Di tengah laut Utara terdapat sebuah pulau yang cukup luas. Pulau ini bernama Al jamil di pulau ini juga terdapat sebuah negara yang memiliki 3 desa negara nya bernama Al Shuja, negara ini memiliki kekayaan yang sangat melimpah seperti emas, perak, gas alam, dan lain sebagainya. Negara ini memiliki sistem monarki dan pemimpin di negara ini bernama Abu Fahd. Abu fahad lahir pada tahun 1917 dan menjadi raja pada tahun 1919. Abu Fahd juga pernah ikut perang dunia 1 pada saat ayah nya yang bernama raja Abdullah memimpin, namun pada tahun 1919 raja Abdullah wafat dan abu fahad menjadi raja selanjutnya.
Awal penyerangan (Desember 1940)
Hari itu hari yang sangat indah di ibu kota Al Shuja. Warga melakukan aktivitas seperti biasa nya yaitu seperti mencuci, nongkrong, berbelanja, dan lain sebagainya. Namun tiba tiba terdengar sebuah sirine yang sangat keras dan suara abu Fahd pun di putar. Abu Fahd memberikan perintah kepada semua warga.
Abu Fahd:assalamualaikum warahmatullahi kepada semua warga ku yang terhormat. Berita hari ini yang sangat tidak menyenangkan bahwa pelabuhan arah selatan telah dikuasai oleh Jerman, oleh karena itu kepada semua warga ku larilah ke desa yang ada di ujung pulau ini karena desa itu memang khusus kepada kalian wahai warga ku. Terimakasih.
Setelah abu Fahd memberikan berita tersebut. Akhirnya semua warga yang ada di ibu kota langsung lari ke arah desa yang dituju, namun akhirnya evakuasi pun berhasil dilakukan dan kini semua warga berhasil diamankan. Sementara itu para prajurit militer Al Shuja bergegas menuju Medan perang, mereka pun di Taruh di ibu kota Al Shuja agar ibu kota itu selamat. Dan lain nya pergi ke parit perang yang berlokasi tidak jauh dengan pelabuhan arah selatan.
Pertempuran 1 (Januari 1941)
Siang hari yang mencekam di dalam parit perang. Para prajurit yang bersiap siap untuk berperang namun terdapat salah satu prajurit yang memiliki mental lemah yang bernama Ahmad. Ahmad lahir pada tahun 1917 dia menjadi prajurit saat kemarin, tujuan dia menjadi prajurit adalah untuk membuat dirinya lebih terkesan dan membanggakan orang tuanya. Namun di dalam parit perang Ahmad sangat ketakutan karena dia belum pernah ikut perang sebelumnya, akhirnya perang pun dimulai. Para serdadu Jerman membawa tank, pesawat, dan lain sebagainya. Tembakan pun dimulai para prajurit Al Shuja banyak yang gugur namun Ahmad yang berada di dalam parit perang terdiam. Dia pun mulai merangkak untuk melarikan diri namun saat di tengah melarikan diri kaki Ahmad terkena peluru dari salah satu prajurit Jerman. Ahmad pun mulai berteriak
Ahmad:maafkan aku ibuuu. Seharusnya aku mendengarkan mu ibu aku salah ibu aku salah, tolong ibu maaf kan aku.
Ahmad pun menangis dan dia pun menulis sebuah surat. Namun saat menulis sebuah surat dia tewas akibat tembakan dari tank Jerman. Kini semua prajurit Al Shuja gugur saat mempertahankan jalur masuk ke ibu kota, namun di ibu kota Al Shuja para tentara elit Al Shuja sedang bersembunyi di dalam rumah untuk menunggu penyerangan.
Ibu kota (februari 1941)
Malam itu di semua rumah para prajurit elite Al Shuja sedang menunggu kedatangan musuh. Salah satu Intel Al Shuja meneropong sekitar dia bersama seseorang sniper yang bernama faqih. Faqih pun membidik arah depan benar saja tiba tiba beberapa tank Jerman datang. Faqih pun langsung membunyikan bel dan semua pasukan di dalam rumah langsung bersembunyi untuk menyamar. Tank Jerman pun datang dan melihat sekitarnya sangat sepi, 2 pasukan Jerman langsung merobek bendera Al Shuja dan mengganti kan nya Dengan bendera Jerman. Setelah mengibarkan bendera jerman akhirnya pasukan Jerman kembali namun saat mereka lengah para pasukan elit Al Shuja langsung keluar dan menembaki semua pasukan Jerman. Para pasukan Jerman yang tidak sadar tewas dan tank mereka banyak yang hancur akibat bom buatan Al shuja. Setelah penyerangan kini banyak tentara Jerman yang tewas di ibu kota Al Shuja dan lain nya kabur dari ibu kota. Setelah pengusiran kini pasukan elit Al Shuja langsung merobek bendera Jerman dan mengganti kan nya kembali dengan bendera Al Shuja, sementara itu di pelabuan pasukan Jerman mulai merancang strategi yaitu menghancurkan ibu kota Al Shuja. Sebab jika menghancurkan ibu kota Al Shuja maka semua pasukan elit Al Shuja akan tewas, namun strategi ini dibatalkan karena jika ibu kota Al Shuja dihancurkan mereka akan tewas sebab pasukan elit Al shuja tidak berada di ibu kota Al Shuja saja namun di mana mana. Akhirnya setelah itu mereka merancang strategi untuk menguasai ibu kota Al Shuja selanjutnya yang bernama Al majd. Ibu kota ini sangatlah kaya di dalam tanah nya terdapat emas, perak, besi, dan lain sebagainya.
