Hai temanku, aku memiliki cerita yang cukup menarik dan mungkin sedikit menyedihkan. Kau mau tahu? Jika iya, maka simaklah cerita ini. Cerita ini berjudul "Hantu dan Novel", cukup menarik bukan dari judulnya?.
Awal mula cerita ini, di sebuah kota yang cukup besar. Alma, seorang mahasisiwi merangkap sebagai seorang penulis web novel sedang menaiki kereta bawah tanah kota. Dia baru saja pulang dari kampusnya, 20 menit kemudian, kereta berhenti di stasiun Fantasi, Alma turun dari kereta kemudian berjalan keluar dari stasiun. Langkah kaki Alma terhenti di depan sebuah taman kecil dengan plang bertuliskan “Tempat Singgah”. Entah kenapa langkah kaki Alma terlangkah sendiri untuk masuk ke dalam taman itu. Mungkin karena keindahan taman itu ditambah dengan senja yang menjadi latar langit kota.
Langkah Alma terhenti saat melihat seorang gadis cantik berpakaian serba putih dengan rambut hitam panjangnya sedang duduk disalah satu bangku taman. Gadis itu duduk termenung, kemudian seperti sadar ada yang memperhatikan dirinya, gadis itu menoleh ke arah Alma. Untuk sejenak mereka bertatapan. “Kau bisa melihat ku?”, tanya gadis itu. Sejenak otak Alma memproses pertanyaan gadis itu, “Kau hantu?”, tanya Alma. Sang gadis tersenyum, mengangguk dan beranjak dari duduk kemudian berjalan menuju Alma. “Shiro”, gadis itu mengulurkan tangannya, memperkenalkan dirinya. "Kau tidak takut dengan ku?".
Entah kenapa tidak ada ketakutan dalam diri Alma, dia menggeleng dan menerima uluran tangan Shiro dan memperkenalkan dirinya. Dingin, itu yang terbesit dipikiran Alma saat menyentuh telapak tangan Shiro. Shiro menatap seksama wajah Alma, “e-eh kau penulis web novel “Untuk mu Dari 20 Tahun Yang Lalu ” kan? Dengan nama pena Alchan?”, cecar Shiro dengan mata berbinar saat sadar bahwa yang di depannya adalah penulis favoritnya.
Alma sedikit terkejut dan mengagguk tanda mengiyakan pertanyaan Shiro. Dia tidak menyangka Shiro adalah pembaca sekaligus fansnya mungkin?.
“Mungkin kau lupa atau tidak peduli, tapi aku adalah orang yang biasa mengirimu email dari pertama kali kau mengunggah novel mu”, ucap Shiro sedikit gugup. “Aku sangat suka novel mu, dari yang pertama yang kau unggah sampai yang terbaru. Tapi sayang, novel mu yang “Untuk mu Dari 20 Tahun Lalu” hampir tamatkan? Tinggal satu chapter dan epilog kan? Sayangnya aku tidak bisa membacanya sampai akhir”. Shiro tersenyum getir.
Hening.
“Alma, bisa kau tolong aku?”, tanya Shiro pelan sambil menatap Alma yang terdiam. “Apa yang bisa kubantu Shiro?”.
“Tolong temukan dan kuburkan mayat ku”, pinta Shiro.
“Di mana mayat mu?”, tanya Alma yang entah kenapa bersedia memenuhi permintaan Shiro.
Shiro menunjuk sebuah pohon besar di taman itu dengan sebuah sekop yang tertancap di tanah, seperti menandai sesuatu. Alma mendekati pohon itu, “di sini?”, tanya Alma memastikan. Shiro mengangguk. Alma kemudian menggali tanah di bawah pohon itu dan menemukan sebuah koper besar. Dia membuka koper itu, dan menahan nafas saat melihat mayat perempuan yang mulai membusuk bergaun putih meringkuk di dalamnya.
Tanpa banyak bicara dan tanpa rasa takut sedikit pun, Alma perlahan mengeluarkan mayat tersebut, menjauhkan koper dan mengubur mayat itu dengan layak. Alma juga meletakkan beberapa tangkai bunga mawar putih yang kebetulan tumbuh di taman itu.
“Terima kasih banyak telah menemukan dan menguburkan mayat ku, Alma”, ucap Shiro tulus. “Sama-sama Shiro”. Entah kenapa Alma merasa dekat dengan Shiro, mungkin karena pesan-pesan singkat dari email Shiro yang selalu menyemangatinya untuk terus menulis novel. “Teruslah menulis novel Alma”, pinta Shiro sambil menghapus air mata dari pipi Alma. Entah lah, Alma juga tidak tahu kenapa ia menangis. “ Ya, aku akan terus menulis demi pembaca setia ku. Demi mu Shiro”, janji Alma sambil tersenyum lembut dan menggenggam tangan Shiro. "Apa kau akan menghilang?".
“Ya, aku akan pergi. Jangan lupakan aku ya Alma?”, perlahan tubuh Shiro bercahaya dan menghilang dari pandanga Alma.
"Aku tidak akan pernah melupakan mu wahai pembaca kesayanganku. Kau akan kuabadikan dalam novel yang akan kutulis khusus untuk mu, Shiro". Bisik Alma kepada keheningan yang menyelimuti taman.
Lumayan bagus bukan?
....