Hana "Si Detektif Cinta" adalah seorang fresh graduate yang hobinya adalah menyusun jadwal hidup orang lain—terutama jadwal hidup calon suaminya. Arga "Si Singa Galak" adalah CEO muda yang dingin, punya aura menakutkan, dan selalu bicara seolah sedang membacakan pasal hukuman. Mereka dijodohkan atas dasar kesepakatan bisnis gila antara dua keluarga.
Pertemuan pertama mereka berlangsung di sebuah restoran mewah, yang suasananya langsung berubah mencekam begitu Hana datang dengan topi detektif dan membawa sebuah papan klip.
"Selamat malam, calon suamiku," sapa Hana ceria, menjabat tangan Arga yang terasa sedingin baja. "Aku Hana. Dan ini, adalah Standard Operating Procedure (SOP) Pacaran dan Menikah Versi 1.0 yang sudah aku buat khusus untuk kita."
Arga, yang baru saja menyesap air mineralnya, nyaris tersedak. Ia menatap Hana, matanya menyiratkan pertanyaan: Apakah ini lelucon?
"Duduk," kata Arga, suaranya dalam dan otoriter, seolah ia sedang memberi perintah di ruang rapat dewan direksi.
Hana duduk tegak, lalu membuka papan klipnya. "Baik, mari kita bahas pasal-pasal krusial. Pasal 1: Pelaporan Lokasi. Kamu harus kirim live location setiap jam, bahkan saat di kamar mandi. Aku harus tahu apakah kamu buang air besar atau hanya bersembunyi dari takdir."
Arga mencondongkan tubuh sedikit. "Nona Hana, saya CEO. Saya tidak punya waktu untuk mengirim live location setiap jam."
"Waktu itu diciptakan untuk dimanfaatkan, Sayang," balas Hana, mengedipkan mata. "Jika kamu tidak bisa update live location, aku akan memasang drone kecil di saku jasmu. Namanya 'Drone Pencinta'."
Arga terdiam. Ekspresi wajahnya adalah campuran antara ingin memecat semua orang yang ada di ruangan itu dan memanggil polisi.
"Pasal 2: Komunikasi. Dilarang menjawab chat dariku dengan jawaban satu kata seperti 'Oke', 'Ya', atau 'Hm'. Aku akan anggap itu sebagai kode rahasia bahwa kamu sedang bertelepon dengan selingkuhanmu, atau yang lebih parah, kamu sedang membaca berita saham."
"Saya hanya akan berkomunikasi jika itu penting," ujar Arga tegas.
Hana menunjuknya dengan pulpen. "TIDAK BISA! Segala sesuatu tentangmu adalah penting! Aku bahkan peduli dengan merek pasta gigi yang kamu pakai! Itu penting untuk masa depan bau napas kita!"
Seminggu kemudian, setelah perjodohan itu resmi disepakati, Hana langsung pindah ke apartemen Arga. Operasi Penjinakan Singa Galak dimulai!
Pagi itu, Arga sedang bersiap untuk rapat penting. Ia mencari dasinya di lemari yang sudah diatur rapi.
"Di mana dasi merahku?" tanya Arga, nadanya sudah mulai meninggi.
Hana muncul dari dapur sambil memegang panci dan sendok sayur. "Oh, itu? Sudah aku amankan!"
"Diamankan?"
"Iya! Aku menemukan tiga helai rambut panjang di dasi itu!" Hana menatap Arga curiga. "Aku tahu kamu galak, tapi aku tidak tahu kamu tukang selingkuh! Siapa dia? Cleaning service? Asistenmu? Atau jangan-jangan... kembaranmu yang jahat?"
Arga mengusap wajahnya frustrasi. "Hana, itu rambutku sendiri! Saya punya rambut panjang di belakang leher, dan itu rontok!"
"Mustahil!" Hana menggeleng keras. "Aku sudah meneliti DNA rambutmu! Hasilnya: itu rambutmu, tapi... rambutmu terlihat lebih bahagia saat bersama dasi itu daripada saat bersamaku! JADI AKU CEMBURU! Dasi itu aku cuci dengan air mata cemburu dan sekarang sedang kujemur di balkon dengan pengawasan ketat."
"Berikan dasiku sekarang! Aku ada rapat 15 menit lagi!" Arga berjalan mendekati Hana.
Hana mundur. "Tidak! Kamu harus membuktikan kesetiaanmu dulu!"
"Bagaimana caranya?" Arga mulai kehabisan kesabaran.
Hana memasang ekspresi licik. "Mudah. Cium keningku dan katakan, 'Hana, kamu adalah matahari yang membuatku galak di pagi hari, tapi aku butuh kamu untuk proses fotosintesis cinta kita.' Tiga kali!"
Arga menatap Hana, lalu menatap jam tangannya. Ia menghitung kerugian finansial jika ia terlambat rapat. Akhirnya, Arga memejamkan mata, mendekat, dan mencium kening Hana dengan cepat.
"Hana, kamu adalah matahari yang membuatku galak di pagi hari, tapi aku butuh kamu untuk proses fotosintesis cinta kita," ucap Arga dengan nada datar. "Satu."
"Lagi!" Hana menyeringai.
Arga mengulanginya lagi. "Dua."
Saat Arga ingin mengulanginya untuk ketiga kali, Hana memotongnya.
"STOP! Aku tahu kamu terpaksa. Aku bisa mendeteksi frekuensi kebohongan di matamu!" Hana memegang kedua pipi Arga. "Dengar, Arga. Aku tahu kamu galak. Tapi kegalakanmu itu cuma lapisan es. Aku akan pakai sendok cinta untuk mengikisnya, sedikit demi sedikit, sampai kamu jadi soft seperti puding. Dan aku sudah menyiapkan 'Kontrak Ciuman Wajib Harian'!"
Arga hanya bisa menatap Hana, matanya kini tidak lagi galak, tapi sedikit... menyerah dan lucu. Ia menyadari satu hal: hidupnya tidak akan pernah sepi lagi.
"Dasi itu... di mana kau meletakkannya?" tanya Arga, suaranya kini sedikit lebih lembut, atau mungkin ia hanya terlalu lelah.
Hana tersenyum menang. "Di balik bantal. Aku ingin dia tidur nyenyak. Nah, karena kamu sudah baik, aku akan membuat pengecualian: live location boleh diundur jadi setiap dua jam! Tapi sebagai gantinya, kamu wajib mengirimkan selfie dengan ekspresi 'rindu'!"
Arga hanya menghela napas, namun ia tidak membantah. Ia berjalan ke kamar, mencari dasinya. Saat ia membalikkan bantal, ia menemukan dasi merahnya, dan di sebelahnya, ada catatan kecil dari Hana:PESAN. Jika kamu galak lagi hari ini, aku akan ganti semua kopi di kantormu dengan kopi sachet rasa stroberi. 🍓 Love, Your Future Bossy Wife.
Arga membaca catatan itu. Sebuah senyum tipis, nyaris tak terlihat, akhirnya muncul di wajah Singa Galak itu.