Al majd ( Maret 1941)
Siang itu para prajurit Jerman pun bersiap siap mereka menaiki tank, truck, dan lain sebagainya. Mereka pun berangkat menuju Al majd yang berjarak 7 M dari pelabuhan, sementara itu di Al majd para pasukan elit Al Shuja bersiap siap mereka mulai meletakan beberapa kotak peluru, senjata, dan lain sebagainya. Hingga akhirnya pasukan Jerman datang dengan tank nya. Saat pasukan Jerman telah berjarak 6 meter dari kota Al majd. Pasukan Al Shuja langsung bersembunyi di rumah masing masing sementara itu pasukan Jerman yang melihat kota Al majd sangat sepi mereka pun turun dari tank karena tidak ada gunanya menyerang kota yang sangat sepi. Akhirnya pasukan Jerman turun dari tank dan mulai mengibarkan bendera Jerman di kota Al majd, setelah mengibarkan bendera Jerman para tentara Jerman pun memutuskan untuk istirahat. Namun di dalam rumah yang gelap 9 sniper tentara elite Al Shuja bersiap siap membidik para tentara Jerman. Akhirnya 9 sniper itu menembaki semua tentara Jerman, semua tentara Jerman yang lengah pun kaget dan mulai membalas serangan namun sia sia karena mereka tewas tanpa persiapan. Akibat serangan dari 9 sniper kini hanya tersisa 3 tentara jerman. Ketiga tentara Jerman pun melarikan diri namun mereka tewas akibat menginjak ranjau, kini tentara elit Al Shuja berhasil mengambil senjata, tank, dan lain yang milik Jerman. Akhirnya setelah penyerangan para prajurit elit Al majd mulai merancang strategi untuk mengambil kembali pelabuhan strategi ini dinamakan pertempuran berdarah. Cara kerja strategi ini ialah menyerang Jerman dua arah yaitu satu menggunakan tank, sementara itu yang lain nya prajurit non memakai tank.
Operasi pertempuran berdarah ( April 1941)
Akhirnya di waktu shubuh para tentara elit Al Shuja pun langsung bergegas menaiki tank dan mempersiapkan senjata. Mereka pun langsung bergerak sesuai rencana di peta strategi, sementara itu tentara Jerman sedang mempersiapkan untuk menyerang kembali namun saat mereka sedang asyik beres-beres salah satu inteligen Jerman meneropong hal yang aneh yaitu dari arah depan sangatlah sepi karena biasanya tentara elit Al Shuja melakukan penyerangan melewati arah depan. Hal ini membuat Jerman langsung menaruh 4 meriam anti tank dari arah depan namun dari arah yang tak terduga tank tank dari Al Shuja menembaki para prajurit Jerman. Prajurit Jerman yang fokus membidik arah depan langsung kaget mereka tewas tanpa persiapan. Sementara itu prajurit Jerman lain menyerbu arah tank namun dari sisi lain prajurit elit Al Shuja menyerang prajurit Jerman. Akibat taktik dari Al shuja kini Jerman pun menyerah akibat itu Jerman pergi dari Al Shuja dan kembali ke Jerman. Akhirnya setelah bebas dari Jerman kini Al Shuja kembali merdeka setelah merdeka para prajurit elit Al Shuja pun memberitakan berita ini kepada semua masyarakat. Akhirnya semua masyarakat yang tinggal di desa yang ada di ujung pulau bergegas ke ibu kota Al Shuja. Kini Al Shuja berhasil kembali merdeka oleh Jerman. Sementara itu abu Fahd yang berada di bunker menangis bahagia dan keluar dari bunker kini para warga, prajurit, dan abu Fahd bertakbir dan bersyukur.
