Kejutan di Asrama Ravenclaw
Harry, George, dan Fred pergi meninggalkan koridor, tawa mereka masih terdengar. Y/N menatap Draco dan Pansy yang masih basah dengan cairan pink. Pansy memegang lengan Draco, mencoba membersihkan rambutnya. Draco sendiri hanya berdiri membeku, menatap kepergian Y/N. Tanpa berkata apa-apa, Y/N membalikkan badannya dan berjalan menuju asrama Ravenclaw.
Pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian di koridor. Ia merasa geli sekaligus kasihan pada Draco. Namun, ia tidak mau mengganggu mereka. Setelah sampai di depan pintu asrama Ravenclaw, Y/N menjawab teka-teki yang diberikan oleh patung elang, dan pintu pun terbuka.
Begitu ia masuk ke ruang rekreasi yang dipenuhi rak buku dan bintang-bintang di langit-langit, Y/N dikejutkan oleh sosok laki-laki yang duduk di dekat jendela. Laki-laki itu berambut hitam pekat, matanya menatap Y/N dengan tatapan yang sangat familiar. Y/N merasa jantungnya berdebar kencang. Ia tidak bisa salah. Itu adalah Pitter.
Tanpa sadar, Y/N melesat ke arah Pitter, dan mereka berpelukan erat. Pitter memeluk Y/N dengan erat, seolah-olah tidak ingin melepaskannya.
"Pitter!" seru Y/N, suaranya bergetar. "Kenapa kau ada di sini?"
"Aku di sini untukmu, Y/N," jawab Pitter, suaranya serak. "Aku tahu kau sendirian, dan aku ingin memastikan kau baik-baik saja."
Y/N menangis. Ia tidak pernah berpikir ia akan melihat Pitter lagi. Pitter adalah satu-satunya orang yang membuatnya merasa seperti di rumah. Mereka berpelukan untuk waktu yang lama, melupakan semua orang di sekitar mereka. Pitter pun mengusap kepala Y/N.
"Jangan menangis, Y/N. Aku sudah di sini," katanya.
"Aku merindukanmu," bisik Y/N.
"Aku juga," jawab Pitter. "Sekarang, ceritakan padaku tentang Hogwarts. Dan jangan lupakan teman-temanmu itu."
Y/N tersenyum, wajahnya berbinar. Ia tahu, di antara semua petualangan dan drama di Hogwarts, ia tidak pernah benar-benar sendirian.
Murid Baru di Tahun Ketiga
Keesokan harinya, Y/N datang ke kelas dengan senyum cerah. Ia tidak bisa berhenti memikirkan pertemuan semalam dengan Pitter. Ketika ia masuk, Profesor Alastor sudah berdiri di depan kelas, dan di sampingnya, Pitter tampak berdiri tegap, mengenakan jubah Hogwarts yang rapi.
"Selamat pagi, anak-anak," kata Profesor Alastor. "Kita kedatangan murid baru. Tolong sambut dia dengan baik."
Semua mata tertuju pada Pitter. Y/N melihat wajah-wajah bingung di antara teman-temannya. Fred dan George tampak tidak percaya. Ron dan Hermione saling pandang, dan Harry mengangguk pada Y/N.
"Pitter, silakan perkenalkan dirimu," kata Profesor Alastor.
Pitter melangkah maju, menatap seluruh kelas dengan tatapan yang tenang namun tegas. "Namaku Pitter Virgoun," katanya dengan suara yang mantap. "Aku dari asrama Ravenclaw, dan aku akan belajar bersama kalian di kelas ini."
Meskipun kata-katanya sederhana, ada aura yang kuat di sekelilingnya.
"Pitter akan duduk di sebelah Cedric Diggory," kata Profesor Alastor.
Pitter mengangguk dan berjalan ke arah Cedric. Mereka berdua saling berjabat tangan, dan Cedric menyambutnya dengan ramah.
"Selamat datang, Pitter," kata Cedric.
Saat Pitter duduk, mata Draco Malfoy menyipit, menatap Pitter dengan pandangan skeptis, seolah-olah mencoba membaca pikiran Pitter. Di sisi lain, George, Fred, dan Ron hanya bisa saling berbisik.
"Bukankah itu orang yang Y/N peluk?" bisik Fred pada George.
"Sepertinya begitu," jawab George. "Dia bilang dia Pitter."
Y/N, yang duduk di samping Cho, hanya tersenyum. Ia tidak bisa menahan perasaannya. Ia sangat senang melihat Pitter lagi. Ia tahu, dengan Pitter di sisinya, ia tidak perlu takut menghadapi apa pun.