Pertarungan Aya Melawan Kakak Kelas
Di sisi lain sekolah, di belakang gedung olahraga, Aya Parker sedang berhadapan dengan sekelompok kakak kelas laki-laki. Mereka adalah tim basket dari angkatan di atasnya yang merasa tidak terima setelah timnya kalah dari George Weasley dan Fred Weasley saat latihan.
"Hei, Aya!" sapa salah satu dari mereka, namanya Mark. "Lo pacarnya George kan? Suruh George buat balikin uang kita! Dia menang curang kemarin."
"Kakak-kakak, kalian bisa ngobrol baik-baik kan?" balas Aya dengan tenang. "Kenapa harus pakai cara kekerasan?"
"Nggak usah sok baik-baik deh!" kata Mark. "Lo kan jagoan juga. Sini, lawan kita!"
Aya hanya tersenyum. Ia tidak takut. Ia tahu, meskipun tubuhnya kecil, ia bisa melawan mereka.
"Oke," kata Aya. "Tapi taruhannya, kalau aku menang, kalian harus minta maaf ke George dan Fred. Dan juga, kalian harus bayar uang kas yang kalian nunggak ke Ibu Cho!"
Mark tertawa terbahak-bahak. "Anak kecil! Lo pikir lo bisa lawan kita?"
Pertarungan dimulai. Aya langsung menghindar dari pukulan Mark, lalu membalasnya dengan tendangan lincah yang membuat Mark jatuh.
Kakak kelas lain maju menyerang. Namun, Aya sangat lincah. Ia menghindar, menangkis, dan membalas serangan mereka dengan pukulan dan tendangan yang akurat. Dalam sekejap, semua kakak kelas itu babak belur di tangan Aya.
Meskipun Aya berhasil mengalahkan mereka, ia juga tidak luput dari luka. Lengan kirinya tergores dan pipinya memar.
"Oke, aku udah menang!" kata Aya, napasnya terengah-engah. "Sekarang, kalian harus minta maaf ke George dan Fred, dan bayar uang kas!"
Mark dan gengnya hanya bisa mengangguk pasrah. Mereka tidak menyangka, adik kelas yang terlihat kecil itu bisa mengalahkan mereka.
Saat Aya berjalan pincang, ia bertemu dengan George Weasley dan Fred Weasley yang baru saja pulang dari latihan. Mereka berdua terkejut melihat wajah Aya yang memar.
"Ay! Kamu kenapa?!" teriak George, panik. "Siapa yang lakuin ini?!"
"Enggak ada, George," kata Aya. "Aku... aku cuma jatuh."
George tidak percaya. Ia melihat tangan Aya yang berdarah, dan ia melihat ke arah Mark dan gengnya yang babak belur. George langsung mengerti apa yang terjadi.
"Kamu... kamu berantem sama mereka, Ay?!" tanya George.
Aya mengangguk pelan. "Mereka bilang, kamu curang. Dan mereka mau mukul kamu. Jadi... aku yang maju."
George merasa terharu. Ia tidak menyangka, Aya akan melakukan hal gila itu demi dirinya.
"Kamu gila, Ay!" bisik George, suaranya bergetar. "Kenapa kamu lakuin itu?!"
"Karena kamu pahlawanku, George," jawab Aya, air matanya menetes. "Dan aku enggak akan biarin siapa pun nyakitin pahlawanku."
George langsung memeluk Aya, menggendongnya, dan membawanya ke UKS. Fred hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia tahu, George dan Aya adalah pasangan yang paling gila, namun juga paling romantis.