suara ranting kering patah di bawah langkah kaki Riella memecah keheningan sore itu.
la berhenti sejenak, menatap deretan pohon bakau yang rimbun di Mangrove BSD Bontang. Jembatan kayu di hadapannya tampak kusam, beberapa papan mulai terangkat, seolah menolak dilalui waktu.
Sebuah motor berhenti di belakangnya. turun dengan membawa kantong plastik berisi botol air dan makanan ringan.
Jamal: "Masih inget jalannya, kan?"
riella: "Masih. Cuma sekarang jalannya nggak sebagus dulu."
Mereka berjalan beriringan, menapaki jembatan yang dulu sering jadi tempat kegiatan sekolah.
Dulu, saat masih berseragam abu-abu, mereka sering datang bersama teman-teman untuk membersihkan kawasan mangrove. Sekarang, tak ada lagi teriakan ceria, hanya bunyi serangga dan angin yang lewat di antara akar bakau.
jamal: "Tempat ini berubah, ya ri."
riella: "Iya. Tapi baunya masih sama."
Angin laut berhembus lembut. riella memandangi air yang berkilau di bawah sinar matahari senja.
riella: "Dulu kita sering berantem di sini."
jamal: "Iya. Soal hal-hal sepele. Tentang siapa yang datang duluan, siapa yang paling banyak kerja."
riella: "Tapi waktu lomba kebersihan sekolah, kita menang gara-gara tempat ini."
jamal: "Dan gara-gara kamu."
riella: "Aku cuma ngingetin kamu biar nggak malas."
Beberapa detik berlalu tanpa suara. Hanya angin dan deburan ombak yang terdengar.
jamal mengambil sesuatu dari tasnya - selembar foto lama yang sudah mulai pudar.
Dalam foto itu, mereka berdiri di tempat yang sama, masih berseragam, tersenyum di antara tumpukan karung sampah hasil kerja mereka.
jamal: "Aku simpan ini terus."
riella: "Aku pikir kamu udah buang."
jamal: "Nggak mungkin. Aku janji waktu itu bakal balik lagi ke sini. Janji buat bawa foto ini."
riella menerima foto itu. Tangannya berhenti di pinggir kertas, jemarinya sedikit bergetar. la menatap foto lama itu lama-lama sebelum akhirnya mengembalikannya.
riella: "Tempatnya udah sepi. Tapi rasanya nggak."
jamal: "Mungkin karena kita yang pernah bikin tempat ini ramai."
Matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Warna jingga menyala langit, memantul di permukaan air.
riella: "Kita pulang, yuk mal."
jamal: "Iya. Tapi lain kali, kalau bisa, datang lebih cepat. Aku pengen liat tempat ini waktu siang."
Mereka berjalan beriringan kembali ke arah parkiran, meninggalkan mangrove yang perlahan tenggelam dalam cahaya senja. Di belakang mereka, suara angin berbisik pelan di antara akar-akar tua seolah menyimpan sisa tawa dua anak SMA yang pernah menjadikan tempat itu saksi awal sebuah rasa yang sederhana tapi tulus.