Pagi ini langit tampak cerah, matahari bersinar dengan hangat, suasana pagi yang indah. Kemudian ibuku datang membawakan sarapan ke kamar ku. Aku merasa aneh karena ini pertama kali ibuku membawa kan sarapan, biasanya ia selalu memanggil ku jika waktunya sarapan. Tapi tanpa pikir panjang aku langsung menyantap sarapan ku. Tiba tiba ibuku berkata bahwa aku akan bertunangan. Aku terkejut hingga hampir tersedak, karena Berita itu bagai kan petir yang menyambar di pagi hari.
Aku sena wanita berumur 29 tahun yang sudah lama menganggur ini tiba tiba di suruh untuk bertunangan. Bagaimana bisa di jaman sekarang masih ada pertunangan, ini kan bukan kisah romance berlatar kerajaan seperti di kebanyakan manhwa. Ibuku bilang aku akan bertemu dengan orang yang akan menjadi tunangan ku dan keluarganya nanti malam.
Saat malam yang ibu sebutkan tiba aku melihat pria yang akan menjadi tunangan ku itu, dan nama nya adalah rowen. Penampilan nya sangat keren tapi apa dia itu introvert ya pendiam sekali. Setelah orang tua kami berbincang pada akhirny disepakati aku dan rowen menjadi tunangan.
Di pagi hari aku pergi joging dengan temanku disekitar panggung adat, dan karena ini hari Minggu jadi temanku juga punya waktu luang dan nama temanku adalah Alexa. Dia adalah sahabat baikku sejak SMA, dan sekarang dia adalah seorang ibu dengan 1 anak yang sedang menyempatkan diri untuk menemani diriku yang menyedihkan ini.
Setelah selesai jogging kami istirahat di sebuah gazebo dan aku mulai membuka mulutku dan menceritakan semua hal yang terjadi semalam, alexa hanya tertawa kecil mendengar ceritaku sambil meledek ku, "seorang sena memiliki tunangan itu terdengar konyol, tapi itu bagus artinya kau takkan menjadi beban orang tua mu lagi, melainkan akan menjadi beban calon suami mu itu" kata Alexa dengan nada mengejek. Mendengar ledekannya itu membuat ku sedikit kesal karena itu adalah fakta, "tapi walau aku hanya menjadi beban aku tetap sadar diri kok, setidaknya walau aku pengangguran begini aku masih menghasilkan uang lewat online kan" kata ku membalas ledekan Alexa.
Setelah beristirahat sejenak kami langsung pulang dan aku berpisah dengan alexa di persimpangan jalan menuju rumah. Sejujurnya selama perjalanan pulang aku selalu penasaran tentang Rowen, dia pria tinggi dengan wajah yang memukau dan pendiam seperti es, walau menyebalkan untuk mengakuinya tapi aku sangat penasaran tentang dia.
Sesampainya dirumah tiba tiba ibuku mengatakan bahwa nanti malam ibu dan ayah akan pergi jadi ia menyuruhku pergi makan malam diluar bersama Rowen, dan bahkan ibuku sudah memberitahu Rowen terlebih dahulu. Ini terlalu tiba tiba tapi kurasa tak masalah, aku juga merasa sedikit penasaran pada pria dingin itu jadi bukankah ini kesempatan untuk saling mengenal lebih dalam.
Ketika rowen datang menjemputku aku sedikit terkejut karena dia datang ontime sekali bahkan aku belum bersiap, jadi aku langsung buru-buru bersiap. Setelah siap kita langsung berangkat, selama perjalanan bener bener terasa begitu canggung, apa aku harus memulai pembicaraan duluan. Yah mari kita coba.
"Rowen, bagaimana bisa kau tinggi sekali, apa kau sebenarnya sebuah tiang ya makanya tinggi" kataku dengan sedikit bercanda.
Tapi dia hanya mengatakan entahlah, padahal aku hanya ingin bercanda sedikit untuk melihat reaksi Nya, tapi apa apaan itu, bukankah reaksinya begitu datar. Padahal aku hanya ingin mencair kan suasana yg begitu canggung ini tapi karena balasan ny itu justru membuat suasana semakin canggung.
