Aku tidak tahu apakah pilihanku adalah tepat dan sesuai keinginan kedua orangtuaku disaat aku baru saja meniti karier . Semua terjadi begitu sangat cepat sampai aku tidak bisa berpikir jernih untuk memutuskan pernikahan yang tidak aku impikan sebelumnya .
Pradita Cahyo nama calon suamiku yang tidak pernah aku kenal yang saat ini duduk di kursi depan pak penghulu yang akan mengucapkan ijab kabul . Tetes air mataku jatuh tak terbendung perasaan tertekan dada terasa sesak dan pikiran melayang entah kemana .
Tanpa aku sadari suara menggema di dalam ruangan mengucapkan kata SAH , menjadi saksi kami menjadi pasangan suami istri. PRADITA menyematkan cincin di jari manisku begitu juga denganku menyematkan cincin di jari manisnya . Kemudian kami duduk di kursi pelaminan untuk mengikuti puncak sakral pernikahan .
Beberapa jam kemudian acara selesai , aku dan suamiku masuk ke kamar karena merasa sangat lelah aku langsung tertidur dan mengabaikan suamiku .
Kami pasangan sah namun entah kenapa perasaan ini belum ada hingga menjelang malam padahal tubuh sudah layak untuk melakukan hubungan intim sebagai pasangan baru .
Hari berlalu begitu cepat aku dan suami melakukan hal seperti biasanya menyiapkan sarapan dan makan bersama tanpa ada suara . Hingga Kedua orang tuaku menegur dengan keras membuatku semakin tertekan .
“Alin , hargai suamimu dan bersikap lemah lembut jangan cuek seperti itu , ingat kalian sudah menjadi pasangan halal dan Kalina berhak atas diri kalian menerima keadaan yang sebenarnya," ucap Mama Lora dengan wajah marah .
"Apakah mama akan terus memaksa ku melakukan yang tidak aku inginkan , selama ini aku sudah menuruti semua keinginan mama , apakah rumah tangga itu harus ada campur tangan orang tua juga ," balas Alin sambil meneteskan airmata.
"Kamu sudah berani membantah sama mama sekarang ,Alin. Mentang-mentang sudah menjadi seorang istri Pradita ," Lora menjadi kalab mendengar perkataan anaknya .
“Mama yang mengajarkan aku seperti ini dan mama juga yang membuat semua impianku kandas ," sahut Alin lalu meninggalkan mamanya .
Pradita baru saja pulang kerja melihat dua orang sedang bertengkar hanya diam saja namun memperhatikan interaksi antara ibu dan anak .
Padita tidak mau ikut campur urusan mereka karena semua adalah rencana orang tua masing-masing yang menjodohkan mereka berdua .dan keduanya belum mau menikah karena sama-sama baru meniti karier.
Di dalam kamar dua manusia saling cuek dan tidak ada yang memulai bicara . Mereka sibuk dengan jalan pikirannya masing-masing. Sampai menjelang malam semua teras sangat asing , bukannya membuka lembaran baru justru awal dari perselisihan dalam pernikahan .
“Apa yang kamu inginkan sekarang ?" tanya Pradita berdiri di dekat jendela kamar melihat ke arah luar dengan tatapan kosong .
Detak jantung Alin berdegup sangat cepat mendengar pertanyaan suaminya . Ia tidak menyangka jika suaminya bisa mengatakan hal seperti itu padanya .
"Maksudmu apa bertanya seperti itu ?" Alin balik bertanya menatap curiga suaminya .
"Bagaiamana kalau kita buat kesepakatan bersama?" Pradita mengemukakan pendapatnya tanpa melihat istrinya
Alin nampak berpikir tapi ia tidak bisa memberi keputusan sepihak . "Apa?' tanya Alin lagi bukannya menjawab pertanyaan suaminya karena ia tidak tahu harus berkata apa lagi .
Alin sangat tertekan dengan pernikahan yang tidak ia pikirkan sebelumnya . Ia baru kenal dan dekat dengan seseorang namun belum ada pembicaraan serius kedekatannya dengan seorang pria membuatnya bingung karena sikap kedua orang tuanya yang tidak merestuinya dan berakhir dengan perjodohan .
