Di kamar yang luas dengan jendela yang dibiarkan terbuka, gadis itu terbangun ketika sinar matahari membius kulitnya yang putih bagai salju. Bibirnya merah bagai kelopak mawar dan rambutnya hitam sehitam arang. Namanya sudah tidak asing bagi kita semua, ia dikenal dengan Snow White.
Snow White membuka matanya pelan-pelan, menggerakkan tubuhnya dengan lembut dan, oh! Dia tidak percaya dia berada di dalam kamarnya. Bukankah dia telah hidup bahagia bersama dengan pangeran?
Cuih, itu hanya kebohongan belaka. Kenyataannya di dinikahi oleh pria yang usianya jauh lebih tua darinya. Snow White merasa beruntung karena dia terlahir kembali sehingga dia bisa merubah garis takdir hidupnya.
"Snow White!"
Gadis itu tersentak ketika mendengar teriakkan ibunya yang berada di lantai bawah. Dia pun menyahut dan turun menghampiri ibunya.
Tidak ada yang berubah, wajah ibu tirinya masih sama, mengerikan seperti biasanya.
"Ibu memanggil saya? Ada perlu apa, ibu?"
Ibu tiri berjalan mengelilinginya. "Bersihkan kamarku, sapu dan pel semua lantai, cuci piring dan pakaianku. Jangan menyisakan debu dan noda sedikitpun!
Snow White mengangguk lemah. "Baik, Ibu Tiri."
Dengan segera dia pergi menimba air di sumur, tunggu! Jika terus seperti ini maka sama saja dengan jalan kehidupan sebelumnya. Dia duduk dengan menekuk lututnya, bersandar pada sumur tua berbatu itu.
Burung-burung berkicau di ranting-ranting pohon yang menjulang tinggi di depannya. Tampaknya mereka sedang menghibur Snow White yang murung. Sedikit demi sedikit, dia pun tersenyum manis pada burung-burung itu.
"Lalalala~" Dia mulai bernyanyi dengan suara merdu. Burung-burung itu pun turun mendekatinya.
"Hallo, kawan.... Bisakah kalian membantuku? Sebelumnya aku hidup dan menikah dengan lelaki tua. Ini adalah kehidupan keduaku, aku tak ingin berakhir sama seperti kehidupanku yang pertama. Ku mohon, bantu aku...."
Burung-burung itu saling bertatapan, kemudian mereka mengepakkan sayap mereka.
"Oh, manis sekali. Kalian mendapatkan sesuatu?"
Burung-burung itu mengangguk, lalu mereka terbang meminta Snow White untuk mengikuti mereka.
Burung-burung itu berhenti di depan jendela, meminta Snow White untuk melihat ke dalam. Lagi, dia menuruti kawan-kawannya itu. Di dalam sana, ibu tiri menggumamkan sesuatu.
"Wahai cermin ajaib.... Siapakah wanita tercantik di dunia ini?"
Cermin yang awalnya menampilkan wajah ibu tiri, kini memperlihatkan wajah Snow White.
"Astaga, ibu tiri sudah gila!" Snow White memekik dan segera membuka pintu, masuk, dan berlari menghampiri ibu tirinya.
"Ibu, jangan percaya pada cermin bodoh itu!"
"Snow White!" Ibu tiri menoleh ke arahnya, mengedipkan matanya.
"Cermin itu bohong, dia bohong. Jangan mau dibodohi oleh cermin itu, Ibu Tiri."
Ibu tiri tercengang. "Apa maksudmu, Snow White? Beraninya kau–"
Tanpa pikir panjang Snow White memecahkan cermin itu dengan tembikar yang tergeletak di meja.
"Snow White!" bentak ibu tiri kepada Snow White yang tengah menatapnya dengan mata sendunya.
"Ibu Tiri, apakah kau insecure? Jangan insecure Ibu Tiri, percaya dirilah. Engkau cantik, semua wanita di dunia ini cantik. Sudahlah, daripada kita bercermin, lebih baik kita pesan GoFood."
Ibu tiri terharu mendengar kata-kata Snow White, segeralah dia peluk gadis itu dengan erat.
"Oh anakku.... Kau telah membuka hatiku, ayo kita pesan GoFood. Kau mau makan apa, nak?" Ibu tiri mengelus rambut Snow White dengan penuh sayang.
"Sate hamburger dengan kecap mayonaise."
Ibu tiri mengangguk dan kemudian segera memesan makanan yang diinginkan Snow White. Mereka pun hidup dengan damai, ibu tiri tak lagi merasa insecure, justru dia menjadi lebih percaya diri dan merawat Snow White dengan baik.
~Happy Ending~