"Hai semuanya ,perkenalkan nama ku Fazia. Biasa dipanggil Zia."
"Hai Zia,aku Arsenio . Kamu bisa panggil aku Arsen ."
Itu adalah awal pertama kali kami kenal.
Fazia, siswa pendiam yang tidak banyak bicara.
Arsenio ,terlalu berisik tapi begitu baik .
Saat ini Fazia tengah duduk sendiri di kantin sekolah. Bukannya tidak memiliki teman, namun Fazia memang lebih suka menyendiri setiap hari nya.
"Hai Zia. Aku duduk ya."
Arsenio duduk tepat disebelah nya Zia. Tampak gadis itu tidak peduli sama sekali.
"Kamu mau Zia."Arsen menawarkan roti miliknya pada Zia .
"Tidak , terimakasih."
"Kalau begitu ,aku boleh minta punya mu ya." Arsen mengambil makanan milik Zia meskipun sang empunya belum mengizinkannya.
Hari selanjut nya , Arsen terus mendekati Zia. Ia bahkan tetap berbicara banyak hal walaupun ditanggapi biasa saja oleh gadis itu.
"Zia , nanti kamu mau pulang bareng nggak?."
Zia tidak memperdulikan Arsen ,ia melenggang masuk ke kelas dan duduk di kursi nya . Beruntung mereka tidak sebangku , jadi Zia dapat sedikit terbebas dari pemuda berisik itu. DIsaat Arsen ingin mendekat wali kelas meraka masuk , jadi Arsen membatalkan niat nya .
Hari ini wali kelas memberikan hasil ulangan mereka kemarin.
"Zia ,kemari ." Panggil wali kelas mereka.
Zia bangkit dari duduknya , dan berjalan kedepan menghampiri wali kelas nya itu.
Wali kelas tampak membicarakan sesuatu hal . Namun Arsen tak dapat mendengar nya dikarenakan kursi nya berada pada paling belakang.
Pada saat jam istirahat makan siang , Zia memutuskan untuk tidak kekantin. Ia hanya diam dikelas .
"Zia ,ziaa ..."Ucap Arsen sembari menoel-noel lengan Zia yang bertumpu di meja menutupi wajahnya.
Arsen terus memanggilnya , sehingga membuat Zia muak dan berdecak kesal.
"Apa?."
"Ini untuk mu."Arsen memberikan sebotol susu coklat dan roti untuk Zia.
Zia tampak diam ,Arsen tetap meninggalkan susu dan roti itu lalu pergi dari sana.
Saat ini mereka sedang jam pelajaran olahraga , jadi seluruh siswa-siswi berada dilapangan .
Setelah selesai melakukan pemanasan , siswa-siswi di perbolehkan melakukan apa pun dikarenakan guru mereka yang memiliki rapat .
Arsen menghampiri Zia yang duduk di bawah pohon yang tak jauh dari lapangan.
"Aku duduk disini ya ." Ucap Arsen lalu duduk disebelah Zia.
"Zia , nanti pulang bareng yok."
Zia menggeleng berarti tidak .
Hari ini Zia kedapatan tertidur dikelas ,sehingga ia mendapatkan hukuman untuk membersihkan halaman belakang ruangan kelas saat jam istirahat makan siang.
"Hahh.."Zia menyandarkan tubuhnya kedinding, ia baru saja selesai mengumpulkan dedaunan yang berserakan di halaman belakang kelas mereka yang berasal dari daun pohon-pohon yang kering dan gugur.
Cesss .....Dingin, sekaleng susu coklat dingin menempel dipipinya .Ia melihat pelakunya .Yep , Arsen .Pemuda itu membawakannya minuman dingin itu .
"Ini untuk mu."Ucap Arsen sembari tersenyum manis .
Saatnya pulang sekolah, Zia berjalan meninggalkan kelas lebih dulu .
"Eh Zia..Zia tunggu."Teriak Arsen menyusul gadis itu.
"Kamu jalan nya cepat banget Zia."Ucap Arsen yang telah berhasil menyusul Zia.
"Aku anterin ya?." Ucap Arsen .
"Tidak usah."
Besoknya...Arsen kembali mencoba untuk mengajak Zia pulang bersama nya.
Tin...tin....
Suara klakson sepeda motor itu membuat Zia menoleh kesamping . Dan mendapati Arsen lah pelakunya.
Arsen menghentikan sepeda motor nya persis di sebelahnya Zia ."Mau ku anterin nggak?."
Zia hanya menatap biasa saja ,lalu berjalan berlalu begitu saja.
"Hey Zia, kenapa? . Motor ku jelek ya?."
Tidak ada jawaban Zia terus berjalan menjauh.
Percobaan kedua. Hari ini Arsen sengaja keluar lebih dulu dari kelas , dan sedang menunggu Zia diparkiran .
Saat target terlihat, Arsen langsung menghampiri Zia lalu menggandeng lengan gadis itu menuju tempat ia memarkirkan kendaraannya.
Arsen membukakan pintu mobil nya ."Silah kan masuk tuan putri."
Zia melepaskan gandengan tangan Arsen pada nya.Lalu berjalan pergi .
