Aku tak tahu dari mana aku harus menceritakan kenangan idahku dengan Dia ketika duduk di bangku SMP.
Pada saat itu adalah tahun 2019, aku masuk ke salah satu sekolah di daerah bekasi, saat itu umurku baru 15thn.
"Aku Boleh minta akun fb nya gak?"
Aku memberanikan diri untuk meminta akun fb Dia walaupun dengan malu-malu.
Ku lihat teman-temannya yang duduk di sampingnya, tertawa meledek dan bersiul genit ke arahku dan Dia, membuat jantungku tambah berdetak cepat.
Bahkan aku pun sudah merasakan pipiku yang memanas dan pasti saat ini sudah merah padam seperti buah cery.
Dia menatap diriku, lalu tangannya mengambil ponsel yang aku sodorkan ke arahnya.
Setelah itu Dia memberikan ponselku kembali, tentu saja aku sangat senang dan langsung berlalu pergi dengan membawa malu yang luar biasa.
Di kelas, ku lihat layar ponsel dengan tangan yang bergetar, ternyata benar di sana sudah aku akun fb Dia dan dalam setatus berteman.
"Hihi akhirnya dapet juga." Gumamku tertawa kecil.
Setelah kejadian itu aku semakin dekat denganya, bahkan kami sering bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing dan saling membicarakan masa depan.
Pernah suatu ketika Dia berkata padaku "Kao kita nikah nanti mau punya anak berapa?" di tanya seperti itu, tentu saja aku tertawa geli.
Pertanyaan itu sangat konyol, tetapi entah kenapa aku merasa bahagia.
Hingga suatu ketika saat hendak pulang sekolah, hujan turun dan jalanan menjadi banjir, latar sekolahku yang memang sudah jelek membuat genangan air menjadi kotor.
"Kalau kamu tidak keberatan, ayo aku gendong. Kalau kamu tetap jalan, nanti sepatumu jadi kotor."
Dengan senang hati aku menerimanya, saat di gendong dengannya suara ricuh terdengar arah belakang, para siswa dan teman-temanku pada meledek sambil tertawa, bahkan guru-guru yang melihatnya juga meledek kami sambil geleng-geleng kepala.
Aku masih ingat obrolan yang aku dan Dia bicarakan saat itu.
"Kamu....Suka baca novel ya." tanya Dia.
Aku menganggukkan kepala "Iya aku suka, bagiku novel adalah surga, novel adalah dunia yang diinginkan semua manusia."
"Emangnya kalo dunia nyata kenapa?"
"Aku gak suka aja, dunia nyata penuh dengan kebohongan, kalau aku bisa memilih aku ingin masuk kedalam dunia novel yang aku suka."
Mendengar ucapanku yang seperti itu, Dia menjawab "Tapi kalau di dunia nyata ada aku, dan aku akan selalu berusaha membuatmu bahagia"
Saat itu aku sangat senang mendengar Dia yang berkata seperti itu, rasanya hatiku seperti taman bunga yang sedang bermekaran, dan dunia nyata tidak seburuk yang aku pikirankan kalau Dia ada di sampingku.
Aku memandang wajahnya dari samping, yang tidak nampak lelah menggendongku, dia malah terlihat sangat senang sambil terus mengajakku untuk mengobrol.
Lalu pada suatu hari ketika aku sedang duduk santai di dalam kelas, Dia datang menghampiriku.
Memegang tanganku dan membawa tubuhku munuju tangga pojok lorong, di sana sudah ada teman-temannya yang lain.
Aku bertanya ada apa dan dia menjawab kalau temannya ingin meminjam novel yang aku bicarakan dengan Dia waktu itu.
Tentu saja dengan senang hati aku mengizinkannya, aku kembali ke kelas untuk mengambil buku novel yang selalu ku bawa.
Saat transaksi barang pinjam sudah selesai, Dia tiba-tiba mengusak-ngasik rambutku sambil tersenyum "Makasih ya."
Hampir pingsan aku dibuatnya, senyumnya dan prilakunya yang manis membuat jantungku berdetak cepat.
Apalagi dengan iringan ciutan genit dari teman-temannya yang menyaksikan kejadian manis itu.
Saat hari sabtu pada jam pulang sekolah, semua siswa kelas 1 SMP yang mengikuti pas kibra di wajibkan untuk mengikuti pramuka hari itu, termasuk aku.
Aku berbaris di belakang temanku dan suara teriakan terdengar dari atas gedung sekolah.
Ku lihat di sana Dia sedang menatapku sambil melambaikan tangannya, di temani dengan dua orang temannya.
