Senja Jakarta emang nggak ada obat. Macetnya bikin emosi, tapi langitnya bisa bikin luluh. Kayak sore ini, Anya lagi berdiri di rooftop sebuah coffee shop di daerah Kemang, sambil nyeruput iced latte dan dengerin playlist "chill vibes" di Spotify.
Tiba-tiba, ada cowok nyamperin. Bukan tipe-tipe "anak Jaksel" yang sok cool dan main aman. Cowok ini beda. Rambutnya agak berantakan, pakai hoodie oversized, dan bawa gitar akustik.
"Ganggu nggak?" tanyanya, sambil senyum. Senyumnya itu lho, Anya langsung ngerasa kayak ada yang nyetrum.
"Ehm, nggak kok," jawab Anya, agak salting.
"Gue Elvan," katanya, sambil ngulurin tangan.
"Anya," jawab Anya, sambil ngebales jabatan tangannya.
Elvan duduk di kursi sebelah Anya. "Playlist lo asik juga," katanya, sambil ngelirik HP Anya. "Tapi kayaknya kurang satu lagu."
"Lagu apa?" tanya Anya, penasaran.
Elvan ngambil gitarnya. "Lagu ini," katanya, terus mulai mainin intro sebuah lagu yang familiar banget di telinga Anya. Itu lagu "Perfect" - Ed Sheeran.
Anya langsung merinding. Bukan cuma karena lagunya emang bagus, tapi juga karena suara Elvan yang merdu banget. Dia nyanyi sambil natap Anya, tatapan yang bikin Anya ngerasa kayak cuma ada berdua di dunia ini.
Selesai nyanyi, Elvan senyum lagi. "Gimana? Udah lebih perfect playlist lo?"
Anya ketawa. "Lumayan. Tapi kayaknya masih kurang satu hal."
"Apa tuh?" tanya Elvan, agak bingung.
Anya ngedeketin mukanya ke Elvan. "Kurang lo di sini," bisiknya.
Elvan ngelepas gitarnya. Dia ngedeketin mukanya juga ke Anya. Anya bisa ngerasain napasnya Elvan yang hangat.
"Kalau gitu, gue di sini aja ya," kata Elvan, terus nyium Anya.
Ciumannya lembut, tapi bikin Anya ngerasa kayak terbang ke langit. Anya ngebales ciuman Elvan. Mereka ciuman di tengah senja Jakarta yang, diiringi lagu "Perfect" yang terus berputar di kepala Anya.
Setelah beberapa saat, mereka ngelepas ciumannya. Anya nyenderin kepalanya di bahu Elvan.
"Gue nggak nyangka bisa ketemu lo di sini," kata Anya.
"Gue juga," jawab Elvan. "Kayaknya emang takdir deh."
Mereka diem beberapa saat, nikmatin suasana. Anya ngerasa nyaman banget di samping Elvan. Kayak udah kenal lama banget.
"Lo tau nggak?" kata Anya, tiba-tiba.
"Apa?" tanya Elvan.
"Playlist gue sekarang bener-bener perfect," jawab Anya, sambil senyum.
Elvan ngecup rambut Anya. "Gue seneng bisa jadi bagian dari playlist lo," katanya.
Dan di tengah kota yang hiruk pikuk, di bawah langit senja yang indah, Anya dan Elvan nemuin cinta mereka. Cinta yang nggak direncanain, tapi gini banget. Cinta yang berawal dari sebuah playlist dan sebuah gitar akustik.