Melihat itu Arsen buru-buru masuk kedalam mobilnya , dan melaju mengikuti Zia .
"Zia , ayo naik."Ucap Arsen dari jendela mobilnya yang terbuka, ia sengaja mengendarai nya pelan untuk mengikuti Zia.
"Pergilah." Ucap Zia.
Namun Arsen tetap mengikuti nya . Hingga Zia berjalan memasuki gang sempit dan itu membuat Arsen tak dapat mengikuti nya lagi.
Percobaan ketiga Arsen membawa sepeda ke sekolah , namun sayang nya dihari itu Zia tidak masuk sekolah.
Dan hari ini ,Arsen memilih mengikuti Zia dengan berjalan kaki secara diam-diam.
Zia yang tingkat kepekaan nya sangat tinggi membuat nya merasa ada yang mengikuti nya .
Tap...tap...tap...
Zia mempercepat langkah kaki nya, Arsen ikut mempercepat langkah kaki nya. Tiba-tiba Zia berlari, hal itu membuat Arsen berlari juga .Hingga dipersimpangan jalan Arsen kehilangan Zia. Ia melihat ke kiri dan ke kanan ,tidak ada siapa-siapa disana. Zia berlari cepat sekali pikir Arsen.
"Kenapa kau mengikuti ku."
Arsen dibuat kaget dengan Zia yang tiba-tiba muncul dari arah belakang nya.
"Aku tidak mengikuti mu." Kilah Arsen.
Zia tampak memicingkan matanya curiga.Namun sejurus kemudian ia berjalan meninggalkan Arsen .
Lalu Arsen kembali mengikuti nya dari belakang.
Baru berjalan lima langkah ,Zia tiba-tiba berbalik hingga membuat Arsen berhenti mendadak dan hampir saja terjatuh karena kehilangan keseimbanganya.
Hal itu membuat Zia menarik senyum kecil.
"Kau mengikuti kan?." Tuding Zia.
Arsen menggeleng ,namun Zia tidak percaya." Lalu?"
"Aku ingin berjalan saja, ini kan tempat umum ."
Zia tidak mengambil pusing perkataan Arsen ,ia melanjutkan perjalanan nya lagi . Dan Arsen tetap berjalan dibelakang nya.
Tak beberapa lama tiba-tiba hujan turun. Arsen dengan sigap memayungi Zia dengan tas miliknya .
"Ayo kita berteduh di sana." Tunjuk Arsen ke arah teras ruko yang tampak tutup itu.
Zia dan Arsen memilih berteduh . Beruntung tas milik Arsen tahan air, jadi buku-buku pelajaran nya tidak basah sama sekali .
Zia tampak kedinginan ,gadis itu memeluk sendiri tubuh nya dengan kedua tangannya. Arsen mengeluarkan jaket nya dari dalam tas. Lalu memakai kan nya pada Zia.
Zia hanya diam , dia sedikit tersentuh dengan perlakuan Arsen kepada nya.
Setelah hujan reda , Arsen dan Zia melanjutkan kembali perjalanan mereka yang tertunda. Tapi kali ini Arsen tidak mengikuti nya dari belakang, melainkan berjalan bersebelahan dengan Zia.
Arsen menemani Zia hingga sampai dirumah gadis itu.
Zia membuka jaket nya Arsen ,lalu memberikan nya pada pemuda itu.
"Ayo masuk dulu." Tawar Zia yang tak tega membiarkan Arsen pulang dalam keadaan bajunya yang masih lembab.
"Lain kali aja ya . Maaf Zia, aku harus pergi kursus nanti sore." Ucap Arsen sedikit kecewa dikarenakan ia sangat ingin berkunjung kerumah nya Zia.
Zia mengangguk mengerti .
Di hari berikut nya , Zia mulai menerima kehadiran Arsen. Ia mulai mau menanggapi perkataan pemuda itu.Dan berteman dengan nya.
Saat ingin istirahat makan siang , Zia telah menemukan sebotol susu coklat diatas meja nya dengan catatan kecil bergambar emot senyum dan kata 'lapangan'. Zia melihat ke kiri dan ke kanan, dan.......ketemu . Itu dia pelakunya , Arsen yang tengah melihat nya dari luar jendela kelas. Arsen terlihat sedang bersama beberapa teman-teman nya .
Arsen melemparkan senyum kepada Zia,yang dibalas senyuman kecil oleh gadis itu.
Di lapangan , Arsen tampak sedang latihan futsal bersama Tim Klub sekolah. Di pinggiran lapangan yang telah dipasang jaring , terlihat Zia yang berdiri menonton pemuda itu bermain .
Zia mononton dengan antusias , ia tersenyum senang saat Arsen berhasil memasukkan bola ke dalam gawang .
Setelah menyelesaikan latihan nya, Arsen menghampiri Zia .
Pemuda itu melihat sebotol air yang sedang digenggam oleh Zia.
"Itu untuk ku."Tanya Arsen yang memang sedang sangat merasa haus.
"Tidak . Tapi kau boleh mengambil nya." Ucap Zia memberikan sebotol air itu.
Arsen menerima nya dengan senang , ia meneguk habis air itu.
