Riana menyesap kopinya di sebuah coffee shop di Senopati, Jakarta Selatan. Patah hati membuatnya enggan beranjak dari tempat ini. Baru seminggu ia putus dari Dika, cowok yang selalu mengecewakannya. Tiba-tiba, Dika muncul, sok menyesal dan memohon untuk kembali. Riana muak. Ia menolak mentah-mentah. Dika tak terima, mulai memaksa.
"Riana, aku janji akan berubah," rayunya.
"Sudah terlambat, Dika," jawab Riana tegas.
Saat Dika semakin memaksa, seorang pria tampan tiba-tiba muncul. "Maaf, Mas. Riana adalah pacar saya," ujarnya dengan nada tegas. Dika terkejut dan langsung pergi dengan wajah merah padam.
Pria itu memperkenalkan diri sebagai Ardi, seorang CEO muda dari perusahaan startup yang sedang naik daun. Riana bingung, bagaimana bisa seorang CEO tampan mengaku sebagai pacarnya? Ardi menjelaskan bahwa ia sering melihat Riana di acara amal dan kagum dengan jiwa sosialnya. Ia juga melihat Dika menyakiti Riana di coffee shop. Karena tidak tega, ia memutuskan untuk membantu.
Ardi menawarkan sebuah kesepakatan: Riana berpura-pura menjadi pacarnya di depan umum. Sebagai gantinya, Ardi akan membantu mengembangkan bisnis kulinernya. Riana ragu, namun tawaran ini terlalu menggiurkan untuk ditolak.
Dimulailah hubungan pura-pura antara Riana dan Ardi. Mereka menghadiri pesta-pesta mewah, makan malam romantis, dan berbagai acara sosial lainnya. Ardi selalu memperlakukan Riana dengan hormat dan perhatian. Ia mengenalkan Riana kepada relasi bisnisnya, memberikan dukungan penuh untuk bisnis kulinernya yang semakin berkembang pesat.
Namun, di balik semua itu, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Riana. Ia mulai merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar teman atau mitra bisnis. Ardi pun mengakui perasaannya. Ia mencintai Riana bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga karena hatinya yang tulus.
Dika, yang melihat Riana semakin bahagia bersama Ardi, mulai menyesal. Ia berusaha merebut Riana kembali, namun usahanya selalu gagal. Riana sudah menutup pintu hatinya untuk Dika.
Suatu malam di Bali, saat matahari terbenam, Ardi berlutut di hadapan Riana. Dengan cincin berlian di tangannya, ia melamar Riana. "Maukah kamu menjadi istriku?" tanyanya dengan suara bergetar.
Air mata bahagia mengalir di pipi Riana. "Ya, aku mau!" jawabnya dengan mantap.
Pesta pernikahan mereka digelar mewah di sebuah hotel bintang lima. Riana tampak anggun dalam balutan gaun pengantin putih. Ardi berdiri di sampingnya, tersenyum bahagia. Di antara para tamu undangan, Dika hanya bisa menatap dari kejauhan dengan penyesalan yang mendalam.
Riana dan Ardi memulai hidup baru sebagai suami istri. Mereka bahagia dan saling mencintai. Riana tidak pernah menyesal telah menyia-nyiakan mantannya. Karena berkat itu, ia menemukan cinta sejatinya bersama seorang CEO tampan yang mencintainya dengan tulus.