Tak lama dari perbincangan tadi, suara sirine ambulan itu memecah keheningan, membuat para warga satu dua keluar rumah mencari apa yang sebenarnya terjadi
Selang beberapa menit zara pun segera dipindahkan kedalam mobil ambulan diikuti farid yang ada disampingnya, memasang beberapa alat monitor
"Mas nya dokter" Tanya petugas medis yang ada didalam ambulan sambil membantu farid yang sangat cekatan memeriksa zara dengan alat yang sedikit lebih lengkap
"Iya pak... Saya dulu dokter dirumah sakit"
"Sekarang udah ngga.. "
"Ya masih lah.. " Ujar farid sedikit memecah keheningan agar tidak terlihat panik, padahal didalam hatinya setelah melihat saturasi zara yang sangat rendah ia merasa sangat khawatir dengan kondisi rekannya.
"Syukur lah kalau begitu... Sudah lama kejadian nya tadi"
"Dikatakan lama juga belum pak... Tapi ya lumayan"
"Ini lukanya hanya ditutup belum sempat dijahit karena ngga steril tempatnya"
"Oh begitu... Nanti saja mas kalau sudah sampai dirumah sakit, terima kasih sudah dibantu pertolongan pertama nya"
"Sudah menjadi tugas saya pak.. "
"Kalo boleh tau berapa lama ya sampai di RSUD"
"Katanya mas nya tadi yang telfon ambulan cari RS terdekat aja pak"
"Iya.. Bukannya paling dekat dari sini RSUd"
"Ada yang lebih dekat lagi... Mas nya belum tau"
Mendengar itu farid pun sedikit berpikir keras, ia salah dengar atau bagaimana, selama beberapa bulan ia disini bukannya RSUD adalah fasilitas kesehatan terdekat yang mereka jadikan rujukan segala aktivitas yang berbau kesehatan
"Rid... " Ucap zara dengan suara parau nya sambil kembali memegang tangan farid
"Kenapa ra.. Ada yang sakit"
"Pusing banget...ngga kuat sakitnya.. "
"Tahan bentar dulu ra... Udah mau sampai"
Belum sampai farid menyelesaikan pembicaraanya zara memejamkan matanya. Tak sadar kan diri.
"Ra... Ra, bangun ra.. " Memberikan respon sakit
"Bisa dipercepat ngga pak.. "
"Iya mas...sebentar lagi sampai"
________________________________________
"Sudah sampai diRS mas.. "
Mendengar itu farid melihat keluar jendela mobil ambulans
"Lho bukan di RS pusat daerah? "
"Kan tadi bapaknya sudah bilang, ini RS yang paling dekat dari sini"
"Yang bener pak.. " Mencari kepastian, entah bagaimana perasaan farid saat ini, semua bercampur menjadi satu, bingung harus bagaimana, apakah ia melakukan kesalahan terhadap temanya itu.
"Iya bener mas.. Kita juga sering datang kesini kok, ini bukan kali pertama"
"Ini beneran rumah sakit" Farid pun keluar dari mobil ambulan. Menginjakkan kali nya dipelataran RS yang sedikit tak terawat, membuat nya sedikit ragu
"Iya ini RS Dandelm...menurut kita petugas emergency, IGD nya ngga ada yang bisa mengalahkan RS ini"
"Mas nya masuk dulu, pasiennya biar kami yang membawa masuk.. "
"Kami sudah menghubungi RS ini terlebih dahulu agar segera mendapat pertolongan lebih cepat"
"Terima kasih pak kerja sama dan bantuan nya"
Singkatnya mereka segera membawa zara masuk kedalam IGD Rumah sakit swasta yang baru pertama kali farid lihat selama beberapa bulan ia hidup didaerah itu
________________________________________
Melihat penagganan yang cepat membuat farid sedikit merasa lega, sebenarnya ia ingin sekali ikut menaggani, namun ia bukan staf medis di RS itu, takut menjadi masalah yang panjang ia lebih baik diam, dan mengamati dari kejauhan
"Permisi... " Seorang perawat menyadarkan pandangan farid yang selalu tertuju kepada zara
"Iya.. Ada apa.. "
"Mas nya yang mendampingi pasien itu"
"Iya saya sendiri"
"Kalo boleh tau nama nya sekalian nama pasien tadi untuk identitas"
"Saya Farid, itu teman saya Zeo-ra Althea namanya"