Pemandanngan Arsen yang tengah meneguk air ,menjadi tontonan yang memukau tersendiri bagi Zia. Dengan rambut nya yang basah, buliran air yang sedikit mengalir dari botol menelusuri wajah , jakun ,dan juga leher pemuda itu membuat Arsen terlihat sangat keren dan juga err-seksi.
"Ada apa Zia?." Tanya Arsen yang melihat Zia yang kelihatan sperti melamun.
"Tidak ada." Jawab Zia cepat.
Beberapa hari terlewati , hasil ujian tengah semester telah keluar . Arsen menjadi siswa yang mendapakan nilai sempurna seperti biasanya .Berbanding terbalik dengan Zia yang mendapatkan nilai 40 .Hal itu membuat ia dimarahi oleh wali kelas nya dikarena kan nilainya yang sangat jelek yang tidak jauh berbeda dengan nilai hariannya.
Sepulang sekolah , Zia tampak murung dengan hasil nilai nya.
Tiba-tiba , Arsen menghalangi jalan nya . Dan hal itu menambah mood Zia menjadi buruk saja.
Lalu Arsen mengeluarkan dua buah eskrim coklat dari balik punggung nya.
"Mau ?." Ucap Arsen sembari memberikan isyarat untuk duduk dulu.
Zia dan Arsen duduk di salah satu kursi halte bus . Mereka memakan eskrim nya disana sembari mengobrol ringan.
"Zia , aku boleh bantu kamu?." Tanya Arsen hati-hati takut Zia tersinggung.
"Hm?." Tanya Zia tak paham.
"Belajar bareng yok."
Zia tampak diam, hal itu membuat Arsen merasa takut salah bicara. Namun Zia mengangguk ."Boleh."
Arsen dan Zia mulai belajar bersama disetiap pulang sekolah , di hari kamis dan juga jum'at .Dan di rumahnya Zia di akhir pekan. Arsen mengajari Zia dengan begitu sabar , ia membantu gadis itu memahami pembelajaran-pembalajaran yang sulit untuk dipahami Zia saat di kelas.
Perlahan , akhirnya nilai Zia agak bertambah dan Hal itu membuat wali kelas mereka senang dan begitu juga Zia. Ia sangat senang bisa mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelum nya.
"Ini untuk kamu." Ucap Zia memberikan sebotol susu coklat kepada Arsen.
Arsen tersenyum senang menerima nya ,jarang-jarang Zia ingin memberi nya sesuatu.
"Terimakasih."
Arsen dan Zia semakin dekat, bahkan teman-teman sekelas mereka berpikir bahwa mereka itu berpacaran. Hingga kini mereka telah tahun ke tiga sekolah menengah , dan sebentar lagi mereka akan lulus.
"Kak Arsen, aku menyukai mu. Apakah kau mau menerima cinta ku."
"Maaf . Aku tidak bisa."
Itu adalah ke sekian nya adik kelas yang telah ditolak oleh Arsen . Arsen begitu terkenal di kalangan adik kelas nya setelah berhasil membawa Tim Klub futsal sekolahnya memenangi kejuaran antar provinsi.
"Kenapa kau menolak nya?." Tanya Zia penasaran.
"Aku tidak menyukainya." Ucap Arsen sembari mengendikkan bahu nya.
"Oh." Zia hanya ber'oh' ria.
Di saat jam istirahat makan siang. Arsen dan Zia sedang berada dikelas , ya mereka tengah belajar bersama sembari memakan camilan Dan susu coklat yang dibawa oleh Arsen.
"Arsen ."Panggil Virly salah satu teman sekelas mereka.
"Ada apa?."
"Aku tidak memahami bebarapa soal yang dikursus kemarin.Bisa tolong ajarin aku." Ucap Virly ,fyi Virly selain teman sekelas nya, ia juga teman kursus nya Arsen .
"Iya ,boleh."
Virly kemudian mengambil posisi duduk disebelahnya Arsen . Ia menarik kursi untuk bisa duduk dekat dengan Arsen.
"Jadi seperti ini..." Arsen mulai menjelaskan kepada Virly dengan serius .
Virly tampak sangat senang mendengarkan penjelasan dari pemuda itu , ia tampak mengajukan pertanyaan agar pemuda itu mengajari nya lebih lama. Dan hal itu tak luput dari pandangan Zia . Merasa tidak diperdulikan ,Zia hendak bangkit dari kursi nya , namun tiba-tiba tangannya ditahan oleh Arsen.
"Mau kemana?." Tanya Arsen .
"Ke toilet ."
Arsen melepaskan pegangan nya , membiarkan Zia pergi .
"Arsen , ini bagaimana ?." Tanya Virly untuk mengambil perhatian Arsen kembali.
Hari berikut nya. Arsen baru tiba dikelas , dan saat meletakkan ranselnya di kursi tempat duduknya. Tiba-tiba Virly menghampiri nya.
"Ini buat kamu Arsen.Karena sudah mengajari ku kemarin." . Gadis itu memberikannya susu coklat .
"Ah ,tidak masalah." Tolak Arsen .
"Ambil saja , hanya sebotol minuman." Virly memberi paksa sebotol susu itu.
Istirahat makan siang. Arsen menghampiri Zia ketempat duduknya.