Abu Fahd (mei 1941)
Setelah kemerdekaan Al Shuja di tahun 1941. Kini abu Fahd menyatakan netral karena kondisi negara nya masih hancur, abu Fahd pun memberikan instruksi kepada pekerja agar membangun kembali infrastruktur yang rusak dan memberikan instruksi kepada tukang pabrik agar memproduksi Kembali makanan. Setelah negara mulai membaik Abu Fahd pun turun dari kerajaan dia melantik putranya abu Faisal menjadi raja, pelantikan itu pun berhasil dan abu faishal menjadi raja selanjutnya. Setelah tidak menjadi raja kembali abu Fahd pun sibuk dengan kesibukannya sendiri seperti sering ke masjid, menulis buku, dan lain sebagainya. Namun pada tahun 1942 abu Fahd mengalami perubahan seperti jenggot makin panjang, paru parunya makin sesak, dan lain sebagainya. namun di sore harinya tiba tiba abu Fahd mengalami sesak nafas yang sangat menyakitkan, abu faishal dan keluarganya melihat abu Fahd yang sangat kesakitan akhirnya abu Fahd pun meninggal dunia pada mei 1941.
Juni 1941
Setelah merdeka negara Al Shuja dilanda banyak sekali masalah seperti demo, pembunuhan dan lain sebagainya. Namun yang paling parah ialah Al Shuja barat di sana munculah beberapa simpatisan anti agama mereka menganggap orang yang beragama harus dibunuh akhirnya mereka melakukan aktivitas yang terlarang seperti menculik, membunuh, dan lain sebagainya. Namun di ibu kota letak nya di istana negara, abu faishal merancang strategi yaitu menangkap semua para simpatisan anti agama namun para tentara biasa maupun elit Al shuja sangat repot karena para pendukung nya sangat rahasia. Akhirnya para prajurit elit Al Shuja diturunkan kembali ke Medan perang yang berlokasi arah barat Al Shuja. Sesampainya di arah barat Al shuja mereka pun langsung menyerang beberapa kelompok simpatisan anti agama. Perang ini pun tetap berlanjut dan berakhirnya pada tahun 2015.
Jatuhnya para simpatisan anti agama (2015)
Beberapa tahun kemudian setelah perang dunia usai kini Al Shuja berhasil mengambil kembali kemenangan mereka berhasil menumpas semua kelompok simpatisan anti agama. Namun di tahun ini juga terdapat hal yang menyedihkan abu faishal meninggal dan digantikan anak nya yang bernama Ustman, Ustman adalah anak abu faishal yang tunggal dia adalah mantan dari jendral militer Al Shuja. Utsman pun sangat pintar dalam hal akademik bagaimana tidak, dia berhasil mengajarkan beberapa ribu anak anak Al Shuja pedalaman. Namun disuatu hari Utsman ingin mencari situs sebuah parit perang dia pun meminta para pekerja instruktur untuk mencari sebuah parit perang peninggalan dulu namun para instruktur bingung bahkan sampai tidak mau karena mungkin saja parit sudah tertimbun tanah. Namun Utsman masih keras kepala akhirnya dia pun mulai memberikan sebuah peta. peta itu adalah peta peninggalan kakek nya abu Fahd di peta itu menunjukkan lokasi parit perang. Akhirnya para instruktur pun mulai bekerja.
Pekerjaan
Para instruktur mulai bekerja sangat keras di lokasi yang ditunjukkan benar saja parit perang tersebut sudah ditemukan. Mereka mendapatkan sebuah amunisi, surat, dan lain sebagainya. Hal yang paling menarik dalam penemuan ini adalah terdapat sebuah jasad yang terduduk di jasad itu terdapat sebuah bolongan di kaki nya. Para instruktur pun mulai mengangkat jasad itu ke laboratorium di ibu kota Al Shuja, sesampainya di lab para ahli sejarah mulai meneliti benar saja itu adalah salah satu jasad prajurit Al shuja dahulu. Para ahli sejarah juga menemukan sebuah surat dan prajurit tersebut bernama Ahmad, para ahli sejarah pun mulai membaca surat tersebut surat itu berisi
Ibu jika aku mati dalam perang tolong jangan menangisi ku sebab aku adalah seseorang yang lemah. Aku pantas mati di Medan ini dan aku tidak akan pulang jika negara belum merdeka, aku juga adalah orang yang cacat mental maka dari itu terimakasih ibu sudah mengajarkan aku.
Setelah membaca surat itu para ahli sejarah mulai menangis dan menyimpannya di museum. Kini jasad Ahmad dikebumikan dengan layak.
Selesai