"Kita jalani pernikahan ini sampai kita menemukan seseorang yang membuat kita nyaman dan merasa cocok ,apa kamu setuju ?“ jelas Pradita kali ini melihat wajah Alin yang duduk di tepi kasur .
Kedua mata saling beradu seolah meminta penjelasan namun keduanya mengakihkan pandangannya ke arah lain. Canggung , malu , benci juga senang semua jadi satu .
“Baiklah jika itu jalan keluar yang terbaik untuk kita ke depannya ," akhirnya keputusan ada pada Alin dan keduanya setuju .
“Sepakat,“ kata keduanya sambil berjabat tangan dan seulas senyum di bibir keduanya .
Entah apa maksud dari senyuman itu bagi keduanya merupakan suatu kelegaan akhirnya bisa mengungkapkan perasaannya yang menyesakkan dada mereka .
Sore hari turun hujan Alin pulang kerja kehujanan , ia menunggu angkutan umum di halte bersama banyak orang di sana yang juga sama dengannya.
Seseorang datang mengendarai sebuah mobil berhenti tepat di depan Alin dan membuka kaca sebelah sambil berkata dengan suara teriak .
“Ayo naik cepat ," ajaknya menunjuk ke arah Alin .
Alin merasa kenal dengan orang itu mau masuk ke dalam mobil pintu dan kaca mobil di tutup kembali lalu mobil itu melaju di jalan raya menerjang hujan .
" Kok tidak di jemput sama suami ?" tanya pria tersebut tak lain teman satu PT, tapi beda jabatan . Alin hanya pekerja biasa sedangkan pria itu adalah seorang staf manager .
"Maaf sudah merepotkan mu , suamiku masih sibuk jadi tidak bisa menjemput ," jawab Alin berbohong .
"Sibuk sekali ya , percaya sih dia kan seorang pengusaha muda jadi wajarlah kalau sibuk," katanya menutupi jati diri suami Alin .
“Sudah sampai , terimakasih ya sudah mengantar aku sampai rumah ,maaf suamiku tidak ada jadi aku tidak bisa menyuruhmu masuk ," ucap Alin dengan malu .
"Santai saja , aku tahu kok kalau begitu aku pamit dulu ," Pria itu melanjutkan perjalanan menuju rumahnya .
Saat masuk rumah tangan Alin di tari dengan paksa oleh Lora ibunya . Alin terkejut tidak bisa menampik tangan ibunya yang begitu kuat . Lalu ia di lempar ke lantai .
"Baru nikah sudah berani selingkuh , apa kata mertua kamu nanti ,Alin . Kamu sudah membuat mama malu ," bentak Lora menampar wajah Alin .
Lagi-lagi Alin mendapat perlakuan tidak baik dari mamanya hanya karena salah paham . Kenapa tadi aku tidak suruh mampir sebentar untuk menjelaskan semuanya batin Alin .
“Kalau mama tidak tahu tidak usah marah seperti ini ,aku bisa jelaskan siapa pria itu , Ma . Dia adalah teman satu kerjaanku tadi itu aku terjebak hujan dan dia menawarkan bantuan mengantar aku pulang ," jelas Alin dengan suara keras .
"Kamu masih mengelak dengan fakta yang ada di depan mata , terlalu kamu . Anak tidak tahu berterimakasih sudah bikin malu orang tua ," Lora menamparnya lagi
"Sudah ma , cukup . Biarkan Alin istirahat . Dia baru pulang ," sahut suaminya bernama Anjas .
"Kamu membelanya atau kalian bersengkokol ?" Lora meluapkan emosinya pada suaminya .
Alin masuk kamar sambil memegang pipinya yang sakit . Selang beberapa menit Pradita pulang ,langsung masuk ke dalam kamar dan membersihkan tubuhnya .
Alin membuatkan minuman hangat dan memberikan kepada suaminya . Mendapat perlakuan manis dari istri Pradita merasa terharu . Ternyata bisa melayani suami juga batinnya .