"Ini untuk mu." Arsen meletakkan sebotol susu coklat diatas meja Zia.
"Aku tidak mau."
Arsen heran, biasanya Zia tidak pernah menolak susu coklat dari nya.
"Kenapa?."
"Perut ku sedang sakit." Jawab Zia dengan wajah yang muram.
"Baiklah."
Lalu Arsen pergi dari sana. Dan entah kenapa hal itu membuat Zia tambah kesal saja.
Saat waktu istirahat pelajaran telah usai. Arsen kembali ke kelas. Ia berjalan menghampiri Zia .
"Ini."Arsen meletakkan kantong plastik yang berisi obat sakit perut dengan berbagai macam merk .Lalu segera ketempat duduknya dikarena kan guru yang sudah masuk.
Zia menatap kantong plastik itu, dan berpaling melihat kearah Arsen yang tampak mengkhawatirkan nya.
Pada malam hari nya. Saat ini Zia tengah berbaring ditempat tidur nya sembari menatap langit-langit kamar nya.
Ting...
Suara pesan masuk terdengar dari ponsel Zia. Ia meraih ponselnya untuk melihat pesan itu.
'Sudah baikkan ?'
Pesan singkat dari Arsen membuat Zia tersenyum. Dengan cepat ia membalas nya.
'Sudah. Terimakasih '.
Ting....
Pesan balasan langsung masuk.
'Sama-sama :)'
Zia diam menatap pesan itu, ia tak tau ingin membalas apa lagi .
Lalu sebuah panggilan suara masuk dari Arsen. Zia dengan cepat mengangkat nya.
"Halo.."
'Halo' Jawab Arsen dari seberang sana.
'Lagi apa kamu?.'
"Tidak ada.Kenapa?"
'Tidak ada. Cuman mau nanya keadaan mu.'
"Sudah baikan ."
'Oh bagus lah. '
"Hm. Terimakasih ."
'It't okay , anything for you.'
Perkataan Arsen membuat Zia tersenyum .
'Oh ya, kamu udah ngerjain tugas?.'
"Sudah."
'Yah, aku belum nih.Ajarin dong.'
"Nggak kebalik."
Arsen tertawa kecil . 'Ya udah, temenin aku ngerjain tugas ya .'
"Nggak ah, mau tidur ."
'Huu, awas ya kamu Zia.'
Tutttt.....
Zia mematikan panggilan itu.
Besok nya .Hari ini Zia berangkat ke sekolah bersama Arsen. ,karena pemuda itu menjemputnya menggunakan sepeda motor miliknya.
Sesampai dikelas , mereka tetap berjalan bersisian sembari bercanda .
"Arsen." Panggilan Virly mengalihkan atensi pemuda itu.
"Ada apa?."
"Bu Tika meminta kita , maksud ku kamu, aku dan Adit untuk menemui nya saat jam istirahat nanti."
Arsen mengangguk paham.
Saat ini Zia sedang sendirian di kantin ,Arsen pergi ke ruang guru. Ia jadi tidak memiliki teman , namun dikarenakan perutnya yang lapar jadilah ia memutuskan kekantin sendirian.
Setelah selesai mengisi perutnya. Zia berajalan menuju kembali ke kelas , namun saat melewati koridor di dekat area belakang sekolah tanpa sengaja ia menabrak seseorang dikarenakan ia yang berjala kurang memperhatikan ke depan.
"Maaf , maaf kan aku ." Zia tampak menyesali perbuatannya yang membuat sampah-sampah dari tempat sampah yang dibawa orang itu bertebaran kemana-mana.
Orang itu mengibas-ngibaskan tangannya pertanda ia tidak lah marah.
Zia membantu orang itu untuk mengumpulkan kembali sampah-sampah yang berserakan.
"Terimakasih." Ucap orang itu saat semuanya telah bersih.
"Ah, aku yang salah . Tidak perlu berterimakasih." Ucap Zia tidak enak.
"Itu , ada sedikit noda dilengan baju mu." Tunjuk orang itu pada lengan baju sebelah kanan nya Zia.
"Tidak masalah ." Ucap Zia.
Orang itu merogoh saku nya , mengeluarkan sebuah sapi tangan. " Ini."
"Tidak perlu, nanti kotor." Tolak Zia.
"Tidak masalah. "
Akhirnya Zia menerima sapu tangan itu, lalu pergi ke keran terdekat untuk membersihkan noda di lengan baju nya.
" Kamu dikelas apa, Zi-a ?."
Zia menoleh ."Kamu mengenal ku?."
"Ah itu, aku membaca name tag mu."
"Oh ,haha iya.Aku lupa."
"Aku dikelas 12 B . "
"Oh begitu. Pantas saja aku tidak pernah melihat mu sebelum nya.Kelas kita cukup jauh. Aku berada dikelas 12 E."
Zia mengangguk paham.
"Sapu tangan mu jadi kotor . Boleh ku bawa pulang untuk dicuci. Besok akan ku kembalikan."
Pemuda itu mengangguk ."Tentu. Kamu juga boleh menambahkan nomor ku agar lebih mudah mencari ku besok."
Pemuda itu memberikan ponselnya untuk Zia memasukkan nomor nya disana. Zia mengetikkan nomor nya .
