Setelah menikah dengan Ilham kami berdua memutuskan untuk berbulan madu ke sebuah Villa yang jarak dari villa ke rumah sekitar 5 jam perjalanan, kulihat di Google Villa tersebut memiliki ranting yang cukup bagus, pemandangannya bagus dan villanya juga bersih dan terawat.
Sampai di sana Ilham langsung keluar dari dalam mobil dan berlari ke arah kebun-kebun di sekitar Villa untuk membuang air kecil.
Aku yang melihat itu merasa kesal "kamu apa-apansih, kencing sembarangan." ucapku saat Ilham datang menghampiri.
"Kebelet sayang." jawab Ilham sambil nyengir.
Setelah penjaga villa datang dan memberi kunci villa, aku langsung membuka pintu dan masuk kedalam.
Villa itu sangat bagus dengan design jaman manjapahit, tidak ada debu apalagi sawang ke langit-langit villa.
"Bagus ya sayang, antik." Kata Ilham.
Aku berjalan menuju halaman belakang Villa, ku buka pintu yang menghubungkan dan kulihat halaman belakangnya juga luas sekali, ada kolam ikan berukuran sedang dan ada juga ayunan yang masih bagus.
Malam harinya setelah mandi, kami menonton tv di lantai satu ruang tamu, tiba-tiba terdengar suara ayunan berdecit.
Aku bilang ke Ilham yang duduk di sampingku "Sayang itu suara ayunan berisik, kaya ada yang pakai."
"Paling angin sayang, udahlah gak usah mikir yang macem-macem." jawa Ilham.
Lalu setelah jam 11 malam, aku dan Ilham memutuskan untuk ke kamar, dan kami melakukan malam pertama, tetapi saat itu ku lihat pintu kamarku tiba-tiba terbuka sendir, aku yang kaget pun segera mendorong kepala Ilham yang menciumi leherku.
"Kenapa sayang?" tanya Ilham.
Aku menunjuk kearah pintu yang terbuka "Itu, pintunya terbuka sendiri."
"Oh paling juga angin, bentar aku tutup dulu ya."
Ilham lalau beranjak dari dari kasur untuk menutup pintu kamar, setelah kembali dia lagsung naik ke atas tubuhku.
"Kita lanjut ya sayang." Ilham berbicara di atas wajahku sambil menyeringai.
...
Keesokan paginya aku sudah membuka mataku, ku lihat tidak ada seseorang yang tertidur di sampingku tetapi air shower di kamar mandi menyala.
Dengan bagian bawahku yang terasa sangat sangit karena semalam bisa kurasakan punya Ilham begitu besar dan menerobos masuk ke area intimku yang masih virgin.
Ku buka pintu kamar mandi yang tidak dikunci, lalu aku langsung memeluk tubuh suamiku dan mengajaknya bicara.
Tok
Tok
"Sayang, kamu di dalam?"
Deg.
Aku membeku ketika mendengar ketukan pintu yang dibarengi dengan suara Ilham dari arah luar.
"Sayang.."
Ilham memanggilku lagi, dengan jantung yang hampir copot aku melepaskan pelukan ku dari tubuh Ilham yang berada di hadapanku ini.
Kakiku yang gemetar membawaku menuju pintu kamar mandi, setelah ku buka di sana sudah ada Ilham yang munungguku di depan pintu.
"Kamu kenapa? kamu kedinginan ya? aku ambilin handuk dulu ya."
Ilham lalu berjalan menuju kamar mandi dan memakaikan ku handuk.
"Sayang ada apa? Kok kamu bengong gitu?"
"Ak-aku, ka-kamu tadi i-itu." Aku yang masih panik tidak bisa berbicara dengan lancar.
Ilham yang melihatku seperti itu langsung menenangkan ku dan menuntunku menuju sofa depan tv.
"Coba cerita pelan-pelan."
Setelah agak tenang, aku langsung menceritakan kejadian dikamar mandi ke Ilham, tetapi jawaban suamiku itu seperti orang yang tidak percaya.
"Halu itu, mungkin kamu masih iseng karena tidur di tempat asing." jawab Ilham.
