Kejutan di Koridor
Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Sirius, Harry dan Y/N berjalan kembali ke kastil, hati mereka dipenuhi dengan kelegaan. Mereka mengobrol, dan Harry sesekali tersenyum membayangkan masa depan yang mungkin ia miliki bersama Sirius.
Saat mereka berbelok di salah satu koridor, mereka melihat Draco Malfoy dan Pansy Parkinson sedang berduaan, mengobrol dengan serius di dekat patung ksatria. Draco terlihat tidak nyaman, sementara Pansy terus berbicara sambil sesekali memegang lengan Draco.
Tiba-tiba, Harry dan Y/N mendengar suara bisik-bisik dari balik pilar.
"Siap, George?" bisik Fred.
"Siap, Fred," jawab George.
Harry dan Y/N saling pandang, tahu betul apa yang akan terjadi. Mereka mundur perlahan, bersembunyi di balik sebuah patung.
Fred dan George keluar dari balik pilar, senyum jahil di wajah mereka. Mereka mengangkat tongkat sihir mereka, dan tiba-tiba, sebuah balon berisi cairan berwarna pink melayang di atas kepala Draco dan Pansy. Balon itu meledak dengan suara keras, dan cairan itu tumpah ke kepala mereka berdua.
Draco dan Pansy langsung menjerit. Rambut Draco yang tadinya pirang, kini berwarna pink menyala. Wajah Pansy juga berubah warna menjadi pink.
"Weasley!" bentak Draco, suaranya marah. "Apa yang kalian lakukan?!"
"Oh, maaf," kata Fred, menahan tawa. "Kami hanya mencoba membuatmu terlihat lebih ceria. Warna pink cocok denganmu."
Pansy menatap Fred dan George dengan tatapan membunuh. "Kalian keterlaluan!"
Harry dan Y/N tidak bisa menahan tawa. Mereka keluar dari persembunyian, dan Y/N mengeluarkan saputangan dari sakunya.
"Ini," katanya, menyerahkan saputangan itu pada Draco. "Setidaknya bersihkan wajahmu."
Draco menatap Y/N, wajahnya masih memerah karena marah dan malu. Ia mengambil saputangan itu dengan kasar, dan Y/N hanya tersenyum. Fred dan George, yang melihat itu, tertawa lebih keras.
"Y/N!" seru Fred. "Kau tidak seharusnya membantunya!"
"Tentu saja aku harus," jawab Y/N. "Meskipun dia menyebalkan, dia tetap temanku."
Draco menatap Y/N, perasaannya campur aduk. Ia tidak mengerti mengapa Y/N selalu baik padanya, bahkan setelah ia dipermalukan. Ia tahu, di balik semua kejahilan dan drama di Hogwarts, ada persahabatan yang tidak bisa ia hindari.