"Nama mu siapa? Aku tidak bisa mengeja name tag mu ."
Pemuda itu tertawa kecil saat menyadari bahwa ia tidak menggunakan name tag nya hari ini.
"Aku Niko."
Beberapa bulan kemudian, akhirnya tiba saat nya mereka akan segera menghadapi ujian akhir sekolah. Hanya tinggal beberapa hari lagi.
"Ah aku pusing sekali Zia, aku akan pingsan jika memikirkan nya.. " Ucap Arsen berpura-pura akan pingsan yang ditahan oleh Zia.
"Hai Zia."Sapa Niko yang juga baru memasuki pintu gerbang sekolah.
Zia membalasnya dengan tersenyum.
"Hai ,kau pasti Arsen ." Sapa Niko ramah.
Arsen yang belum pernah bertemu dengan Niko hanya mengangguk .
"Kenalin aku Niko.Teman nya Zia. Zia pernah cerita tentang mu." Ucap Niko sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan yang disambut singkat oleh Arsen.
" Sejak kapan kalian berteman?."
"Sebulan . " Ucap Niko .
Sesampai di kelas , Arsen langsung mengintrogasi Zia tentang Niko.
"Kamu tidak pernah bilang punya teman baru pada ku Zia."
"Ah aku lupa ." Jawab Zia.
"Oh begitu. Kenapa kalian bisa berteman. "
"Ketidak sengajaan."
"Oh . Kalian sering bertemu ya?."
Zia menggeleng ."Hanya beberapa kali , kelas kita berjauhan ."
"Lalu darimana dia tau tentang ku?."
"Hanya pernah melihat kita dikantin. Lalu ia bertanya pada ku."
"Kamu punya nomor nya?."
Zia mengangguk .
"Oh "
Setelah itu tidak ada lagi yang ditanyakan oleh Arsen .
Jam istirahat makan siang.
"Arsen .Ayo keruang guru." Ajak Virly yang langsung menghampiri Arsen saat guru baru saja keluar dari kelas mereka.
Arsen memasukkan buku pelajarannya kedalam laci meja, lalu berjalan mendekat ." Ayo ."
Hal itu tidak luput dari mata yang sedari tadi menatap kedua orang itu . Zia tampak sedikit kesal , dikarenakan Arsen yang pergi begitu saja tanpa memberikannya sebotol susu coklat seperti biasanya.
Satu minggu kemudian , akhirnya ujian akhir sekolah telah tiba. Seluruh siswa dan siswi mengerjakan nya dengan sangat hati-hati . Dan setelahnya mereka akan mengikuti ujian tambahan , yaitu ujian test untuk memasuki perguruan tinggi.
Setelah melewati dua tahapan ujian yang berat. Akhirnya mereka tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Sebelum hari kelulusan , seperti biasa sekolah akan mengadakan acara perpisahan sederhana untuk seluruh siswa-siswi. Bukanlah acara pesta, hanya masuk sekolah seperti biasanya tanpa ada pembelajaran lalu menghabiskan waktu mereka dengan seluruh teman sekelas dan juga wali kelas.
Setelah menyelesaikan acara perpisahan disekolah. Zia dan Arsen memiliki acara perpisahan tersendiri yang mereka buat khusus untuk berdua.
Pertama ,Arsen dan Zia pergi untuk makan es krim bersama . Lalu mereka pergi makan , tempat berikutnya mereka menghabiskan nya di time zone park. Setelah itu Arsen dan Zia berboncengan naik sepeda motor nya Arsen mengelilingi kota hingga sore hari .
Seharian sudah mereka habis kan untuk bersenang-senang bersama . Hingga Arsen mengantarkan Zia pulang.
"Oh ya Zia. Ada yang ingin ku katakan pada mu."
Zia diam menunggu perkataan dari temannya itu.
"Aku..aku..."
"Ya?." Tanya Zia yang tak sabar .
"Aku diterima dikampus impian ku di luar negri."
"Oh selamat. "Ekspresi Zia langsung berubah .
"Kamu tau, aku sangat mengimpikannya dari dulu. "
"Aku sempat pesimis karena aku yakin pesaing ku sangat ketat.Jadi aku mengikuti ujian test dikampus yang sama dengan mu untuk option ke dua. Tapi syukurnya ,aku lulus."
"Iya . Aku turut senang untuk mu." Ucap Zia menyembunyikan kesedihannya.
Di hari kelulusan . Seluruh siswa-siswi sangat senang sekali, dikarenakan seluruh angkatan kelas 12 lulus semua tidak ada yang tidak lulus. Ada yang berpelukan , menangis terharu ,dan juga tertawa bahagia.
" Selamat Zia." Ucap Niko menghampiri Zia.
"Kamu juga ."
Arsen mengantarkan Zia pulang setelahnya.
"Kmu sedih karena aku ingin pergi ?." Tanya Arsen yang melihat wajah teman nya itu tidak tersenyum sedari tadi.
Zia menggeleng . Tapi Arsen tau bahwa teman nya itu berbohong.
Arsen menyentuh kedua bahu Zia ."Walaupun nanti kita berjauhan. Kita masih bisa dekat . "
Zia menatap serius Arsen." Caranya ."
