Perasaan yang Tak Terduga
Kembali ke Hogwarts setelah liburan rasanya campur aduk. Senang bisa ketemu lagi sama temen-temen, tapi males juga harus balik ke rutinitas belajar dan tugas yang numpuk. Tapi, ada satu hal yang bikin Y/N semangat banget, yaitu ketemu lagi sama Draco. Cowok berambut pirang platinum itu selalu berhasil bikin Y/N deg-degan.
Di hari pertama kembali, kelas Footprint Seekers langsung heboh. Semua pada cerita soal liburan mereka, mulai dari petualangan seru sampai insiden kocak. Y/N lagi asyik ngobrol sama Fred dan George, tapi matanya gak bisa lepas dari Draco yang lagi ngobrol sama Pansy dan Blaise.
"Eh, liat, deh. Itu Draco lagi ngerumpiin apa, ya?" bisik Y/N ke si kembar.
"Ngerumpiin cewek-cewek, paling," jawab Fred cuek.
"Atau lagi pamer harta karun keluarga," timpal George, yang langsung bikin mereka bertiga ketawa.
Gak lama, Profesor Alastor Moody, wali kelas mereka, masuk. Suasana yang tadinya ramai langsung hening. Moody, dengan mata sihirnya yang berputar, menyapu pandangan ke seluruh kelas. "Baiklah, selamat datang kembali, Footprint Seekers. Aku harap kalian semua sudah siap untuk tahun keempat ini. Ada banyak hal yang harus kita pelajari."
Setelah kelas usai, Y/N langsung menuju ke Draco. Rasanya aneh banget, biasanya dia pede abis, tapi kali ini jantungnya deg-degan gak karuan. Draco yang ngeliat Y/N mendekat, langsung senyum. Senyum yang jarang banget dia tunjukin ke orang lain.
"Hai, Draco," sapa Y/N lembut.
"Y/N! Udah lama gak ketemu," jawab Draco, suaranya terdengar lebih hangat dari biasanya. "Gimana liburanmu?"
"Seru banget! Aku di The Burrow sama keluarga Weasley," cerita Y/N. "Kamu sendiri gimana?"
Wajah Draco sedikit berubah. "Ya, gitu, deh. Standar. Banyak acara keluarga yang ngebosenin."
Mereka berdua berjalan beriringan menuju Great Hall untuk makan malam. Sambil jalan, Draco cerita soal ambisinya jadi pemain Quidditch terbaik. Y/N mendengarkan dengan antusias. Dia tahu, di balik sikap angkuh Draco, ada cowok yang punya impian besar.
"Aku seneng banget bisa ketemu kamu lagi," kata Y/N tanpa sadar.
Draco menoleh ke arahnya, matanya menatap Y/N dalam-dalam. "Aku juga," bisiknya. "Aku juga, Y/N."
Malam itu, di tengah keramaian Great Hall, Y/N dan Draco duduk bersebelahan. Mereka gak peduliin tatapan aneh dari temen-temen mereka. Yang mereka tau, di balik semua kehebohan Hogwarts, ada perasaan baru yang tumbuh. Perasaan yang mungkin, tak terduga.
Momen Canggung yang Manis
Makan malam di Great Hall malam itu terasa berbeda buat Y/N. Biasanya dia ngobrol bareng Harry, Ron, atau Hermione, tapi kali ini dia sibuk banget sama Draco. Mereka ngobrolin banyak hal, dari Quidditch, ramuan, sampai pelajaran. Semua terasa ringan dan menyenangkan.
"Eh, nanti malam mau ke perpustakaan?" tanya Draco. "Ada tugas Ramuan yang harus dikerjain."
"Boleh!" jawab Y/N antusias. "Aku juga ada beberapa hal yang harus dicari."
Setelah makan malam selesai, mereka langsung menuju perpustakaan. Suasana di sana sunyi dan tenang. Mereka berdua duduk di meja yang agak tersembunyi, dikelilingi buku-buku tebal.
"Kamu mau cari apa?" tanya Y/N.
"Resep Ramuan Amortentia," jawab Draco, suaranya pelan. "Aku denger, Profesor Snape akan ngasih tugas tentang itu."
Y/N terkejut. Amortentia adalah ramuan cinta yang paling kuat di dunia. Dia teringat lagi dengan ramuan cinta yang dulu Draco berikan padanya.
"Kamu... kamu masih suka ramuan cinta?" tanya Y/N, suaranya sedikit bergetar.
Draco menatap Y/N, matanya yang abu-abu menatapnya dalam-dalam. "Enggak," jawab Draco. "Aku cuma pengin tau gimana cara bikinnya. Lagian, aku gak butuh ramuan itu lagi, Y/N."
