Karya:Fitri Annisya
Semuanya berawat dari Surat yong Salah alamat Pada bulan april. Rani baru saja Pulang dari kampus ketika menemukan Sebuah amplop Putih dan Kolak Surat rumah kontrakkannya Tidak ada nama, hanya alamat yang nyaris mirip: Jalan Melati No 12. Padahal rumahnya No.21. la hampir mengabaikannya Tapi rasa Penasarannya Menang.
Amplop itu bagaikan balon, Ringan hanya berisi selembar kertas dengan tulisan Indah dan Rapi. Isinya tidak mengecewakan Sama Seperti tulisannya Indah, tulus Ternyata Itu Pursi. Dirujukan untuk "Nayla". Penulisnya bernama "Dika" yang mengaku sedang belajar poisi untuk mengungkapkan Perasaanya.
Rani tersenyum. Ia bukan Nayla tapi Puisinya membuat hatinya hangat. Entah kenapa la tersentuh dengan Puisi itu Ia tak tahan untuk tidak membalas. la segera menulis "Maaf, saya bukan Nayla Tapi Puisimu bagus Teruslah Menulis"
Seminggu kemudian, Surat balasan datang. Dika terkejut tapi senang la menulis bahwa la tak menyangka Suratnya sampal ke orang laln, tapi ia bersyukur karena orang itu membalas. Mereka mulai bertukar surat, membahas puisi, kopi, hujan, dan hal-hal kecil yang membuat hidup terasa hangat.
Hari-hari Rani berubah. la mulai menunggu Surat-Surat Sesuatu yang takkan pernah ia lakukan Sebelumnya. Dika Pun Semakin terbuka, menceritakan tentang hidupnya, tentang Pekerjaannya terlepas dari tentang masa kecimya Penuh Warna membuatnya menjadi llustrator
Hingga Suatu Sore hari, Dika menulis "Aku ingin beremu. Bukan dengan Nayla, tapi dengan kamu, yang sudah membuatka Jatuh cinta lewat kata"
Rani terdiam lama menatap surat itu. la ragu, bagaimanaJika Dika kecewa? tapi rasa Penasarannya lebih besar.Rani membalas, "Balklah. kita bertemu di kota, taman kora di Sabtu Sore, dibawah Pohon Flamboyan".
Hari Itu datang Rani mengenakan Blus biru dan membawa buku Puisi yang la tulis Sendiri. Di taman, Seorang Pria berdiri dengan bunga dan senyum gugup. Dika.
"Jadı kamu bukan Nayla" katanya
"Bukan" Jawab Rani. "Tapi aku Demen sama kamu". "J
Dika tertawa. "Berarti surat Salah alamat Ini bukan kesalahan. Tapi Jalan menuju kamu"
Sejak hari itu, mereka menulis Cerita baru Bukan lagi di atas kertas, tapi di hati masing-masing. Surat-surat itu berhenti datang, tapi kata-kata mereka tetap hidup dalam obrolan.
Sejak hari itu, mereka mulai sering ketemu.
Awalnya hanya di taman, lalu berlanjut kedai kopi,galeri , bahkan perusahaan tempat Rani biasa bekerja. Mereka tak lagi bertukar surat, tapi kata-kata tetap mengalir dalam obrolan, tawa dan diam yang nyaman.
Hubungan mereka tumbuh perlahan-lahan Seperti bunga baru mekar di musim hujan. Tak terburu-buru, tapi Pasti. Mereka saling mengenal lebih dalam -Tentang masa lalu, mimpi, Ketakutan, dan harapan.
Beberapa bulan kemudian Dika melamar Rani - di tempat sama, Taman Kota Pada sore hari. la menulis satu Puisi terakhir di atas kertas, Lalu membacanya Pelan
"Jika cinta adalah kesalahan, Maka biarkan aku Salah selamanya karena dari salah aku menemukan kamu"