"Jangan pernah putus komunikasi. Aku akan selalu mengirimi mu kabar nanti."
"Baiklah."
Akhirnya mereka benar-benar berpisah. Saat ini Arsen telah berangkat keluar negri , sedang kan Zia tengah mengurus pendaftaran ulang nya di kampus di ibu kota .
'Bagaimana pendaftaran mu?' Pesan text yang berasal dari Arsen.
"Lancar, bagaimana dengan mu?."
Arsen mengirimi sebuah foto . 'Aku sedang makan siang.'
Zia tertawa melihat foto yang pemuda itu kirimkan. Foto Arsen yang berpose sembari memakan pasta nya .
Mereka terus melanjutkan obrolan meraka lewat panggilan suara.
Beberapa hari kemudian , Zia sudah mulai masuk kuliah. Begitu juga dengan Arsen disana.
Tetapi disetiap malam, Zia selalu menyempatkan waktunya untuk mengobrol dengan Arsen.
"Bagaimana hari pertama mu?." Tanya Arsen dari sebrang sana.
"Lancar . Kamu?."
"Aku sangat bosan, tidak ada kamu disini." Keluh Arsen .
"Ya sudah , ayo pulang ." Canda Zia.
"Kamu saja yang kemari."
"Tidak mau ."
Mereka terus membicarakan banyak hal lewat panggilan video tersebut.
Beberapa bulan berlalu , Zia dan Arsen sudah mulai sibuk dengan dunia perkuliahan mereka masing-masing.
Panggilan video:
"Udah dulu ya Zia, aku ada kelas ."
"Baiklah."
Panggilan suara :
'Bagaimana hari mu?.'
'Baik. Sudah dulu ya , aku ada kelas pagi besok.'
Pesan text :
12 agustus
Arsen mengirimi foto 'happy birthday '~Arsen
'terimakasih'
1 January
'Selamat ulang tahun' ~Zia
'Thanks'
Semakin hari ,dan dua tahun telah berlalu komunikasi antara Zia dan Arsen semakin singkat saja. Meraka bahkan hanya berkomuniksi untuk mengucapkan hari-hari perayaan dan juga ulang tahun itu pun hanya sebuah pesan singkat.
Empat tahun sudah Zia berkuliah , akhirnya ia lulus . Dan telah berhasil magang disebuah perusahaan swasta .
Dan sementara itu Arsen , Zia tidak pernah mengetahui kabar tentang pemuda itu lagi setelah ia kehilangan ponsel nya .Mereka benar-benar lost contact.
Drttt ...drrtttt.....Suara ponsel dari dalam tas Zia.
"Halo ada apa?."
'Sayang , bisa kah kamu kerumah sakit .'
Mendengar itu, Zia langsung memanggil taksi dan menuju rumah sakit.
Disaat berjalan terburu-buru tanpa sengaja Zia menabrak seseorang . Membuat nya terhenti dan meminta maaf, namun saat mata nya melihat orang itu. Ia terpaku ditempat.
"Zia?. Apa kabar?." Sapa orang itu.
"Arsen."
Zia dan Arsen memutuskan untuk kekantin rumah sakit untuk berbicara sebentar.
"Sudah lama ya. Kamu makin cantik aja."
"Haha." Zia tertawa canggung ,ia masih belum terbiasa dengan Arsen yang terlihat beda dari Arsen yang ia kenal dulu.
"Kamu sedang apa disini?."Tanya Arsen penasaran .
"Ah iya , aku lupa." Ucap Zia yang teringat dengan tujuan awalnya ke rumah sakit.
"Aku harus pergi dulu."
Zia buru-buru menuju ruangan 109. Sesampai disana sudah terlihat seorang pemuda tampan dengan sebalah kaki yang digibs.
"Kamu kemana saja sayang?." Tanya pemuda itu kesal dikarena kan pacar nya itu tak kunjung datang sedari tadi.
"Sorry, aku terjebak macet tadi."
"Oh ,begitu."
"Kenapa bisa begini?." Tanya Zia kepada pacar nya.
"Biasa lah , aku cedera saat latihan."
"Astaga , belum juga tanding sudah cedera. Mending berhenti saja jadi atlet. Kamu tidak cook."
"Hey, kamu tega sekali . Itu kan impian ku dari dulu." Ujar pacarnya Zia .
Dikarena kan cedera yang tidak terlalu parah, jadi membuat pacar nya Zia bisa pulang setelah dirawat selama semalam.
"Kau membuat ku repot ."
"Hey, kau tidak ikhlas merawat ku begitu ?."
Zia membantu memapah pacarnya itu .
Lalu Zia berpapasan dengan Arsen saat di lobi rumah sakit.
"Hai Zia." Sapa Arsen .
Pemuda itu menatap pacarnya Zia dari atas hingga bawah.
"Siapa Zia?." Tanya pacarnya Zia.
"Teman SMA ku." Jelas Zia.
Lalu pacarnya Zia langsung mengulurkan tangannya untuk berkenalan." Kenalin , Justin . Pacar nya Zia."
Ekspresi Arsen berubah saat mendengar kata pacar .Namun ia tetap menyambut uluran tangan itu." Arsen."
