Quidditch di Tengah Pelajaran Olahraga
Jam pelajaran kedua tiba, dan semua anak Thousands of Memories bergegas ke lapangan. Hari ini adalah pelajaran olahraga, dan sesuai permintaan Harry, mereka akan bermain Quidditch. Suasana di lapangan sangat ramai. Semua siswa mengenakan seragam olahraga mereka dan terlihat bersemangat.
"Oke, semuanya!" seru Harry, sang ketua kelas yang juga seeker andalan. "Hari ini kita main Quidditch. Kita bagi jadi dua tim, ya! Supaya adil, kita bagi berdasarkan posisi."
Tim Merah:
* Seeker: Harry Potter
* Chasers: Ginny Weasley, Cho Chang, Fred Weasley
* Beaters: Vincent Crabbe, Gregory Goyle
* Keeper: Ron Weasley
Tim Hijau:
* Seeker: Draco Malfoy
* Chasers: Aya Parker, Seamus Finnigan, Theodore Nott
* Beaters: Anthony Goldstein, Zacharias Smith
* Keeper: Cedric Diggory
Draco, yang kini menjadi seeker Tim Hijau, menyeringai ke arah Harry. "Siap-siap kalah, Potter! Hari ini gue yang bakal dapet Golden Snitch!"
"Jangan mimpi!" balas Harry, tertawa.
Permainan dimulai. Bola Quaffle langsung dilemparkan, dan Ginny Weasley berhasil merebutnya. Ia terbang dengan lincah, menghindari Theodore Nott yang mencoba menghentikannya.
"Oper ke aku, Ginny!" teriak Cho Chang. Ginny mengoper Quaffle ke Cho, namun Aya Parker, dengan refleks atletisnya, berhasil mencuri bola itu.
Aya terbang dengan cepat ke arah ring Tim Merah. Ron Weasley, sebagai keeper, tampak panik.
"Ron, jangan panik! Hadang bolanya!" teriak Hermione dari pinggir lapangan.
Aya menembakkan Quaffle dengan kuat. Namun, Ron berhasil menangkisnya dengan susah payah. Bola mental, dan Seamus Finnigan berhasil menangkapnya. Ia segera menembak, dan kali ini, bola berhasil masuk.
"GOOOOL!" teriak Fred Weasley dari tim lawan, meskipun dia berada di tim yang kalah. Dia tetap bangga melihat permainan temannya yang seru.
Sementara para chasers sibuk mencetak angka, para beaters juga tidak kalah seru. Vincent Crabbe dan Gregory Goyle berhasil memukul bludger ke arah Aya Parker, namun Aya dengan lincah berhasil menghindar.
Di udara, Harry Potter dan Draco Malfoy, para seeker, sedang beradu cepat. Mereka berdua mencari Golden Snitch yang sulit terlihat. Tiba-tiba, Harry melihat kilatan emas.
"Itu dia!" seru Harry sambil terbang secepat kilat.
Draco, yang juga melihatnya, langsung menyusul. Mereka berdua terbang dengan kecepatan maksimal, saling berkejaran di udara.
Di tengah kehebohan itu, Hermione Granger dan Ginny Weasley dari pinggir lapangan berteriak, "Ayo, Harry! Semangat!"
Draco menyusul Harry. Tangan mereka berdua hampir menyentuh Snitch. Mereka berdua saling dorong di udara.
Tiba-tiba, Golden Snitch berputar dan terbang melewati mereka. Harry dan Draco pun melaju ke arah yang berbeda. Harry berhasil melihatnya dan kembali berbalik. Namun, Draco juga melihatnya.
"Gue duluan, Potter!" teriak Draco.
Harry tidak membalas. Dia hanya fokus. Keduanya kembali berkejaran, kali ini lebih cepat dari sebelumnya. Tangan mereka berdua hampir menyentuh Snitch. Tapi, Draco yang berhasil mendahului Harry dengan sedikit perbedaan.
Dengan wajah bangga dan senyum jahil, Draco menangkap Snitch di depan Harry.
"YES!" teriaknya dengan gembira. "Gue duluan, Harry!"
Harry hanya tersenyum. "Kerja bagus, Draco. Lo emang pantes menang."
"Tuh kan, gue bilang juga apa," kata Draco, sedikit memamerkan kemenangannya. "Tim Hijau menang!"
Seluruh siswa bertepuk tangan. Permainan yang tadinya hanya sekadar olahraga, kini berubah menjadi pertandingan yang seru dan penuh tawa. Mereka semua tahu, di kelas Thousands of Memories, setiap momen, bahkan saat bermain Quidditch, akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Bagaimana menurutmu, apa lagi keseruan yang akan terjadi di kelas Thousands of Memories?