"Terimakasih ," kata Pradita meminum pemberian istrinya lalu mengangguk kalau minumannya pas dilidahnya .
Beberapa bulan kemudian pasangan suami istri menginap di rumah orang tua Pradita . Alin berusaha bersikap baik kepada mertuanya .
Saat sarapan Alin mengambil dan memberikan makanan kepada suaminya hal itu menjadi pemandangan yang indah bagi pasangan paruh baya yang duduk bersebelahan dan saling lirik .
"Apa kalian menunda momongan ?"tanya Sayekti ibu Pradita dengan senyum penuh arti .
Pradita dan Alin saling pandang lalu beralih menatap pasangan paruh baya di depan mereka .
"Kami perlu waktu mengenal lebih dekat , Ma ," jawab Pradita setelah selesai sarapan .
Sayekti menatap curiga pada mereka berdua seolah ada yang disembunyikan sedangkan Aldi suaminya cuek tidak memberi respon apapun .
Alin merasa bersalah , ia teringat kesepakatan mereka beberapa waktu lalu .
“Alin , kamu sehatkan!' tekan Sayekti merasakan sikap menantunya seperti sedang menyembunyikan sesuatu .
Bukan tidak mau Alin punya anak tapi karena tidak adanya cinta diantara mereka membuat keduanya enggan saling bersentuhan jika harus terpaksa melakukannya .
"Sehat ,Ma," jawab Alin sambil menunduk dengan pikiran melayang kemana-mana.
"Jangan menunda kehamilan jika kalian sama-sama sehat , kami ingin menimang cucu . Kalian bukan anak kecil ," katanya memberi nasehat kepada pasangan baru nikah .
"Maafkan kami saat ini belum bisa memberikan mama cucu , jangan khawatir suatu hari nanti pasti ada cucu buat Mama dan Papa," kata Pradita kemudian beranjak dari tempat duduk dan pergi ke kantor .
Alin mengikuti dari belakang menemaninya sampai di samping mobil . Pradita heran melihat Alin berdiri di sampingnya .
“Kenapa kamu ngikuti aku ,Kamu mau berangkat kerja sekarang ?" tanya Pradita masuk ke dalam mobil
"Apa kamu tidak mendengar mama ngomong apa tadi ?' Alin memberitahu suaminya agar peka dengan apa yang ia katakan .
"Tidak usah dipikirkan memang mama seperti itu orangnya , selalu memaksa kehendaknya ," kata Pradita
Alin tertegun mendengar perkataan suaminya sama halnya dengan apa yang dikatakan mamanya .
Setelah beberapa bulan lamanya pasangan pengantin baru itu belum juga menunjukkan tanda kehamilan membuat dua keluarga diam tanpa berkomunikasi dengan Alin .
Alin sadar akan kesalahannya tapi ia sudah sepakat dengan Pradita untuk tidak membahas masalah itu . Akhirnya Alin menyibukan diri dengan bekerja .
Iseng mengisi waktu luang Alin membuka sosial medianya . Saat melihat adanya grup chat ia merasa penasaran dan mencoba bergabung .
Terlihat ada seorang pria sedang mencari pendamping hidup . Alin mencoba berkenalan siapa tahu nyambung dan bisa di ajak tukar pikiran .
Saat akan menulis sebuah notifikasi masuk pria itu menyapanya memakai emotion love membuatnya penasaran .
Setelah berpikir jernih ia membalas chat dari pria asing .
Dengan percaya diri pria itu memperkenalkan diri dengan nama Dito . Alin nampak ragu karena tidak mau membuat pria di seberang kecewa akhirnya ia juga memperkenalkan diri dengan nama Lili .
Dua orang saling memperkenalkan diri tapi bukan nama sebenarnya . Mereka hanya menjaga dari penipuan saja .
Setelah melewati berbagai momen keduanya sepakat menjalin hubungan lewat dunia maya.
Setiap kali ada waktu luang keduanya melakukan chatingan sampai lupa waktu hingga pada suatu hari salah satu di antara mereka hilang kontak dan tidak ada komunikasi .