Malam harinya kami memutuskan untuk makam malam di sebuah restoran, Ilham sudah menungguku di lantai bawah.
Setela selesai dandan dan mengambil tas, aku segera pergi menemui Ilham, tetapi dia tidak ada di sana dan malah menunggu di luar sambil merokok.
Ku lihat wajah Ilham yang seperti ketakutan, ku tanya ada apa dia tidak mau menjawab.
Setelah sampai restoran aku segera memesan menu makan malam favorit, kita mengobrol santai sambil sesekali tertawa membiarkan hari pernikahan dua hari yang lalu.
"Aku ke toilet dulu bentar."
Di toilet aku memakai lipstik di bibirku tetapi tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara wanita yang sedang menangis dari dalam bilik wc.
Aku berusaha tidak peduli sampai akhirnya mataku melihat genangan darah dari bawah bilik wc tersebut.
Aku yang panik dan takut terjadi apa-apa kepada wanita itu segera berjalan menghampirinya.
Tok
Tok
"Mbak...Kamu gapapa?" tanyaku sesopan mungkin.
Tetapi tidak ada jawaban dari dalam, karena khawatir aku membuka bilik pintu wc tersebut yang ternyata tidak terkunci itu.
Mataku langsung melihat seorang wanita yang sedang terduduk di lantai dengan kulit yang hitam seperti terbakar.
Perasaanku sudah tidak enak, tubuhku terasa kaku dan tatapanku terkunci ke arah wanita itu.
Perlahan wanita itu memutar kepalanya 180 derajat ke arahku, jantungku berdetak 3x lebih cepat dari biasanya.
Wajah wanita itu hancur terbakar, satu matanya menggelantung sambil menyentuh pipinya lalu yang paling mengerikan adalah kepala bagian depannya yang sudah bolong dan kulitnya meleleh.
Aku tidak bisa berteriak lalu semuanya menjadi hitam dan aku tak sadarkan diri.
...
𝙋𝙤𝙫: 𝙄𝙡𝙝𝙖𝙢
Sudah beberapa menit gua mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, kaki sama tangan begetar hebat setelah menyaksikan kejadian tadi di restoran.
Setelah sampai Villa, langsung aku ajak Wina buat masuk kedalam, saat ini dipikiran gua cuma satu, mau cepet-cepet sampe kamar terus tidur dan melupakan kejadian tadi.
"Ayo sayang cepet." kata gua sambil menggandeng pergelangan tangan Wina yang terasa panas sekali.
Saat naik tangga menuju kamar, hp yang gua simpen di saku bergetar, gua lihat nama kontaknya, ternyata itu istri gua.
Gua yang bingung pun manatap Wina yang ada di samping gua "Hp kamu ilang sayang? Kok ini hp kamu nlpn aku?"
Tidak ada jawaban dari mulut Wina, dia hanya terdiam sambil menunduk dengan rambut panjangnya yang sampai menutupi wajahnya.
Perasaan gua udah gak enak, ada yang janggal dari Wina, dengan buru-buru gua langsung angkat tlpn yang masuk dan terdengar suara Wina yang menangis sambil marah-marah.
"Kamu ninggalin aku di restoran, tega banget kamu lakuin itu ke aku."
Sontak gua kaget, kalau yang nlpn beneran Wina terus wanita di samping gua yang mirip Wina ini siapa, berarti dari tadi yang gua semobil sama gua setan gitu.
Brengsek brengsek, gua lalu berjalan menuruni tangga tapi gua langsung merinding pas Wina yang dibelakang gua ini ngomong "Sayang, mau kemana? kamu udah tau ya..Hihihihihihi."
Langsung aja gua lari terbirit-birit sambil teriak waktu denger suaranya itu apalagi suara ketawanya yang mirip banget sama kuntilanak.
Di tlpn Wina teriak-teriak setelah mendengar gua yang teriak ketakutan, tapi gua gak jelasin apapun, gua cuma bilang kalau gua akan jemput dia di sana.
Setelah sampai restoran dan mengobrol sebentar sama manager dan dua satpam yang jagain Wina, gua langsung cabut dan tancap gas menuju hotel, gak mau gua berlama-lama di sana, firasat gua pasti ini resto angker.