Setelah hari itu , Justin tampak menjalin hubungan baik dengan Arsen. Sebagai teman pacarnya , ia juga ingin berteman dengan Arsen.
Beberapa kali mereka berkumpul bertiga .
"Kau lucu sekali sobat." Ujar Justin yang tertawa dikarenakan lelucon yang dilontarkan oleh Arsen.
Saat ini mereka bertiga tengah berada di sebuah cafe.
"Bagaimana Zia dulu?." Tanya Justin penasaran tentang pacarnya itu.
"Zia itu..." Arsen menatap Zia dengan pandangan yang mengingat kenangan nya dimasa lalu. "Gadis yang baik, cuman sedikit jutek ."
"Berarti sama saja dong. Sekarang juga begitu , tidak ada yang berubah ya." Ucap Justin sembari mengacak sayang rambut pacarnya itu .
"Hey, kau." Ucap Zia kesal karena rambutnya jadi kusut .
"Iya tidak ada yang berubah."Arsen berucap pelan.
"Oh ya , apakah dulu Zia cantik?."
Arsen mengangguk setuju. "Ya ,sangat cantik."
Arsen menatap Zia dengan tatapan yang penuh arti.
Hari ini Zia pergi ke acara reunian sekolah mereka yang ke 2 setalah 5 tahun lulus.Di reunian pertama ia tak datang, dan sebenarnya begitu juga yang kedua .Tapi dikarenakan Justin yang entah kenapa begitu memaksa nya membuat Zia dengan terpaksa menghadiri acara tersebut.
"Hai Zia." Sapa Virly salah satu teman sekelas Zia .
Zia menanggapi nya dengan tersenyum halus.
"Sudah lama tidak melihat mu . Ini pacar mu?." Tanya Virly saat melihat Justin yang berdiri disebelahnya.
"Justin." Ucap Justin memperkenalkan diri.
"Virly."
"Btw, kau sudah bertemu Arsen?."
"Hm."
"Dia bertambah ganteng saja ya. Aku tak sengaja bertemu dengannya di rumah sakit kemarin ,saat memeriksakan kehamilan ku . Ah ,dia hebat sekali sudah menjadi dokter bedah sekarang ."
Lalu acara mulai dengan beberapa kata-kata sambutan dari Mc ,dan beberapa acara yang menampilkan persembahan bakat dari setiap teman yang berminat untuk berpartisipasi.
Ada yang menyanyi, stand up comedy, dance , puisi ,dan juga trik sulap.
Justin terlihat sangat menikmati acara tersebut, namun bertimbang terbalik dengan Zia yang merasa sangat bosan.Hingga di penghujung acara .
"Terimakasih buat teman-teman seangkatan yang sudah hadir di acara reunian kita yang kedua pada malam ini. Dan terimakasih juga buat teman-teman yang sudah mau berpartisipasi dalam acara , saya selaku Mc mohon undur diri . Dan mohon maaf atas kesalah ucapan kata -"Ucapan Mc dipotong oleh seseorang yang memanggilnya ,lalu orang itu membisik kan sesuatu .
"Oh mohon maaf saya lupa ,kita akan menyaksikan penampilan salah satu teman kita sebagai penutupan acara. Mari kita sambut ...Arseniooo."
Aaaaaaaaaa.........Arsennnnnnn.....
Beberapa sorakkan terdengar dari gadis-gadis yang terpukau oleh ketampananan Arsen.
"Halo semuanya , selamat malam." Sapa Arsen .
"Pada malam hari ini, aku akan menyanyikan sebuah lagu untuk seseorang yang menjadi kenangan terindah ku . "
Arsen mulai memetik gitar nya.
EVERY ONE CAN SEE....
THERE'S A CHANGE IN ME....
THEY ALL SAY I'M NOT THE SAME....
KID I USED TO BE......
Arsen bernyanyi dengan penuh penghayatan sehingga membuat orang-orang yang mendengarkan nya terhanyut.
Mata Arsen tak lepat dari Zia.
CAUSE I'M FEELIN' MY FIRST LOVE......
Arsen mengakhiri lagunya, disambut dengan tepuk tangan meriah dari teman-teman nya.
Beberapa hari kemudian . Hari ini , Zia menemani pacarnya untuk jalan-jalan ditaman.
""Zia, ayo putus." Perkataan Justin membuat Zia bingung .
"Kenapa?."
"Kau tidak mencintai ku."
Zia terdiam.
" Kau mencintai Arsen kan?. Kata kan bahwa itu tidak benar."
Zia hanya terdiam lagi. Hal itu telah menjawab semuanya. Justin menghela napasnya. " Sudah kuduga . "
FLASHBACK......
Di hari minggu, Arsen ,Justin , dan juga Zia melakukan piknik bersama . Ya itu untuk menambah keakraban diantara pacar dan juga teman menurut Justin.
"Tebak apa yang kubawa." Ucap Justin
"Pizza."
"Yep ,benar sekali. Tapi bukan hanya pizza , ada burger dan juga soda ,dan juga air mineral."Justin mengeluarkan makanan yang ia bawa.
"Kau membawa apa Arsen?."
Arsen meletakkan kantong plastik nya." Tidak banyak."
