"Markonah! Bangun! Udah siang!"
Suara berat itu bukan dari emak atau babehnya, melainkan dari Boris, si biawak kesayangan Markonah. Boris nyodok-nyodok pipi Markonah pake moncongnya yang dingin.
Markonah menggeliat. "Aduh, Boris... ganggu aja deh. Ini kan hari Minggu," gumamnya sambil narik selimut.
Tapi, Boris nggak nyerah. Dia terus nyodok-nyodok Markonah sampe akhirnya Markonah bangun juga.
Markonah ngucek-ngucek matanya. Dia ngeliat sekeliling kamarnya. Semuanya sama kayak biasanya: poster monyet bertebaran di dinding, boneka biawak numpuk di atas lemari, dan aroma parfum lavender yang menenangkan.
Tiba-tiba, Markonah inget mimpinya semalem. Mimpi tentang dia diculik, diselametin sama Zikri, dan Zikri punya kekuatan super. Mimpi yang sekaligus bikin dia merinding.
"Itu cuma mimpi," gumam Markonah. "Zikri mana mungkin punya kekuatan super. Dia kan cuma cowok kulkas yang kerjaannya ngoding mulu."
Markonah bangkit dari tempat tidur dan langsung mandi. Setelah mandi, dia nyiapin sarapan buat dirinya dan Boris. Menu hari ini: nasi goreng pete dan daging ayam cincang buat Boris.
Sambil nyuapin Boris, Markonah mikirin Zikri lagi. Dia penasaran, Zikri lagi ngapain ya sekarang? Apa dia lagi ngoding? Atau lagi tidur? Atau jangan-jangan... lagi mikirin dia?
"Ah, ngaco!" kata Markonah sambil ngegeleng-gelengin kepalanya. "Nggak mungkin Zikri mikirin gue. Dia kan nggak sama sekali."
Sementara itu, di tempat lain, Zikri lagi angkat beban di gym. Dia keringetan, mukanya merah padam, tapi dia tetep semangat.
"Ayo, Zikri! Tambah lagi! Jangan mau kalah sama omongan orang!" teriak pelatih gymnya, nyemangatin.
Zikri emang sering dirasisis sama temen-temennya. Mereka bilang, dia terlalu kurus, terlalu pucat, dan terlalu culun. Mereka ngejek dia nggak pantes jadi cowok.
Zikri sebenernya sakit hati denger omongan mereka. Tapi, dia nggak mau nunjukkin. Dia cuma diem dan terus berusaha buat ngebuktiin kalau dia juga bisa jadi cowok keren.
Makanya, dia mulai ngegym. Dia pengen punya badan yang lebih berisi, biar nggak dibilang kurus lagi. Dia juga pengen punya otot, biar nggak dibilang culun lagi.
"Gue bakal buktiin ke mereka," kata Zikri dalam hati. "Gue bakal jadi cowok yang lebih baik."
Setelah selesai ngegym, Zikri pulang ke rumah. Dia mandi dan ganti baju. Hari ini, dia punya rencana buat ke pantai
Markonah emang sering ngajak Boris jalan-jalan. Biasanya, mereka pergi ke taman kota atau ke kebun binatang. Markonah suka ngeliatin Boris berinteraksi sama hewan-hewan lain. Dia juga suka ngeliatin ekspresi orang-orang yang kaget ngeliat dia bawa biawak.
"Boris itu bukan cuma hewan peliharaan buat gue," kata Markonah. "Dia itu sahabat gue. Dia itu keluarga gue."
Markonah sayang banget sama Boris. Dia udah ngerawat Boris dari kecil. Dia ngasih makan, mandiin, dan ngajak Boris tidur bareng.
"Boris itu udah kayak anak gue sendiri," kata Markonah sambil ketawa.
Hari ini, Markonah pengen ngajak Boris ke tempat yang baru. Dia pengen ngajak Boris ke pantai.
"Boris pasti seneng banget main air di pantai," kata Markonah. "Dia kan suka banget sama air."
Markonah nyiapin perlengkapan buat Boris: handuk, солнцезащитный крем, dan topi pantai. Dia juga nyiapin makanan buat Boris: ikan segar dan buah-buahan.
