Jeritan itu datang dari kamar sebelah, kamar yang seharus nya kosong selama sepuluh tahun terakhir. Berawal dari saat aku dan keluarga ku pergi ke kota jogja, pada hari kamis setelah aku pulang sekolah aku mendapatkan kabar gembira, bahwa sebentar lagi atau beberapa bulan kedepam sepupuku akan mengadakan acara pernikahan. Acara itu tepatmya di jogja
Awal mula sebelum ke jogja aku sudah memikirkan "kira-kira bagaimana ya tempat penginapan di sana?" Sebelum itu aku memang sempat mendengarkan pembicaraan orang tua ku dengan keluarga ku yang laim secara diam-diam
Terlihat tidak sopan, tetapi aku sudah sangat penasaram apa yang mereka sedanf bahas. Sembaring mendengarkan perbincangan itu, aku sambil memakan beberapa makanan buatan nenek ku, aku sangat suka dengan makanan itu, bahkan makanan yang aku makan tadi berasal dari kota jogja dan Bontang. Dari antara kedua kota itu makanan favorit aku berasal dari kota bontang, yaitu pempek kapal selam
Setelah selesai perbincangan ity aku langsung terbirit-birit ke kamar tidur aku. Karena aku sudah ada janji dengan ayah kalau malam ini aku akan belajar. Walaupun hampir ketahuan tetapi aku lolos.
Saat tiba di kamar aku langsung menceritakan apa yang ku dengar tadi ke para-para saudara kakakku, Bahwa nanti saat ke Jogja kita sekeluarga akan menginap di Homestay, tepatnya di depok.
Beberapa minggu ke depan ibuku mengajakku ke tempat belanja, karena ingin membeli barang yang akan di bawa ke ke Jogja nanti. Saat perjalanan menuju ke rumah ibuku cerita dengan ku
Ibuku : "nak kamu sudah liat tempat penginapannya belum?"
Aku : "belum bu, kenapa?"
Ibuku : "kalau ibu liat-liat, sebenarnya ibu tidak setuju dengan keputusan ayah, ibu gamau nginap di rumah itu. Tempatnya kayak sumpek, panas, pengang, dan sembab, dan sedikit agak menyeramkan"
Aku : "masa sih bu?"
Ibuku : "iya nak, nanti di rumah ibu perlihatkan ya?"
Sehabis mendengar cerita ibu saat perjalanan pulang ke rumah, aku jadi semakin penasaran dan juga semakin kepikiran soal penginapan itu. Aku terus-menerus memikirkan penginapan itu, "kira-kira di sana tempatnya bikin aku bakalan nyaman tidak ya?"
Saat tiba hari H, hari kita sekeluarga berangkat ke jogja. Aku dengan saudara-saudara ku sangat tidak sabar untuk melihat pemandangan di Jogja sana. Walaupun aku masih penasaran dengan penginapan itu.
Beberapa jam kemudian, tibalah kami di Jogja. Aku sangat senang dan puas karena melihat pemandangan di Jogja. Pemandangan begitu indah sampai-sampai aku hampir ketinggalan bis. Selain bagus, pemandangan di Jogja tidak mengecewakan.
Tibanya di Jogja, aku dan keluarga ku langsung pergi ke penginapan itu untuk istirahat. Awal aku melihatnya aku senang karena dari luar penginapan itu terlihat seperti rumah mewah yang megah. Tetapi saat aku masuk ke dalam rumah itu aku sedikit kecewa, karena tidak sesuai dengan apa yang ku kira. Rumah itu dalam nya sudah terlihat sangat tua dan juga modelnya yang sangat antik
Saat aku masuk ke penginapan itu merasakan seperti sedang di pasar malam, sangat sesak, pengap, panas dan terasa sangat ramai, padahal hanya aku dan keluarga ku saja yang yang baru masuk.
Ketika aku membuka kamar yang akan ku tiduri, aku merasakan hawa-hawa pengap, sembab, lembab, dan sesak, bahkan itu lebih parah dari awal aku masuk ke dalam penginapan ini.
Menjelang maghrib aku semakin merasa tidak nyaman. Saar adzan berkumandang aku langsung mengambil wudhu dan melaksanakan sholat maghrib. Saat itu aku memcaba al-fatiha aku mendengar suara tangisan, tetapi aku tidak peduli dengan hal itu. Sehabis selesai sholat aku reflek menghadap ke kaca, sekilas aku melihar ada sosok anak kecil, aku sangat kaget tetapi anak kecil itu entah hilang kemana.
Keesokkan malam harinya, saat sedang bersantai-santai di kamar, tiba-tiba aku mendengar suara orang yang sedang meminta tolong "tolong....tolonf aku...". Aku langsung berdiri dan menghampiri suara itu, tetapi saat aku memeriksanya tiada orang satu pun. Hanya aku sendiri, tidak lama suara itu semakin nyaring. Dan aku mendengar dengan jelas suara teriakan dari kamar sebelah. "AAAAAAAAAA...." aku sangat kaget mendengarkannya, karena aku tau bahwa di kamar sebelah tidak ada orang satu pun. Aku langsung segera meminta perlindungan dengan Tuhan dan berdoa. Gangguan-gangguan itu semakin lama semakin jelas terdengar. Suara yang harusnya di kamar sebelah kini pindah ke depan kamarku.
Di kamar aku benar-benar kaku, hanya bisa berdoa dan pasrah. Aku berdoa agar semua gangguan tadi cepat berakhir. Saat aku sedang dalam keadaan sangat nunduk, bodohnya aku malah melihat ke arah kaca, terlihat sangat jelas ada anak kecil duduk persis di sebelah ku. Aku benar-benar tidak ada tenaga sama sekali. Berharap semua akan berakhir
Tak lama, setelah beberapa menit, semua gangguan itu hilang. Aku hanya masih bisa duduk teridam, tanpa aku sadari, ternyata aku pingsan, saat sadar ternyata aku sudah di atas kasur.
Keluarga ku semua panik, bahkan ada yang berpikiran aneh-aneh, seperti mikir kalau aku sakit parah. Padahal tidak seperti itu aslinya, aku hanya bisa bernapas lega karena semua sudah berkahir.
Saat aku di tanya kepada. Aku hanya bisa menangis karena rasa trauma dan takut. Aku langsung peluk ibuku dan berkata "ibu, aku tidak mau lagi tidur di kamar itu, aku takut".
Mendengar apa yang aku bilang, keluarga ku langsung paham maksud dari aku itu apa.
Beberapa hari kemudian hari yang kami tunggu-tunggu akhirnya telah tiba, yaitu hari di mana sepupuku menikahi kekasih yang sangat dia sayang. Selesai acara itu, sehari sebelum pulang ke rumah aku cerita-cerita dengan pakde ku, pakde ku cerita
Pakdeku : "nak kemarin di ganggu seperti apa? Sepertinya kamu trauma sekali. Sebanarnya pakde mengerti mengapa ini bisa terjadi"
Aku : "iya pakde, itu kenapa ya? Apa aku ada salah dengan mereka?"
Pakdeku : "bukan nak, hanya saja arwah belanda dulu yang tidak tenang saat tinggal di sini, mereka sempat ada konflik antara satu sama lain yang menyebabkan tumpah darah".
Aku : "ohh..jadi seperti itu ya pakde, kasian ya"
Pakdeku : "iya nak, kita doakan yang terbaik saja ya"
Mendengar cerira pakde ku, aku langsubg mendoakan mereka agar tenang di sana.