Ternyata perilaku Alin diketahui oleh mertuanya disaat ponsel Alin tertinggal di rumah ada sebuah notifikasi dari seorang pria yang isinya mengajak ketemuan .
Hal itu membuat mertuanya sangat marah kepada Alin . Saat Alin pulang mertuanya mencaci maki dirinya dan menuduh selingkuh dari anaknya .
Mertuanya menampar Alin dengan keras membuatnya meringis kesakitan . Alin ingin bertanya mertuanya kembali menamparnya berulang kali sampai mengeluarkan darah dari bibirnya.
“Ternyata di balik wajah polosmu hatimu itu sangat buruk dan jahat . Perbuatanmu sangat tidak bisa di toleransi lagi . Aku ingin punya cucu tapi bukan dari pria lain tapi dari Pradita , ngerti gak sih kamu Alin ," bentak Sayekti .
Alin baru paham kenapa ibu mertuanya begitu Kejam padanya .
"Apa maksud mama bicara seperti itu aku tidak tahu apapun ,“ pekik Alin dengan hati sedih .
“Masih bertanya kamu pikir sendiri apa kesalahanmu," sewot ibu mertua meninggalkan Alin.
Setelah keoergian mertuanya Alin kembali masuk ke dalam Alin membuka chat namun tidak menemukan apapun sampai akhirnya ada chat masuk .
“Aku ingin kita ketemuan bagaimana kalau kamu yang pilih tempatnya ,“ ajak pria tersebut .
Alin berpikir bagaiman,kalau pria itu menipunya lalu timbul ide .
“Aku ingin kita ketemuan di kafe melati saja ," kata Alin memberi ide .
Saat ini keduanya sudah berada di sebuah kafe tempat pertemuan namun pria itu memakai masker sedangkan Alin memakai kacamata hitam .
Dito menelpon Alin sedangkan Alin berdiri tepat di belakang keduanya saling memandang dan terkejut .
“Kamu," kata keduanya dengan terkejut . Degup jantung keduanya seperti akan lepas .
Ternyata orang yang selama ini mereka hubungi adalah mempunyai hubungan yang selama ini menjadi pasangan suami istri.Akhirnya keduanya memutuskan untuk duduk bersama .
Kembali ke setelan awal tapi beda dengan sekarang ,keduanya tidak merasa canggung justru saling terbuka seperti saat chatingan .
"Bagaimana kita tidak merasa kenal jika ternyata kita sendiri yang menjebak dalam situasi ini," kata Alin melihat wajah Pradita dari dekat dan ia mengagumi wajah yang selama ini tidak pernah ia perhatikan .
"Kenapa kita di pertemukan di suatu tempat yang kita sendiri tidak menduga sebelumnya , ini sungguh di luar rencana ," sahut Pradita .
Keduanya tersenyum merasa aneh dengan pikiran masing-masing. Seorang pelayan datang membawa pesanan mereka yang sebelumnya sudah di pesan .
Setelah beberapa hari berlalu keduanya memutuskan untuk memperbaiki pernikahan mereka . Mertuanya merasa aneh melihat mereka yang semakin romantis hatinya merasa terharu .
Satu tahun kemudian lahirlah seorang bayi laki-laki bernama Andreano Prasaja . Pasangan suami istri itu begitu bahagia dianugerahi bayi tampan .
"Terimakasih sayang , kamu telah menjadi istri dan ibu buatku dan anak kita semoga kita menjadi keluarga bahagia sampai maut memisahkan ," ucap Pradita .
Dua keluarga datang memberi ucapan selamat kepada Pradita dan Alin yang baru saja menjadi orang tua .
“Alin , maafkan ibu selama ini sudah bersikap buruk sama kamu ," ucap Lora meneteskan airmata sambil menggendong bayi mungil .
Sayekti mendengar ungkapan Lora terkejut ternyata besannya juga pernah berbuat jahat sama anaknya sendiri . Ia pun sama meminta maaf kepada Alin .
Penyesalan selalu datang paling akhir dan semua sudah berlalu tak perlu di bahas lagi .
CERPEN INI DIDEFINISIKAN UNTUK EVENT GC RUMAH MENULIS