Disuatu hari ada seorang sahabat yg terdiri dari: vivi, sasa,meimei,fifi,dan bila. aku (vivi) berteman dengan merekacukup lama dari kami Tk,Tb,Sd, dan mts. Setelah kami lulus dari sd adalah kami mempunya tujuan masing masing. Bila yg di ponpes, fifi dan meimei yang di asrama, sedangkan aku,serta sasa hanya di mts tanpa di ponpes maupun asrama. Kita berlima memang bersekolah di mts yang sama, akan tetapi kita sudah jarang sekali untuk saling bertegur sapa. Aku yang memang pada dasarnya memiliki sifat introvert tak berani menyapa mereka. Kami memang disatukan dalam lingkup sekolah akan tetapi kami dipisahkan oleh kelas yang berbeda beda. Sasa di 7a, aku dan meimei di 7b, sedangkan fifi dan bila di 7c. Mereka semua dengan gampang sekali mempunyai teman baru, sedangkan aku hanya bergantung kepada mereka untuk menjadi temanku. Hingga beberapa minggu aku lebih memilih di dalam kelas saja daripada keluar kelas yang membuat akh lelah, dan sasa lah yang selalu menghampiriku di kelasku untuk mengajak aku keluar dari kelas. Awalnya aku menolak karena takut, akan tetapi sasa selalu menyemangati aku hingga pada akhirnya akupun mau dan sedikit berani untuk keluar. Walaupun aku dan meimei satu kelas, dia telah memiliki teman baru. Aku, meimei, fifi, dan bila seperti orang asing yang tak pernah saling menyapa. Terkecuali sasa, karena sasa yang selalu ada selama aku tak berani. Di kelas ku ini sebenarnya aku telah mengenal satu teman yang begitu akrab dengan aku bahkan aku dgn dia duduk bersebelahan, dia adalah selsa. Walaupun begitu yang ku anggap sahabat dan selalu ada hanya lah mereka. Tetapi kenapa semua malah seperti ini. Di kelas nya sasa ternyata ada murid baru yg namanya rara, aku memang tak pernah bertemu dengan nya tetapi hanya sekedar mengenal nama saja, karena sasa sering menceritakan rara kepada aku. Selang 1 tahunpun berlalu, di kelas 8b ternyata kami dipersataukan kembali, terkecuali meimei dia berada di 8a. Akhirnya aku, sasa, fifi, berbicara lagi. Tetapi tidak dengan bila, ter karena peraturan dari ponpesnya jika anak ponpes itu tidak boleh bergabung dengan anak luar yang dianggap akan memengaruhi hal hal biruk. Dan pada akhirnya hanya aku, sasa dan fifi lah yg berteman kembali.hingga aku mulai tertarik terhadap salah satu cowok yang ada di kelas kami, tetapi tak ada seorang pun yang tau kecuali aku dan allah yang tau. Aku mengagumi cowok itu secara diam diam, hingga pasa akhirnya cowok yang membuatku tertarik itu menyukai sahabatku itu yaitu sasa dan bahkan cowok itu menyatakan perasaan itu di hadapan maata kepalaku. Aku di situ sedang berdua saja dengan sasa karwna fifi sedang keluar kelas. Disitu akh hanya bisa tersenyum dan mendukung, walau pada kenyataan hatiku patah dan sakit. Tetapi tidak papa, asalkan sahabatku itu bahagia. Kemudian mereka resmi berpacaran. Hingga suatu hari badai menerpa kami bertiga yaitu aku, sasa dan fifi. badai itu adalah ketika sasa merasa terabaikan atau cemburu ketika aku sedang bersama fifi. Padahal kebyataannya tidak, Dan sasa pun mulai menjauh dan memusuhi aku dan fifi, sasa bahkan tidak mau berbicara bahkan menoleh kearah kami pun tidak. Hingga permusuhan itu terjadi hingga kelas sembilan. Akan tetapi aku dan fifi ternyata berbeda kelas. Justru aku dipersatukan dengan meimei dan sasa, disitu pada awal awal kelas sembilan aku menjadi seorang yang pendiam lagi. Dan aku keluar jika fifi yang mengajak aku. Jika tidak maka aku akan tetap di dalam kelas saja, karena di awal kelas sembilan ini aku duduk bersama anak baru yang dulu sempat satu kelas dengan sasa dj kls 7 yaitu rara. Akupun mulai alrab dengan dia, bahkan karena dia meimej dan sasa mulai kembali akrab lagi dengan aku. Kami yang terdiri dari sasa,aku,meimei, dan rara pun menjadi teman akrab. Hingga pada akhirnya lulus, akan tetapi kami ber 4 punya masaah lagi karena aku dekat dengan fifi. Kenapa sih mereka harus marah dan cemburu ketika aku bersama teman yang lain dulu. Ketika mereka bersama teman yang lain aku biasa saja tapi kenapa aku tidakk. Kenapa mereka begitu egoiss, sampai di titik aku pun mulai lelah dan tak ingin semakin mengahcurkan diri seta hatiku terlalu dalam aku memutuskan untuk berhenti berjuang terhadap mereka yang tak ingin ku perjuangkan sebagai sahabat. Jika suatu saat nanti kita dapat bersama sama kembali aku akan sangat bahagia, entah ini hanya harapan atau bakal terwujud. Aku akan menanti dengan segala rindu yang tertahan ini, karena aku tak dapat menyuarakan rinduku secara langsung. Ku berdoa semoga kita dapat kembali lagi.
𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