Di jantung Pulau Jawa, terhampar sebuah hutan yang menyimpan lebih banyak rahasia daripada pepohonan purba yang menjulang tinggi. Masyarakat sekitar menyebutnya Hutan Kebayangan, bukan hanya karena rimbunnya pepohonan yang menghalangi cahaya matahari, tetapi juga karena cerita-cerita aneh yang beredar dari mulut ke mulut.
Ardi, seorang mahasiswa jurusan kehutanan, selalu terpukau dengan Hutan Kebayangan. Baginya, hutan itu adalah laboratorium alam yang tak ternilai harganya. Namun, di balik kekagumannya, terselip rasa penasaran yang mendalam tentang misteri yang menyelimutinya.
Suatu pagi, Ardi memutuskan untuk menjelajahi Hutan Kebayangan lebih dalam dari biasanya. Ia membawa kompas, peta, dan ransel berisi perbekalan. Langkahnya mantap memasuki hutan yang semakin gelap dan sunyi. Hanya suara burung dan serangga yang menemani perjalanannya.
Semakin jauh Ardi masuk, semakin aneh suasana hutan itu. Pepohonan tampak seperti memiliki mata yang mengawasi setiap gerakannya. Bayangan-bayangan menari di antara pepohonan, menciptakan ilusi yang membingungkan. Ardi merasa seperti ada yang mengikutinya, tetapi ketika ia menoleh, tidak ada siapa-siapa.
Saat matahari mulai condong ke barat, Ardi menemukan sebuah sungai kecil yang airnya berwarna merah darah. Ia terkejut dan merasa ada yang tidak beres. Ia memutuskan untuk mengikuti aliran sungai itu, berharap menemukan sumbernya.
Setelah berjalan cukup jauh, Ardi tiba di sebuah clearing. Di tengah clearing itu, berdiri sebuah pohon tua yang sangat besar dengan akar yang menjalar ke segala arah. Di bawah pohon itu, terdapat sebuah altar batu yang dipenuhi dengan bunga-bunga layu dan tulang-tulang hewan.
Ardi merinding. Ia merasa seperti telah memasuki tempat yang sakral dan berbahaya. Tiba-tiba, ia mendengar suara bisikan dari segala arah. Suara itu memanggil namanya, memintanya untuk tinggal dan menjadi bagian dari hutan itu.
Ardi ketakutan. Ia ingin lari, tetapi kakinya terasa berat. Ia mencoba melawan suara-suara itu, tetapi semakin lama semakin kuat. Ia merasa seperti kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
Tiba-tiba, Ardi melihat sesosok bayangan muncul dari balik pohon tua itu. Bayangan itu berbentuk seorang wanita dengan rambut panjang dan mata yang menyala. Wanita itu tersenyum padanya, lalu mengulurkan tangannya.
Ardi terhipnotis. Ia ingin meraih tangan wanita itu, tetapi sebelum ia sempat melakukannya, ia mendengar suara teriakan dari kejauhan. Suara itu memanggil namanya dengan nada cemas.
Ardi tersentak. Ia menoleh ke arah suara itu dan melihat teman-temannya berlari ke arahnya. Ia merasa lega dan kembali mendapatkan kendali atas dirinya sendiri.
Wanita bayangan itu menghilang, dan suara-suara bisikan itu mereda. Ardi berlari ke arah teman-temannya dan memeluk mereka erat-erat. Ia menceritakan semua yang telah dialaminya, dan teman-temannya terkejut mendengarnya.
Mereka memutuskan untuk segera meninggalkan Hutan Kebayangan. Mereka berjalan dengan cepat tanpa menoleh ke belakang. Akhirnya, mereka berhasil keluar dari hutan itu dengan selamat.
Sejak saat itu, Ardi tidak pernah lagi berani menjelajahi Hutan Kebayangan sendirian. Ia menyadari bahwa hutan itu memang menyimpan misteri yang lebih baik tidak diusik. Hutan Kebayangan tetap menjadi tempat yang menakutkan dan mempesona, sebuah dunia di mana batas antara kenyataan dan ilusi menjadi kabur.