Justin membantu Arsen mengeluarkan camilan yang ia bawa . Roti, biscuits, chips, coklat , buah-buahan , dan juga susu coklat.
Mereka pun mulai acara piknik mereka . Disaat Justin ingin memberikan sebotol minuman mineral pada Zia. Namun dia kalah cepat dengan Zia yang telah mengambil dan meminum susu coklat yang dibawa oleh Arsen.
"Bukannya kau tidak suka minuman Manis Zia? " ~Justin
"Oh ya..Padahal Zia sangat suka susu coklat saat SMA ."~Arsen.
FLASHBACK END.....
"Sejak saat itu ,aku mulai menyadari beberapa hal yang tidak kau sukai dimasa sekarang merupakan hal yang sebenarnya yang kau sukai. Seperti minuman manis, makanan manis, futsal , dan juga Arsen."
Perkataan Justin membuat Zia merasa bersalah kepada nya.
"Maaf ." Hanya kata itu yang dapat ia ucapkan.
Justin menyentuh bahu Zia. " Ini bukan salah mu. Setiap orang bebas mencintai siapa saja, namun tidak bisa untuk memaksa kan cinta nya.Mungkin saat ini aku merasa sakit hati, tapi percayalah lebih sakit lagi jika nanti kita bersama tapi hati mu bukan milik ku."
"Jangan menangis. " Ucap Justin mengusap air mata Zia yang mulai mengalir.
"Pergilah. Kejar lah cinta mu. " Ujar Justin.
"Tapi.."
"Jika kau masih disini, itu membuat ku semakin sakit hati saja." Ucap Justin dengan nada bercanda .
"Lagi pula selera mu buruk, aku bahkan lebih ganteng dari Arsen. Jadi tidak terlalu sakit."
Perkataan Justin mengundang tawa kecil gadis itu.
"Jangan tertawa , nanti aku jatuh cinta lagi pada mu."
Sesampai dirumah sakit , Zia langsung mencari Arsen namun ia tidak dapat menemukan ya disana . Kata salah satu rekan kerja nya Arsen , pemuda itu tengah pergi ke bandara. Tanpa bertanya jelasnya , Zia langsung berangkat menuju bandara pesawat.
Zia terus berlari, kesan kemari mencari keberadaan Arsen. Hingga ia melihat pemuda itu tengah berdiri dengan membawa sebuah koper besar.
"Arsennnn.." Panggil Zia .
Arsen berbalik badan , dan mendapati Zia yang menangis."Zia."
Zia langsung memeluk pemuda itu." Aku mencintai mu Arsen..hiks...hiks...Jangan pergi lagi hiks..."
" Kamu tau, aku berhenti menyukai hal-hal yang kusukai untuk melupakan mu. Tapi..hiks... setiap kali aku mencoba nya ..hiks ...itu malah membuat ku semakin merindukan mu."
"Aku selalu berharap bisa bertemu dengan mu. Tetapi aku putus asa , ketika aku kehilangan ponsel ku .Itu membuat ku merasa sudah kehilangan mu selamanya.Aku sudah mencoba mencari mu dibeberapa sosial media. Tapi aku terlalu takut untuk menyapa ku ,karena saat itu ku lihat kau mengunggah sebuah foto bersama seorang perempuan."
"Aku juga mencintai mu...."
"Apa?." Ucap Zia yang mendadak tuli.
Arsen melerai pelukan mereka. Ia menatap sayang Zia ."Aku sudah menyukai mu sejak SMA, sejak pertama kali kamu pindah . Hal itu membuat ku ingin mendekati mu, tapi kau selalu mengabaikan ku . Namun aku tidak pernah menyerah hingga usaha ku membuahkan hasil ,kita menjadi sangat dekat .Tapi aku takut untuk mengatakan tentang perasaan.ku, karena ku pikir itu dapat membuat persahabatan kita menjadi renggang . "
"Aku juga selalu cemburu saat kau bersama Niko.Tapi kau tidak menyadari nya."
"Aku menyadari nya , tapi aku hanya berpikir itu hanya lah perasaan sebatas teman yang cemburu karena aku memiliki teman yang baru."
"Kamu bodoh sekali. Aku cemburu karena menyukai mu."
"Kamu juga bodoh, karena tidak mengatakan perasaan mu ."
"Aduh romantis nya pasangan baru ini."
Zia dan Arsen terlonjak kaget ,dibuat perkataan dari seseorang itu.
"Kak Sisil. Kau sudah tiba" Ucap Arsen
"Sedari tadi aku sudah disini. Kau nya saja yang terlalu sibuk berkasmaran sehingga tidak melihat ku."
"Hehe ..maaf kak. Oh ya perkenalkan ini Zia."
"Hai Zia , aku Sisil kakak sepupunya Arsen."
"Dia perempuan yang pernah ku posting itu." Ucap Arsen mengingatkan Zia pada postingan Arsen waktu dulu.
Zia mengangguk paham. " Jadi kamu kesini untuk menjemput kakak mu . Bukan mau pergi."
Arsen tertawa kecil. " Tentu saja. Lagi pula untuk apa aku pergi jika semua yang kucari sudah ada pada mu."