Bagian 1: Pertemuan
Hari itu, Jakarta sedang diguyur hujan lebat. Jalan-jalan menjadi macet, dan suara klakson mobil terdengar tak henti-hentinya. Di tengah hiruk pikuk kota, ada seorang gadis cantik bernama Luna yang sedang berlari di bawah hujan. Rambut panjangnya yang hitam legam basah kuyup, dan gaun putih yang dipakainya menempel di tubuhnya.
Luna berlari karena ketinggalan bus, dan dia tidak ingin terlambat untuk wawancara kerja. Dia sudah mempersiapkan diri untuk mendapatkan pekerjaan impianya sebagai desainer grafis di sebuah agensi iklan terkenal.
Tiba-tiba, saat Luna berbelok ke sebuah jalan, dia terpeleset dan jatuh. Sebuah buku yang dibawanya terbang ke arah seorang pemuda yang sedang berdiri di bawah kanopi toko. Pemuda itu dengan cepat menangkap buku tersebut dan menghampirinya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya pemuda itu dengan suara yang lembut.
Luna terkejut dengan pertanyaan itu dan langsung menatap wajah pemuda tersebut. Wajahnya tampan, dengan mata coklat yang hangat dan senyum yang manis.
"Ya, saya baik-baik saja. Terima kasih," jawab Luna sambil menerima buku yang diberikan oleh pemuda itu.
Pemuda itu tersenyum dan membantu Luna berdiri. "Saya Arya. Senang bertemu denganmu," katanya.
Luna tersenyum dan berkenalan dengan Arya. Mereka berbicara sebentar sebelum Arya harus pergi ke tempat kerjanya. Luna melanjutkan perjalanan ke wawancara, dan Arya kembali ke tokonya.
Luna tidak bisa berhenti memikirkan pertemuan singkat mereka. Dia merasa ada sesuatu yang spesial tentang Arya...
Bagian 2: Wawancara dan Pertemuan Kembali
Luna akhirnya tiba di tempat wawancara dengan sedikit terlambat. Dia merasa gugup, tapi berusaha untuk tetap tenang. Wawancara berjalan dengan lancar, dan Luna merasa yakin bahwa dia telah melakukan yang terbaik.
Setelah wawancara, Luna memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota untuk menghilangkan stres. Dia tidak sengaja melewati toko yang sama dengan tempat dia bertemu dengan pemuda tampan tadi. Dia melihat pemuda itu sedang bekerja di balik meja.
Luna merasa sedikit malu, tapi dia memutuskan untuk masuk ke toko dan mengucapkan terima kasih lagi. Pemuda itu tersenyum dan mengajak Luna berbicara.
"Hai lagi," kata pemuda itu dengan senyum. "Bagaimana wawancara kamu?"
Luna tersenyum dan menjawab, "Terima kasih, saya rasa berjalan dengan baik. Saya senang bisa bertemu dengan kamu lagi."
Pemuda itu tersenyum dan memperkenalkan dirinya lagi. "Saya Arya, senang bertemu dengan kamu lagi, Luna."
Luna dan Arya berbicara selama beberapa jam, membahas berbagai topik mulai dari musik hingga film. Mereka berdua merasa nyaman dan tertawa bersama.
Ketika matahari mulai terbenam, Arya mengajak Luna untuk makan malam bersama. Luna setuju, dan mereka berjalan-jalan di sekitar kota, menikmati makanan dan suasana malam.
Luna merasa bahagia dan nyaman dengan Arya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi dia yakin bahwa dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Arya.
Bagian 3: Mengenal Lebih Dekat
Luna dan Arya terus bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Mereka berdua semakin dekat, dan Luna merasa bahwa dia telah menemukan seseorang yang spesial.
Arya juga merasa sama. Dia menyukai kepribadian Luna yang ceria dan positif. Mereka berdua memiliki banyak kesamaan, dan mereka dapat berbicara tentang apa saja tanpa merasa canggung.
Suatu hari, Arya mengajak Luna untuk pergi ke pantai. Mereka berdua berjalan-jalan di sepanjang pantai, menikmati angin laut dan suara ombak. Arya kemudian mengambil tangan Luna, dan Luna tidak menolak.
Luna merasa bahwa hatinya berdebar-debar ketika Arya memegang tangannya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi dia tahu bahwa dia tidak ingin melepaskan tangan Arya.
Arya tersenyum dan memandang Luna dengan mata yang hangat. "Saya senang menghabiskan waktu dengan kamu, Luna," katanya.
Luna tersenyum kembali dan menjawab, "Saya juga, Arya. Saya merasa sangat nyaman dengan kamu."
Arya dan Luna terus berjalan-jalan di pantai, menikmati kebersamaan mereka. Mereka berdua tahu bahwa mereka memiliki perasaan yang sama, dan mereka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bersama.
Bagian 4: Kesalahpahaman
Suatu hari, Luna dan Arya berencana untuk pergi ke bioskop bersama. Namun, Luna terlambat karena macet di jalan. Arya sudah menunggu di depan bioskop, dan dia merasa kesal karena Luna terlambat.
Ketika Luna akhirnya tiba, Arya tidak menyambutnya dengan hangat. "Kamu terlambat lagi," kata Arya dengan nada yang dingin.
Luna merasa sedih dan tidak mengerti mengapa Arya bersikap seperti itu. "Maaf, aku tidak bisa menghindarinya," jawab Luna dengan suara yang lembut.
Arya tidak menjawab, dan mereka berdua masuk ke bioskop dalam keheningan. Selama film, Luna mencoba untuk berbicara dengan Arya, tapi Arya tidak merespons.
Setelah film selesai, Luna meminta maaf kepada Arya lagi. "Arya, aku benar-benar minta maaf karena terlambat. Aku tahu kamu tidak suka menunggu."
Arya tidak menjawab, dan Luna merasa bahwa dia telah melakukan kesalahan yang besar. Mereka berpisah tanpa mengatakan apa-apa lagi, dan Luna merasa sedih dan bingung.
Luna tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi dia berharap bahwa Arya akan memahami dan memaafkannya. Tapi, apakah Arya akan memaafkan Luna?
Bagian 5: Akhir yang Bahagia
Luna tidak bisa menghilangkan perasaan sedih yang menghantuinya setelah pertengkaran dengan Arya. Dia berharap bahwa Arya akan memaafkannya dan mereka bisa kembali seperti sebelumnya.
Beberapa hari kemudian, Arya datang ke rumah Luna dengan membawa bunga dan meminta maaf. "Luna, aku minta maaf karena aku terlalu sensitif," kata Arya dengan suara yang lembut.
Luna tersenyum dan memaafkan Arya. "Aku juga minta maaf, Arya. Aku tidak ingin kita bertengkar lagi."
Arya tersenyum dan memeluk Luna. "Aku tidak ingin kita bertengkar lagi juga," katanya.
Mereka berdua berpelukan erat, dan Luna merasa bahagia karena mereka bisa kembali bersama. Mereka berjanji untuk selalu berkomunikasi dan tidak membiarkan kesalahpahaman menghancurkan hubungan mereka.
Dari hari itu, Luna dan Arya semakin dekat dan bahagia. Mereka tahu bahwa hubungan mereka tidak sempurna, tapi mereka berdua tidak peduli. Mereka hanya ingin bersama dan menikmati kebersamaan mereka.
Luna dan Arya hidup bahagia selamanya, dengan cinta yang tumbuh semakin kuat setiap hari.