"Zeo-ra Althea?.. " Salah satu dokter yang terlihat senior mendekati farid setelah mendengar nama itu tersebut
"Iya dok... Teman saya, namanya Zeo-ra Althea.. "
"Zeo-ra Althea.." Meyakinkan kembali, seakan dokter itu sangat kenal dengan zara dilihat dari raut wajahnya
"Iya dok benar"
Tak menunggu lama dokter itu segera menuju keruangan zara dengan wajahnya yang terlihat khawatir
________________________________________
Dokter senior itu memandangi tubuh pasien usia remaja menuju dewasa dengan bebrapa luka diarea abdomen dengan tanda vital yang tidak stabil
"Zara..." Panggil nya didalam hati, air matanya hapir tumpah begitu saja, lamunannya pun hilang ketika dokter IGD itu melaporkan beberapa hal tentang kondisi pasien
Han Seo-Jun. Salah satu dokter senior yang sangat dihormati diRS ini, keahliannya tidak bisa diragukan lagi tentang pasien dengan luka trauma
Hanya saja kali ini perasaanya sedikit berbeda dari biasanya, Zeo-ra Althea... Keahadiranya diIGD rumah sakit ini, sedikit membuatnya menimbulkan perasaan yang tidak dapat digambarkan
"Berapa tanda vitalnya" Bertanya sambil memeriksa dengan stetoskop, memberikan beberapa respon agar pasien tersadar dari pingsannya.
"Ini tadi kenapa kejadian nya"
"Kecelakaan mesin didaerah lahan penggembangan pertanian, spertinya terkena tekanan dari mesin dok"
"Oh begitu.. "
"Zeo-ra Althea... Bisa dengar suara saya" Panggil dokter senior itu memberi respon
"Sebenarnya sudah sadar dok, sejak masuk di ruang hybrida, hanya saja belum stabil ksadarannya"
"Kalau kesadarannya turun, beri respon lagi"
"Baik dok... "
"Steril kan dulu lukanya, pendarahanya sepertinya lumayan tolok dicek lagi, beri pereda nyeri, lakukan pemeriksaan selanjutnya"
"Iya dok... Pemeriksaan selanjutnya segera di lakukan"
________________________________________
"Sus.. Teman nya pasien yang di ruang hybrida tadi kemana,"
"Kurang tau dok... Tadi spertinya di telfon seseorang, keadaanya mendesak jadi dia keluar sebentar"
"Oh gitu... "
"Dr.Han.. " Panggil perawat senior ingin menanyakan suatu hal
"Ini wali pasien Zeo-ra Althea?... Dokter? "
"Iya... Saya wali nya.. "
"Maksudnya.. "
"Nanti aja jelasinnya, ribet kalau sekarang...""
"Kalau mau tanda tangan taruh situ dulu... Nanti biar saya yang tanda tangan" Tambahnya sekali lagi
"Dok... " Perawat senior itu mendekat
"ngga mungkin zara kan.... " Yang ditanya pun hanya sedikit menghela nafasnya.
"Itu zara... Dia...yang sering kuceritakan dikantor kemarin-kemarin"
Mendengar itu perawat senior itu pun sedikit terkejut, bagaimana tidak cerita diantara mereka penuh dengan huru-hara bahkan sampai gadis itu berumur dewasa seperti sekarang.
hubungan keluarga yang hampir tak bisa dikatakan keluarga, karena banyak nya masalah yang ada disaat itu, bertahun-tahun mereka tidak pernah bertemu, saling sapa, mau pun bertukar cerita. Saling bertanya kabar pun mereka tidak pernah berniat melakukannya.
meskipun begitu kerena waktu tak pernah berhenti berlalu, tetap saja mereka adalah sosok ayah dan seorang putrinya
"Jadi lah ayah yang baik semua pasti ada kesempatannya... " Ucap perawat senior itu sambil menepuk pundak dokter senior yang menjadi rekannya diRS ini sejak lama. Mencoba menenangkan
"Semoga saja begitu"
"Sudahlah... Ngga usah dipikirkan, bagaimana pun keadaanya di tetap putrimu"
Han seo-jun menghela nafasnya, sedikit tidak percaya ia kembali bertemu dengan zara. Anak sulungnya. Mengamati zara dari luar ruang hybrida, ia benar-benar meninggalkan nya dalam waktu yang cukup lama tanpa rasa salah sedikit pun, dan saat ini ia kecewa dengan dyirinya sendiri.
