan ngeliat Zikri. Dia senyum.
"Makasih, Zikri," katanya. "Lo emang sahabat terbaik gue."
Zikri senyum balik ke Markonah. Dia ngangkat dagu Markonah dan nyium dia dengan lembut.
Markonah ngebales ciuman Zikri. Mereka ciuman di taman belakang sekolah, di bawah sinar matahari yang hangat.
Di kejauhan, Boris ngeliatin mereka sambil senyum. Dia seneng ngeliat Markonah dan Zikri bahagia.
"Kroook... kroook..." kata Boris, seolah-olah ngucapin selamat buat Markonah dan Zikri.