Jantung Y/N berdebar kencang. Dia tahu, Draco gak bohong. Ada sesuatu di tatapan matanya yang bilang kalau perasaannya tulus.
Tiba-tiba, Draco mengulurkan tangannya dan menyentuh tangan Y/N. "Y/N," bisiknya. "Aku... aku mau minta maaf soal dulu. Soal ramuan itu. Aku tahu, itu salah. Aku cuma... aku cuma gak tau cara lain buat bikin kamu suka sama aku."
Y/N tersenyum. "Gak apa-apa, Draco. Aku udah maafin kamu."
"Makasih," jawab Draco. Dia memegang tangan Y/N lebih erat. "Aku janji, aku gak akan pernah ngelakuin hal kayak gitu lagi."
Malam itu, di dalam perpustakaan yang sepi, Y/N dan Draco duduk berdua, tangan mereka saling menggenggam. Mereka gak butuh kata-kata. Mereka hanya butuh kebersamaan. Malam itu, perasaan yang tak terduga itu, terasa nyata.
Momen Kocak
Besoknya, Y/N, Harry, Ron, dan Hermione lagi di Halaman. Mereka lagi ngobrolin soal kelas ramuan.
"Gila, ramuan Felix Felicis itu susah banget, ya," keluh Ron.
"Ramuan yang kamu bikin bukan Felix Felicis, Ron," kata Hermione, "tapi ramuan yang bisa bikin muntah, hahaha."
Tiba-tiba, Draco datang. Dia bawa kotak yang isinya aneh banget.
"Kalian lagi ngapain?" tanya Draco.
"Lagi ngobrolin ramuan," jawab Harry. "Kamu bawa apa, Draco?"
"Ini, aku bikin Americano buat kalian," jawab Draco. "Aku belajar dari Fred dan George."
Ron, yang belum pernah coba Americano, langsung minum. "Wah, ini enak!" katanya, "tapi kok rasanya aneh, ya?"
Draco langsung ngecek. "Astaga!" katanya, "aku salah masukin bahan! Ini bukan kopi, tapi ramuan yang bikin kamu ngomong bahasa aneh!"
Tiba-tiba, Ron mulai ngomong dengan bahasa yang aneh banget. "Huuuyuuuuu... huuuyuuu... haaayyy..."
Semua orang langsung ngakak. Y/N, Harry, dan Hermione gak bisa nahan tawa mereka. Ron yang bingung cuma bisa geleng-geleng kepala. Momen itu jadi kenangan paling kocak di hari itu.
"Draco, kamu memang ajaib," kata Y/N, sambil tersenyum.
Draco ikut ketawa, "Aku cuma pengin bikin sesuatu yang beda, hahaha."
Bahasa Alien Ron dan Keseruan Tak Terduga
Ron masih sibuk dengan bahasa anehnya, membuat semua orang ngakak sampai perut mereka sakit. "Huuuyuuu... haaayy... buuubuuu," ucapnya lagi, sambil menunjuk ke arah ramuan yang tumpah.
Tiba-tiba, George dan Fred yang baru datang langsung nimbrung. "Woah, ada apa ini?" tanya Fred, matanya berbinar. "Ron, lo kenapa? Lagi belajar bahasa alien, ya?"
"Huuuuyuuuuu... gaaalll... gaaalll," jawab Ron, sambil mencoba meniru gaya bicara Fred.
George langsung nyengir, "Eh, jangan-jangan ini ramuan baru kita, Fred! Ramuan yang bisa bikin orang jadi poliglot!"
Draco yang merasa bersalah langsung membela diri. "Bukan! Itu ramuan buat ngomong bahasa aneh!"
Di tengah kehebohan, Luna Lovegood dan Cho Chang lewat. Mereka melihat kerumunan dan menghampiri. Luna, dengan matanya yang melamun, menatap Ron dengan serius. "Dia sepertinya sedang berbicara dengan Blibbering Humdingers," katanya. "Mereka suka bahasa aneh."
Cho yang penasaran, bertanya, "Apa itu ramuan yang kamu buat, Draco?"
"Iya," jawab Draco, "aku cuma salah masukin bahan."
Luna tersenyum. "Jangan khawatir. Terkadang, kesalahan bisa membawa keajaiban. Mungkin ramuan ini akan membawa kita ke petualangan baru."
Semua orang terdiam. Mereka menatap Luna, lalu menatap Ron. Mereka tahu, Luna benar. Di balik semua kehebohan dan kekacauan itu, ada sesuatu yang istimewa. Ada persahabatan, dan ada petualangan baru yang menunggu mereka.