Di perjalanan gua cerita ke Wina kenapa gua bisa ninggalin dia di restoran.
"Aku tuh setelah kamu pergi cuma main hp aja sayang, tapi tiba-tiba ada satu pelayan cowok yang naruh piring kotor berisi makanan gosong di meja, aku udah curiga sama pelayan itu, soalnya tangannya itu aku lihat kaya kebakar gitu, terus aku yang penasaran pun ngeliat mukanya dan ternyata mukanya ancur gosong gak karuan." gua menjeda ceritanya, badan gua merinding lagi sedangkan Wina yang mendengar memeluk tangan gua yang lagi nyetir.
"Terus aku teriak minta tolong, tapi yang aku lihat sekitar restoran tuh gosong semua bahkan ada beberapa orang yang kebakar gitu, trs aku nyari kamu ke toilet, ternyata kamu lagi berdiri di depan toilet sendirian, tanpa pikir panjang aku langsung narik tangan kamu buat pergi dari sana."
Gua juga menyeritain pas dimobil dan pas sampe Villa, Wina cukup terjut sambil menutup mulutnya.
"Kita gak pulang ke villa, malam ini kita nginep di hotel."
"Langsung pulang aja sayang, aku takut ah." kata Wina, suaranya bahkan terdengar bergetar.
"Bahaya sayang, sekarang aja udah jam 9 malam, aku takut kita kenapa-kenapa di jalan, lagi pula aku masih syok karena kejadian tadi."
"Yaudah kalo gitu, tapi cek-in nya di hotel mahal jangan yang jelek, nanti kalau yang jelek aku takut ada hantunya." jawab Wina, gua hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah sampai hotel dan melakukan cek-in, kami berdua langsung berbaring, tidak ada yang berani mandi ataupun sekedar santai-santai sambil mengobrol.
"Kamu tidur aja sayang, biar aku yang jaga kamu."
"Yaudah aku tidur ya, lampu jangan ada yang dimatiin, kamu kalau ngantuk tidur aja, jangan lupa baca doa."
Setelah itu Wina memejamkan matanya sambil memeluk tubuh gua, sedangkan gua hanya bisa melotot sepanjang malam.
Lagi pula mau tidur pun otak gua gak bisa tenang, bayang-bayang setan di restoran dan di villa terus hadir.
Saat jam sudah menunjukkan pukul 2 malam, tiba-tiba terdengar suara geraman yang sangat kencang, bahkan lampu di dalam kamarpun ngedip-ngedip gak jelas.
Gua yang takut langsung bangunin Wina tapi dia gak bangun-bangun, bahkan gua tabok-tabok pipinya tuh gak bangun.
"Hok..hok...aaa.."
Leher gua tiba-tiba terkecik,badan gua melayang di udara kaku terus terdengar suara ketawa yang sang besar, seperti moster.
...
Kuping gua samar-samar mendengar suara banyak orang yang gua kenal sedang nyebut nama gua.
Perlaha mata terbuka dan sinar lampu berwarna putih terang langsung masuk ke mata, yang membuat gua meringis silau.
"Sayang, alhamdulillah kamu udah sadar." wina mengelus kepala gua, terus mengecup berkali-kali punggung tangan gua yang di genggamnya.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar Ilham." Ucap Ibuk yang berdiri di samping Wina.
Mata gua melihat sekitar, saat ini ternyata gua lagi ada di rumah sakit, di sini ada bapak sama ibuk gua dan ada kedua mertua gua juga.
Lalu tak lama kemudian dateng dari arah pintu penjaga villa bersama seorang lelaki yang berpakaian seperti ustadz.
"Assalamu'alaikum." ucap kedua orang itu.
"Waalaikumsalam pak Raju, pak ustadz." jawab bapak dan bapak mertua.
Lalu bapak menceritakan semua kejadian yang gua sama Wina alami selama honeymoon itu, sepertinya Wina telah menceritakan semuanya.
Pak ustadz mengangguk, lalu dia meminta izin untuk meruqyah gua saat itu juga, gua yang gak punya pilihan akhirnya mengiyakan walaupun kepala gua masih sakit banget.
