Dulu, aku sangat menyukai dia. Apapun aku lakukan demi mendekatinya dan menunjukkan perasaanku padanya. Dengan cara yang blak-blakan, aku dengan percaya diri melangkah. Tanpa sadar ternyata itu adalah langkah menuju kebenaran dan kenyataan pahit yang ia berikan padaku sebagai 'feedback'.
Saat aku mendekatinya, ia menjauh dari ku. Aku tidak mengerti apa yang bisa membuatnya luluh. Namun ternyata setelah satu kejadian yang membuat ku sangat terpuruk, ia mengatakan bahwa "Aku risih". Semenjak saat itu aku mengerti, ia tidak pernah menaruh perasaan apapun padaku.
Apalah daya diriku... Tidak bisa aku terus terperangkap seperti ini. Apalagi semua orang tau kalau aku sangat amat menyukainya. Ialah orang yang bisa membuat aku bertahan selama delapan tahun untuk menyukainya, hanya dia saja. Akan tetapi, kenyataan berakhir menjadi penyesalan. Hal yang aku dambakan langsung sirna dalam sekejap mata. Aku menyesal pernah menyukainya sedalam itu. Bahkan aku tetap mengejarnya walaupun aku tau kalau dia sudah memiliki pacar. Dan aku juga tidak peduli jika ada temanku yang ikut menyukainya. Karena menurutku temanku tidak tau apa-apa tentangnya. Hanya aku yang mengenalinya.
Kenangan indah semasa sekolah perlahan terbakar menjadi abu. Merusak hati menjadi limbah yang tak digunakan. Aku mulai menjauh mengikuti alur permainan yang ia inginkan. Aku menjauh, tidak menginginkan dirinya lagi. Meski masih ada harapan, aku mencoba untuk merelakannya.
Sampai akhirnya, aku menemukan pacarku. Dan setelah itu, barulah ia menyesal. Penyesalan itu muncul padanya. Ia mulai mencoba merusak hubungan kami. Tapi, ia tidak mampu melakukannya sendiri. Akhirnya, ia mengajak yang lain untuk mempengaruhi kami. Aku dan pacarku tidak mempedulikannya. Aku hanya fokus pada satu titik, membuat ia menyesal karena telah menolakku secara mentah-mentah dan membuatku malu karena satu sekolah telah mengetahuinya.
Rasakan itu! Kamu pantas mendapatkannya. Dulu aku sangat menyukaimu. Dan aku coba tunjukkan padamu. Namun, kamu malah menolaknya seperti itu? Ketahuilah. Kamu juga menyukaiku, kamu kalah dengan rasa gengsi. Sampai akhirnya aku keburu ada yang punya. Dan kamu hanya bisa menyesal. Kamu juga tidak akan bisa merusak hubungan kami. Walaupun kamu mengajak satu sekolah untuk menghancurkanku, aku tidak akan tumbang! Selagi pacarku masih mencintaiku, akan ku buktikan... Kalau aku adalah orang yang sangat penyayang. Tidak ada yang bisa menggoda kami kecuali jajanan.
Terimakasih telah memberikan luka seluas lautan. Terimakasih telah mengajarkanku arti kekalahan. Aku bahagia, aku senang, karena yang kalah pada akhir cerita ini adalah kamu. Berbahagialah dengan orang baru. Aku tau kamu juga memiliki pacar saat ini, sama seperti aku. Asing tanpa hubungan lebih baik daripada kalimat putus.
Aku menerima takdir yang lucu ini. Aku juga sudah menerima pacarku, walaupun masih banyak hal yang ingin ku ketahui tentang dia. Aku harap, pacarku tidak akan pernah mengkhianati aku. Begitu juga aku, aku tidak akan pernah mengkhianatinya.