"Lihatlah ia menjadi manusia terhebat yang pernah kutemui...bisa tumbuh dengan kesempurnaan, tanpa pernah bertemu dengan orang tua dan saudara kandungnya"
Gumamnya dihati sambil menyadarkan dirinya atas kesalahan yang tak akan ia ulangi lagi
"Sudah pindai CT"
"Sudah.. Tapi belum keluar hasil nya, masinh nunggu"
"Aku tau gimana perasaan orang tua disaat melihat keadaan sperti itu, semoga hasil nya baik-baik saja"
"Semoga begitu, terima kasih"
"Oh iya... Tolong siapkan alat jahit, tadi lukanya baru disterilkan" Seo-jun menyadarkan lamunannya dengan suatu hal yang belum ia kerjakan.
"Baik dok.. " Sambil tersenyum kepada rekan kerja nya itu
________________________________________
"Sus.. Dokter Han kemana? " Dokte junior Bertanya kepada salah satu perawat yang ada diresepsionis
"Kurang tahu tadi sepertinya disini, mungkin ada dikantor" Jawabnya, karena memang biasanya seperti itu, jika dr. Han tidak ada diIGD mungin dikantor
"Diruang hybrida...menjahit luka pasien yang tadi, katanya baru disterilkan belum sempat di jahit"
"Oh begitu... Iya sus, memang tadi baru disterilkan, dr. Han juga yang minta biar beliau yang jahit lukanya"
"Em.. Kalo boleh tau, temanya pasien itu kemana ya sus.. "
"Keluar sebentar.. "
"Kenapa..? " Tanya perawat senior itu
"Ini hasil CT nya sudah keluar, mau bilang ke wali pasien"
"Teman nya pasien itu buka wali nya." Ucap perawat itu singkat
"terus walinya?..orang tua nya kesini? "
"Itu.. Menunjukkan ke ruang hybrida"
Mengikuti arah yang ditunjukkan perawat itu, menimbulkan kebingungan dokter junior itu
"Dr.Han jadi wali pasien.. Maksudnya"
"Engga..bukan itu maksudnya...Mau nyari dr.Han kan...itu beliau disana"
"Oh.. Begitu"
Sedikit terkejut dengan perkataan perawat senior itu, ia segera menuju ke ruang hybrida
"Permisi... "
"Masuk aja...ada Apa yon"
"Ini dok... Hasil CT nya sudah keluar"
"Gimana hasil nya"
"Tidak perlu tindakan oprasi dok" Leon. Seorang dokter yang bertugas di IGD rumah sakit itu, melaporkan hasil CT scan pasien kecelakaan itu dengan detail dan beberapa hal yang harus diperhatikan
Han seo-jun yang masih fokus dengan tangannya yang menjahit luka pasien, mencoba mencerna laporan yang dikatakan leon
"Bagus lah kalau tidak perlu oprasi, yang perlu diperhatikan tadi tolong selalu dipantau ya.. "
"Baik dok.. "
"Hasil CT, rekam medis dan lain-lain tolong kirim kekantor saya, administrasinya biar saya yang urus, kamu disini pantau pasien nya, kalau ada apa-apa telfon saya"
"Iya dok... "
"Kerja bagus... Terima kasih bantuannya"
"I.. Iya sama-sama" Merasa sedikit aneh dengen perkataan senior nya itu, tidak biasanya ia diapresiasi bahkan berterima kasih kepada diri nya.
"Perhatikan cairan infus sama pereda nyeri nya"
"Iya dok"
"Pasien nya tidak dipindah? " Tanya nya dengan sangat hati-hati takut membuat senior nya itu marah
"Kamu lihat layar monitornya... Tanda vitalnya belum stabil, pindahkan nanti kalo ada pasien yang mengharuskan meng gunakan ruang hybrida, pindahkan keluar jangan ke bangsal" Tutur Han seo-jun menjelaskan
"Iya dok.. "
________________________________________
"Sus... " Tanya leon setelah keluar dari ruang hybrida memantau kondisi pasien
"Kenapa lagi.. "
"Dr.Han kenapa kok gitu ya"
"Memangnya kenapa, bukannya biasanya juga gitu"
"Agak beda sejak kedatangan pasien tadi"
"Biasalah.. Banyak pikiran,katanya manajer jang tadi ada telfon dari RS pusat, mungkin itu"
"Biasalah.. Kamu tau kan"
"E.. Iya... "