Pak ustadz memegang belakang gua, pada saat itu badan gua kerasa kebakar dan suakit banget kaya seakan-akan tulang gua itu dipatahkan sekaligus.
Setelah 30 menitan ruqyah berlangsung, akhirnya pak ustadz menyudahinya.
"Astaghfirullahal'adzim, mas Ilham ini di ganggu oleh jin bertanduk dan bertubuh hitam besar yang tinggal dihutan dekat villa, dia bilang kalau mas Ilham ini sudah tidak sopan dan mengotori wilayahnya." kata pak ustadz.
"Tidak sopan? persaan saya gak buat yang aneh-aneh pak ustadz."
"Coba kamu ingat-ingat lagi Ilham, apa kamu buang sampah sembarangan atau berkata yang tidak sopan." kata bapak.
"Ngga kok pak." jawab gua karena seinget gua, gak pernah buang sampah atau berkata kotor selama di villa.
"Sayang jangan-jangan karena kamu kencing sembarangan waktu itu."
Mata gua pun terbelalak kaget mendengar ucapan Wina "Oh iya pak ustadz karena waktu itu saya kebelet, jadinya saya kecing di kebon, terus sehabis kecing saya buang ludah ke samping kiri, pas saya lihat ternyata di sana ada sesajen dan ludah saya kena Sesajen itu."
Semua keluarga pun pada syok mendengar pengakuan gua, apalagi bapak yang langsung Mengomel karena gua udah bertindak tidak sopan di wilayah baru.
Dan pengurus villa pun juga meminta maaf karena lupa memberitahukan bawa memang ada sesajen di depan pekarangan.
"Tapi saya sudah minta maaf dan sudah membersihkan ludah yang kena sesajen itu."
"Walau kamu sudah meminta maaf, jin itu tidak mau tau, kamu sudah buah air kecil di wilayah nya, dan itu membuat jin itu sangat marah." Kata pak ustadz.
"Terus kita harus gimana pak ustadz." tanya ibuk.
"Dia minta sesajen lengkap sama satu ekor kepala kambing hitam nanti malam." jawab pak ustadz.
Ibuk dan bapak pun menyanggupinya, lalu tiba-tiba pak ustadz berbicara kepada Wina.
"Mbak Wina boleh saya lihat lidahnya, tadi saya perhatikan saat mas Ilham sedang di ruqyah, mbak terus-merus mual." Kata pak ustadz.
Wina pun menjulurkan lidahnya dan telapak tangannya untuk diperiksa.
"Astaghfirullahal'adzim.." Ucap pak ustadz yang kaget.
Semua orang langsung terkejut dan khawatir takut kalau terjadi apa-apa dengan Wina.
Ibu dan bapak mertua pun bertanya kepada apk ustadz, kenapa dia begitu kaget saat memeriksa Wina.
"Maaf sebelumnya, kalian itu kan pengantin baru yang sedang honeymoon, saat kalian melakukan hubungan intim apakah kalian lupa membaca doa? Sepertinya mbak Wina sedang hamil gaib." Jawaban pak ustadz itu sontak membuat kami semua terkejut, bahkan Wina juga hampir pingsan.
"A-apa maksudnya pak ustadz? saya dan Wina belum melakukan hubungan suami istri, saat itu Wina menolak—"
"Yang...." Suata Wina memotong perkataan gua, wajahnya cukup serius.
"Malam itu kita udah ngelakuin, kamu gak ingat? Setela kamu nutup pintu yang terbuka sendiri, kamu bilang ke aku 'Kita lanjut' gitu, kamu jangan bohong!!!!" Suara Wina bergetar, matanya sudah berkaca-kaca menatapku.
Aku yang memang gak ngerasa kalau sudah berhubungan badan pun membantahnya "Ngawur kamu sayang, waktu itu kamu nolak waktu aku ajak lanjut, kamu bilang kamu takut setelah pintu terbuka sendiri."
"Sudah sudah jangan bertengkar, ini sepertinya ada yang ngerjai kalian." kata pak ustadz.
"Maksudnya apa pak ustadz?" tanya bapak mertua yang sedari tadi hanya menyimak.
