Langit sore tampak keemasan, seperti menyimpan kenangan yang tak sempat diselesaikan.
Di pinggir danau yang tenang, seorang lelaki muda sedang berdiri menatap permukaan air.
Wajahnya nampak sayu, tatapannya kosong, seolah sedang merindukan seseorang.
Namanya Arga.
Angin lembut berhembus, membawa suara jangkrik dan desiran daun bambu.
Tempat itu dulu indah namun kini sepi, hanya tersisa gema janjinya yang tak pernah ditepati.
"Besok aku pasti datang. Aku janji."
Itu adalah kalimat terakhir yang ia ucapkan lima tahun lalu pada Laras, seorang gadis yang dulu ia cintai.
______
Lima Tahun Sebelumnya....
"Arga, kamu yakin bakal datang?"
Laras menatapnya dengan senyum kecil, matanya lembut tapi penuh ragu.
Di tangan gadis itu ada surat penerimaan beasiswa ke luar kota.
"Iya, aku janji. Aku bakal datang ke stasiun, nganter kamu berangkat," jawab Arga sambil mengusap rambutnya.
"Cuma sebentar kok, aku ada kerjaan, habis itu langsung nyusul."
Laras tersenyum lega.
Ia percaya. Karena bagi Laras, janji Arga adalah doa.
Namun keesokan harinya…
Arga tidak pernah datang.
Bukan karena tak mau, tapi karena ego.
Ia sibuk dengan pekerjaannya yang dianggap lebih penting, dia bahkan berpikir Laras pasti mengerti.
"Ah, cuma janji kecil," batinnya waktu itu.
Namun Ia tidak tahu, bahwa janji kecil bisa meninggalkan luka yang sangat besar.
Dan beberapa tahun Kemudian.
Arga berhasil. Ia punya jabatan, rumah, dan semua yang dulu ia impikan.
Dia sukses.
Namun setiap kali hujan turun, entah kenapa hatinya terasa kosong?
Ada sesuatu yang hilang, tapi ia tak tahu apa.
Sampai suatu sore, ia menerima pesan di media sosial dari akun tak dikenal:
"Aku Laras. Aku baru pulang ke kota. Kalau kamu sempat, datanglah ke danau tempat kita dulu janji ketemu."
Tangan Arga gemetar. Ia segera pergi ke tempat itu dan berharap bisa menebus waktu yang hilang.
Namun sesampainya disana, ia hanya menemukan rangkaian bunga dan selembar foto di bangku pinggir danau.
Di kertas kecil di bawahnya tertulis:
Aku datang setiap tahun di tanggal yang sama. Tapi kamu tidak pernah menepati janji. Mungkin Tuhan yang akhirnya memanggilku lebih dulu.
Arga terdiam.
Lalu, siapa yang memberi pesan padanya, jika ternyata yang di cintainya telah tiada?
Dari penjaga danau, ia tahu Laras meninggal setahun lalu karena sakit yang lama tak diobati.
Rangkaian bunga dikirim setiap hari karena penjaga danau sangat kasihan pada sosok gadis yang seolah menunggu, tapi tak paham apa dan siapa yang dia tunggu.
Gadis itu tetap datang ke tempat yang sama, menunggu Arga, hingga tubuhnya sudah tak sanggup lagi.
Arga berlutut. Bersimpuh, hatinya sakit.
Bahkan sekedar menggerakkan bibir juga sudah tak mampu.
Air matanya jatuh ke tanah.
"Maafkan aku, Laras," ungkapnya lirih
Hanya air mata saksi penyesalannya.
Sore itu, danau memantulkan langit jingga yang perlahan meredup, seolah ikut menyimpan rahasia dua hati yang tak sempat menepati janji.
_____
Beberapa bulan setelah kejadian itu, Arga berhenti dari pekerjaannya.
Di bangku kosong tempat Laras selama ini duduk menunggunya.
Ia menulis di sebuah buku kecil, berjudul:
JANJI YANG TAK PERNAH KU TEPATI
Dan setiap tahun ia datang ke danau yang sama, menaruh bunga dan berdoa dalam diam.
TAMAT
Pesan Karma Janji :
✔️ Jangan anggap remeh janji kecil karena bagi orang lain, mungkin itu harapan terakhir.
✔️ Karma bukan selalu hukuman besar, kadang datang dalam bentuk penyesalan yang hidup di hati seumur hidup.
Karena waktu bisa memaafkan, tapi janji yang diingkari akan tetap bergaung di dalam hati.