Bab 1 - Awal dari Pencarian
Aku tidak tahu sejak kapan aku mulai mempertanyakan apa itu cinta. Setiap kali seseorang membicarakannya, rasanya seperti mendengar bahasa asing yang belum pernah kupelajari. Cinta bagiku waktu itu hanyalah kata, sebuah istilah yang terlalu sering digunakan tapi jarang benar-benar dimengerti.
Aku tidak tahu sejak kapan aku mulai penasaran dengan cinta.
Mungkin sejak pertama kali melihat seseorang menatap dengan mata yang penuh arti,
Atau sejak aku menyadari betapa banyak lagu, puisi, dan doa yang ditulis hanya untuk satu kata itu — cinta.
Awalnya aku kira cinta itu sederhana:
Rasa yang tumbuh karena keindahan, perhatian, atau sekadar kebersamaan.
Tapi ternyata, yang kusebut cinta waktu itu hanyalah keingintahuan yang kubungkus dengan nama yang terlalu besar.
Aku ingin tahu bagaimana rasanya merindukan seseorang tanpa alasan,
Bagaimana rasanya takut kehilangan padahal belum benar-benar memiliki.
Aku ingin tahu kenapa banyak orang rela hancur, menangis, bahkan kehilangan dirinya sendiri hanya demi cinta.
Dan dari situlah aku mulai berjalan — bukan dengan hati yang berdebar, tapi dengan pikiran yang bertanya.
Penasaran itu seperti bayangan yang menuntunku menelusuri jalan panjang tanpa ujung.
Setiap kali aku berpikir sudah dekat, rasa itu menipis,
Meninggalkan aku dengan setumpuk pertanyaan baru yang lebih rumit dari sebelumnya.
Aku mulai sadar, penasaran bukan cinta — tapi pintu menuju cinta.
Ia hanya undangan untuk memasuki dunia yang lebih dalam, tempat logika mulai kehilangan kekuasaannya.
Namun, di balik rasa penasaran, ada sesuatu yang lebih halus —
Sebuah keinginan untuk mengerti, bukan sekadar merasakan.
Dan di situ aku sadar, aku bukan sedang jatuh cinta.
Aku sedang belajar membaca bahasa yang belum pernah kupahami.
Aku kagum pada mereka yang bisa mencintai tanpa perlu memahami apa itu cinta.
Mereka hanya merasa, dan itu cukup.
Sedangkan aku, aku terlalu sibuk mencari definisi,
Hingga lupa kalau mungkin cinta memang tak perlu didefinisikan.
Karena setiap kali aku mencoba menjelaskan cinta, yang tersisa hanyalah kata-kata…
Dan kata-kata tak pernah sanggup menampung sesuatu yang seluas perasaan.
Tapi di antara keheningan malam dan pikiran yang terus berputar,
Aku tahu satu hal:
Penasaran ini bukan kesalahan.
Ia adalah awal dari semua perjalanan manusia menuju cinta.
Karena sebelum hati bisa mencintai, ia harus lebih dulu berani bertanya.
Dan sebelum seseorang bisa mendekat, ia harus berani kehilangan.
Mungkin aku belum mencintai siapa pun,
Tapi aku sudah lama jatuh cinta pada ide tentang cinta itu sendiri —
Pada misteri yang membuatku terus mencari meski tak pernah menemukan.
Dan anehnya, di antara semua ketidakpastian itu, aku merasa… hidup.
✨ Filosofi singkat di bawah halaman:
“Penasaran adalah bentuk cinta paling awal — bukan kepada seseorang,
Tapi kepada makna yang belum sempat dijawab.”