Aku tersenyum ketika melihat itu, cuaca terik matahari yang membakar kulitku tak menggangguku sama sekali.
Yang awalnya waktu itu aku malas-malasan menjadi bersemangat kerena di awasi oleh orang yang ku suka.
"SEMANGAT YA CANTIK!" teriak Dia dari atas yang membuatku langsung tersenyum malu.
Ketika sedang istirahat, pundakku di pegang oleh seseorang dari belakang.
"Buat kamu."
Ternyata itu adalah Dia yang sudah memegang botol minuman pocari sweat lalu menempelkannya di pipiku.
"Dingin." Kataku saat itu.
"Kalo kamu cepek banget, mau aku pijitin gak?" tanya dia sambil menatapku.
Bahkan ketika kami sudah memasuki sekolah SMA kebetulan saat itu kami sekelas, Dia terus memperlakukanku dengan baik, selayaknya seorang kekasih.
Saat aku lupa mengerjakan PR, dia maju ke depan dan berbicara dengan guru yang bertugas "Pak, biar saya aja yang gantiin dia di hukum."
Saat itu aku terkejut, mencoba untuk melarangnya tetapi anehnya guruku malah mengizinkannya. "Kalian yang yang punya pacar, di contoh nih. Ini baru namanya pria, tidak tega melihat kekasihnya di hukum." ucapan guruku saat itu.
Ketika pelajaran olahraga dan praktek guling depan di atas matras, Teman-teman menertawakanku yang tidak bisa, tetapi Dia malah bertepuk tangan sambil tersenyum.
"WOUWWW keren-keren....Bagiku itu udah bagus kok, dan kamu gak perlu merasa kecewa atau malu." ucap dia waktu itu.
Aku terharu di buatnya, dia selalu mendukungku dalam situasi apapun, dia tidak pernah memojokkan ku atas kesalahan yang aku buat.
Mengingat kenangan SMP & SMA ku yang dipenuhi dengan wajahnya, membuat banyak kenangan indah bersama. Wajahnya yang selalu tersenyum ketika menatapku, matanya yang selalu menatapku dengan penuh cinta saat aku berbicara.
Dan hari ini aku juga sedang menatap wajah Dia yang tersenyum sangat manis, bahka tak jarang di tertawa sampai mulutnya terbuka lebar. Wajahnya yang sudah dewasa sangat tampan dan tak berubah sama sekali.
Yang berubah hanya satu hal, yaitu hari ini dia membuat kenangan indah bukan denganku, tetapi dengan orang lain yang dipilihnya untuk mendampingi dirinya hingga tua.
Seseorang yang akan menjadi belahan jiwanya dan seseorang yang disumpah untuk menemaninya ketika susah maupun senang.
Umur kami saat ini sudah menginjak usia 20thn, 3 tahun dia tiba-tiba hilang kabar dan kembali dengan berita bahagia untuknya, tetapi itu berita buruk untukku.
Di acara pernikahannya, aku datang di temani oleh salah satu temanku yang menjadi saki mata, bagaimana dulu Dia membalas cintaku dan mulai mencintaiku sedalam lautan selama 6 tahun.
Saksi mata bagaimana dia yang menangis sampai tersedu-sedu di kakiku, memohon agar aku memafkan kesalahannya.
Dan saksi mata ketika sedang wisuda SMA, dia memberiku cincin mas asli yang dibelinya dengan mengumpulkan uang jajan berbulan-bulan yang lalu. Di depan teman-teman dia berkata padaku "Will you marry me?"
Dan juga saksi mata betapa stresnya aku, betapa terlukanya batinku ketika dia tiba-tiba hilang dari keseharianku, dan juga dari kehidupanku
Dan hari ini setelah tiga tahun aku tidak bertemu denganya, aku datang ke acara pernikahannya dan menjadi tamu undangan.
Aku terus menatapnya, sekuat tenaga aku menahan air mata agar tidak jatuh, tetapi ketika Dia melihatku dengan matanya yang dulu selalu menatapku dengan penuh cinta, air mataku menetes tanpa permisi.
Mata kami bertemu, tetapi aku menyadari satu hal, sorot mata ketika dia melihatku saat ini, berubah 180derat dan persekian detik dia memalingkan wajahnya dariku.
Pertemuan pertama setelah 3 tahun, aku menyadari bahwa dia sudah tidak lagi mencintaiku, dan entah hilang kemana cinta yang begitu besar dahulu.
Aku lalu berdiri dan melangkah pergi dengan membawa semua rasa sakit dan air mata yang dia berikan padaku.
TAMAT.