Ketika sampai ia membukakan pintu mobil dan membantu ku turun, bahkan dia sampai melakukan escort untuk masuk kerestoran. Ini kan bukan cerita yg berlatar di kerajaan eropa dalam kebanyakan novel atau manhwa. Jujur ini sedikit memalukan tapi entah mengapa aku tetap melakukan nya dan merasa sedikit terhibur atas sikap ny ini, walau dia tetep menunjukkan ekspresi datarnya.
Ketika di meja makan aku ingin sedikit basa basi karena canggung rasanya klo tidak ad komunikasi.
"Hei apa kau tak masalah bertunangan dengan ku?" Tanya ku dia hanya menjawab dengan kata tak masalah.
"Bagaimana dengan malam ini apa kau tak merasa repot karena ibuku menyuruh mu untuk menemaniku makan malam diluar, kau pasti sibuk sekali" kata ku untuk memperpanjang pembicaraan, tapi lagi lagi dia hanya menjawab dengan singkat dengan berkata tidak. Ini benar benar sulit, dia hanya menjawab singkat selama aku bertanya.
Pada akhirnya makan malam ini berakhir dengan suasana yang canggung. Dan setelahnya rowen mengantar ku pulang sampai di depan rumah ku, aku mengucap kan terimakasih dan ia hanya menganggukan kepalanya.
Sebelum aku masuk rumah tiba tiba rowen meminta nomor ku,aku terkejut karena ini pertama kalinya rowen berbicara duluan,
Aku memberikan nomor ku dan mengingat kan untuk menghubungi ku duluan.
Setelah malam itu kami lebih sering berjalan jalan bersama, sehingga kami semakin dekat dan aku merasa menjadi lebih mengenal rowen.
Yang pasti kuketahui ialah rowen tak pandai berekspresi. selama ini aku lebih dulu mengajak mengobrol dan jalan. Ketika aku memulai mengobrol dengan rowen dia selalu membalas dengan jawaban yang singkat, walau begitu dia selalu pandai bersikap manis.
Terkadang untuk mengumpamakan sikap rowen ini aku menyebut nya ice cream, karena dia orang yang dingin tapi manis. Lalu aku mengajaknya untuk pergi ke acara berlimbur dipanggung adat besok,dan ia menyetujui nya.
Saat tiba di acara kami datang terpisah maka aku hendak mencari rowen. Tapi saat aku melihat nya aku diantara kerumunan aku ingin menyapanya dan berharap ia tersenyum padaku, tapi sebelum aku menyapanya aku terkejut karena melihat rowen dengan wanita lain, dan rowen menunjukkan ekspresi yang belum pernah ia tunjukkan padaku.
Karena melihat itu aku langsung berbalik kebelakang dan berlari menjauh. Entah mengapa hal itu sedikit terasa sakit dan membuat ku menangis, sehingga aku tak dapat melihat jalan dengan baik. Tapi tiba tiba aku terpeleset dan hampir jatuh dari jembatan.
Sebelum jatuh tiba tiba rowen menarik ku dan memelukku, ia menunjukkan ekspresi yang begitu khawatir.
Setelah itu rowen mengantar ku pulang dan membawaku kekamarku. Kemudian wanita yang kulihat tadi datang dan membawakan teh hangat untuk ku, aku mengucap kan terimakasih kemudian dia langsung pergi.
Aku bertanya pada rowen siapa wanita itu dan rowen menjelaskan siapa wanita yang bersamanya, lalu rowen bertanya kenapa aku berlari dan siapa yang membuat ku menangis.
Tentu saja aku hanya diam dan tak mengatakan apa apa, bagaimana mungkin aku menjelaskan hal itu ternyata aku hanya salah paham, karena wanita itu adalah adik rowen yang baru kembali setelah belajar diluar negeri.
Bukan kah memalukan jika aku menjelaskan hal itu, rowen hanya diam dan menanyakan apapun lagi dan dia terlihat tahu alasan itu, dia meminta maaf dan mengajakku pergi jalan ketika aku sudah merasa nyaman.
Kenapa dia selalu begitu sikap nya begitu dingin tanpa ekspresi tapi tindakan nya manis sekali, aku benar-benar menyukainya ice cream kesayangan ku.