Setelah semuanya siap, Markonah ngajak Boris keluar rumah. Dia naik motor dan boncengin Boris di belakang.
"Pegangan yang kuat ya, Boris!" teriak Markonah. "Kita mau ke pantai!"
Boris ngejawab Markonah dengan suara khasnya: "Kroook... kroook..."
Markonah ketawa. Dia ngegas motornya dan langsung melaju ke arah pantai.
Di tengah perjalanan, Markonah nggak sengaja papasan sama Zikri. Zikri lagi jalan kaki sambil dengerin musik.
Markonah ngerem motornya. "Zikri!" teriaknya.
Zikri nengok. Dia kaget ngeliat Markonah boncengin biawak.
"Lo mau kemana?" tanya Zikri.
"Mau ke pantai," jawab Markonah. "Lo mau ikut?"
Zikri mikir sebentar. "Boleh deh," jawabnya. "Tapi gue nggak bawa baju renang."
"Santai aja," kata Markonah. "Yang penting lo bawa diri lo."
Zikri senyum. Dia naik ke motor Markonah dan duduk di belakang.
"Pegangan yang kuat ya, Zikri!" teriak Markonah. "Kita mau ke pantai!"
Zikri meluk pinggang Markonah. "Siap!" jawabnya.
Markonah ngegas motornya dan langsung melaju ke arah pantai.
Di sepanjang perjalanan, Markonah dan Zikri ngobrol dan ketawa-ketawa. Mereka ngebahas banyak hal: tentang sekolah, tentang teman-teman, dan tentang mimpi-mimpi mereka.
Markonah ngerasa nyaman banget di deket Zikri. Dia ngerasa bahwa Zikri adalah orang yang tepat buat dia.
Zikri juga ngerasain hal yang sama. Dia ngerasa bahwa Markonah adalah cewek yang paling unik dan paling menarik yang pernah dia temui.
"Gue sayang sama lo, Markonah," kata Zikri dalam hati. "Gue pengen selalu ada di samping lo."
Akhirnya, mereka sampe di pantai. Markonah markirin motornya dan langsung nurunin Boris.
Boris langsung lari ke arah air. Dia nyemplung ke laut dan mulai berenang-renang.
Markonah dan Zikri ngeliatin Boris sambil ketawa-ketawa. Mereka seneng ngeliat Boris bahagia.
"Boris seneng banget ya main air," kata Zikri.
"Iya," jawab Markonah. "Dia emang suka banget sama air."
Markonah dan Zikri kemudian nyari tempat buat duduk. Mereka nemuin sebuah pohon kelapa yang rindang.
Mereka duduk di bawah pohon kelapa dan ngeliatin pemandangan pantai yang indah.
"Gue seneng banget bisa jalan-jalan sama lo," kata Zikri.
"Gue juga," jawab Markonah. "Gue nggak nyangka lo mau ikut."
"Kenapa enggak?" tanya Zikri. "Gue kan sayang sama lo."
Markonah kaget denger perkataan Zikri. Dia nggak nyangka Zikri bakal ngungkapin perasaannya secepet ini.
"Lo... lo serius?" tanya Markonah, gugup.
Zikri ngangguk. "Gue serius," jawabnya. "Gue udah lama sayang sama lo."
Markonah nangis. Dia meluk Zikri erat-erat.
"Gue juga sayang sama lo, Zikri," jawabnya.
Zikri ngebales pelukan Markonah. Dia nyium kening Markonah dengan lembut.
"Gue janji bakal selalu ada buat lo," kata Zikri. "Gue bakal selalu ngelindungin lo."
"Gue juga janji bakal selalu ada buat lo," jawab Markonah. "Gue bakal selalu nyemangatin lo."
Markonah dan Zikri ciuman di bawah pohon kelapa. Ciuman yang dan penuh cinta.
Di kejauhan, Boris ngeliatin mereka sambil senyum. Dia seneng ngeliat Markonah dan Zikri bahagia.
"Kroook... kroook..." kata Boris, seolah-olah ngucapin selamat buat Markonah dan Zikri.
Minggu itu jadi hari yang nggak bakal dilupain sama Markonah dan Zikri. Hari di mana mereka ngungkapin perasaan mereka dan memulai hubungan yang baru. Hubungan yang penuh cinta, , dan kebahagiaan.