⛅🌃🪽malam itu cerah sekali.
Bulan bersinar dengan lembut, dan di sebelahnya, rasi Orion tampak berkilau lebih terang dari biasanya. Di bawahnya, dunia terus berjalan—dengan tawa, air mata, cinta, dan kehilangan—semuanya berpadu menjadi harmoni kehidupan yang tak berhenti berputar.
Di bumi, seorang gadis bernama Lyra duduk di taman sekolah, menatap langit sendirian. Udara malam terasa dingin, tapi entah kenapa, ada sesuatu yang menenangkan di hatinya setiap kali menatap bintang itu—bintang yang selalu muncul di posisi yang sama sejak awal tahun.
> “Kau indah sekali malam ini,” bisiknya pelan, tanpa tahu bahwa dua jiwa abadi di langit sedang menatapnya balik.
Artemis menatap Lyra dari kejauhan, tersenyum lembut.
> “Dia sepertiku dulu,” katanya pada Orion. “Terlalu takut untuk mencintai lagi.”
Orion menatap gadis itu, lalu menoleh ke arah seorang pemuda di bangku seberang taman—Eren, teman sekelas Lyra yang diam-diam sering memperhatikannya.
> “Mungkin dia hanya butuh sedikit cahaya,” ucap Orion pelan.
Dan malam itu, cahaya bulan turun lembut menyelimuti taman. Bunga-bunga kecil bermekaran di sekitar bangku Lyra, sementara bintang Orion memantulkan cahaya hangat di langit, membentuk garis samar seperti anak panah yang mengarah ke hati gadis itu.
Lyra menatap sekeliling, lalu tersenyum kecil.
> “Aneh... rasanya seperti ada yang memelukku dari langit.”
Eren berdiri dari tempat duduknya dan melangkah mendekat.
> “Mungkin memang ada,” katanya pelan. “Atau mungkin... kamu cuma butuh seseorang buat nemenin liat bintang malam ini.”
Lyra menatapnya, lalu tertawa kecil. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dadanya terasa ringan. Tidak ada beban, tidak ada luka. Hanya kehangatan yang sederhana—yang datang tanpa paksaan.
---
Malam-malam berikutnya menjadi kebiasaan baru. Mereka berdua sering duduk di bawah pohon yang sama, berbicara tentang mimpi, tentang masa depan, bahkan tentang hal-hal kecil yang sepele. Setiap kali Lyra merasa sedih, langit selalu menenangkannya—bulan bersinar lebih terang, dan bintang Orion berkelip lembut, seolah menyemangatinya.
Di langit, Artemis dan Orion menatap mereka dari kejauhan.
> “Mereka mirip sekali dengan kita dulu,” kata Artemis.
“Bedanya,” Orion tersenyum, “kita dulu kehilangan satu sama lain, tapi mereka mungkin ditakdirkan untuk bersama.”
Artemis menatap Orion, matanya berkilau lembut.
> “Dan kita? Apa yang akan kita lakukan sekarang?”
“Menjaga mereka,” jawab Orion. “Menjadi cahaya untuk mereka yang belajar mencintai lagi, dengan hati yang pernah terluka.”
Malam itu, langit seperti bergetar.
Rasi Orion bersinar kuat, dan rembulan tampak lebih besar, lebih indah dari biasanya. Dunia di bawahnya terselimuti cahaya perak, sementara angin malam berbisik lembut di antara daun-daun:
> “Kau tidak sendiri. Kau dicintai, bahkan oleh semesta.”
---
Tahun-tahun berlalu.
Lyra dan Eren tumbuh bersama, melewati banyak hal—tawa, tangis, hujan, kehilangan, juga mimpi. Mereka belajar bahwa cinta bukan soal siapa yang pertama datang, tapi siapa yang tetap bertahan meski dunia berubah.
Suatu malam, di bawah langit yang sama, Eren berbisik,
> “Lihat, bintang itu... selalu di tempat yang sama.”
Lyra tersenyum, menatap ke atas.
“Itu Orion. Dan bulan di sampingnya... cantik banget, ya?”
“Iya,” Eren menjawab pelan. “Kayak mereka lagi jagain kita.”
Artemis menatap ke bawah, matanya lembut dan penuh kedamaian.
> “Kau tahu, Orion,” katanya, “aku pikir cinta sejati bukan yang hanya dimiliki, tapi yang terus memberi meski tak pernah diminta.”
Orion menggenggam tangannya.
“Dan aku pikir, itulah yang kita lakukan—mencintai dunia dengan cahaya kita.”
Artemis menatap ke arah bumi yang bersinar di bawah mereka.
> “Kau dengar itu?” katanya pelan. “Tawa mereka... suara cinta yang baru lahir.”
Orion tersenyum.
“Mungkin begitulah cara semesta menyanyikan lagu cinta kita.”
Mereka berdua berdiri di atas cakrawala, menatap dunia yang kini penuh cahaya.
Rasi Orion dan rembulan bersinar bersisian, seperti dua jiwa yang akhirnya bersatu, bukan dalam kehilangan—melainkan dalam kedamaian abadi.
Dan malam itu, untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun, langit tampak tersenyum.
> Cinta mereka tidak lagi menjadi duka, tapi berkah bagi dunia.
Karena ketika dua jiwa yang tulus bersatu, bahkan bintang pun akan bernyanyi.
🌙 END — “Echoes of Starlight” 🌠
✨ Two souls, one sky — forever shining.
“Echoes of Starlight”
> “Ketika dua jiwa bersinar dengan tulus, bahkan bintang pun ikut bernyanyi.”
✨:cinta mereka tak lagi jadi duka, tapi cahaya yang menuntun dunia.