"Kenapa anak saya bisa hamil bayi jin?" tanya ibuk mertua.
"Kemungkinan yang berhubungan dengan mbak Wina itu adalah jin yang marah kepada mas Ilham, lalu mata mas Ilham itu di tutup agar melihat Wina seperti menolak, seperti itu." jawab pak ustadz.
Mendengar itu gua langsung memeluk Wina, dia menangis sejadi-jadinya di dalam dekapan gua, gua ngerasa bersalah banget sebagai suami, gara-gara gua yang semberono Wina jadi koban pelecehan makhluk halus.
"Terus apa yang harus istri saya lakukan pak ustadz?"
"Iya pak ustadz, tolong anak saya." Ucap ibuk mertua yang juga menangis di pelukan suaminya.
"Mbak Wina harus di ruqyah saat ini juga."
Selama proses ruqyah berlangsung, Wina muntah-muntah, dia terlihat sangat kesakitan sambil memegangi perutnya.
20 menit berlangsung akhirnya proses ruqyah selesai tetapi Wina lemas tak sadarkan diri.
...
3 hari suda berlalu, gua dan Wina sudah kembali kerumah, uang 8.000.000 lebih untuk honeymoon di villa terbuang sia-sia, bukannya bahagia menghampiri malah kemalangan yang datang.
Saat ini pada malam hari setelah isya kami mulai bertukar cerita, pertama gua dulu yang bercerita.
"Kamu inget gak Waktu kita mau otw ke restoran terus aku nunggu di luar bukannya di dalem?" tanya gua menatap istri gua yang berbaring di samping.
"Iya ingat, itu kamu kenapa sih?"
"Waktu itu aku lagi nunggu kamu di ruang tamu sambil main hp, terus kedengeran suara buah jatuh dari halaman belakang villa sampe 3 kali, aku penasaran ya, akhirnya aku cek dah tuh ke sana. Tapi pas aku buka pintu belakang ternyata itu kelapa gading gede banget tapi anehnya cuma ada satu sedangkan suaranya ada tiga terus yang lebih anehnya lagi adalah dihalaman belakang itu sama sekali ga ada pohon kelapa, tapi aku waktu itu ngga ngeh kalau gak ada pohon kelapa, aku malah mengambil kelapa itu, terus pas aku mau masuk ke dalam, tiba-tiba ada sekelebat bayangan hitam besar dari arah samping kiriku." Gua menejeda untuk mengambil nafas.
"Terus yang apa lagi." Kata Wina yang penasaran.
"Terus pas aku liat gak ada siapa-siapa, tapi terdengar suara tertawa kecil dari bawah."
"Aku tebak dari kelapa itu ya." Kata wina cepat.
Gua pun megangguk "Iya kamu bener, pas aku liat lagi ternyata kelapa itu sudah berubah jadi kepala hitam, aku yang kaget langsung aku lembar kepala itu terus lari masuk kedalem villa."
"Pas aku masuk dan sampai di ruang tamu, tiba-tiba tv nyala sendiri jadinya aku nunggu diluar sambil ngrokok nenangin pikiran ku yang kacaw."
"Serem banget sih, tapi oon sih denger suara dari halaman belakang malem-malem lagi malah cek aja, kepo banget." Ucap Wina.
"Kan aku penasaran Yang."
Setelah itu Wina yang bercerita, saat malam hari di hotel, dia melihat tubuh gua yang melayang tetapi tidak seperti orang tercekik hanya diam kaku sambil melotot.
Karena panik, dia langsung keluar kamar dan meminta tolong kepala satpam dan juga staff hotel, saat sampe di kamar Wina bilang keadaan gua udah terjatuh ke lantai dengan kepala yang bocor.
Pantes aja pala gua diperban dan dapet 4 tahitan, setela itu gua yang keingat pas Wina mandi pun langsung terangsang, pada malam itu gua ajak Wina buat melakukan sunah rosul, dan ini yang pertama kalinya buat gua, sebelum melakukan itu gak lupa gua sama Wina baca doa terlebih dahulu.
"MAAF YA SAYANG." kata gua setelah itu mulai membuka baju Wina dan mengiclik dia.
TAMAT.