Pelajaran Bahasa Asing dan Drama Pembagian Kelompok
Kelas Thousands of Memories sedang hening. Bukan karena bosan, tapi karena tegang. Di depan kelas, Profesor Flitwick, guru Bahasa Asing, baru saja selesai membagikan daftar kelompok untuk tugas presentasi. Semua siswa diminta untuk maju dan mengambil secarik kertas yang berisi nama kelompok dan bahasa yang harus mereka presentasikan.
"Baik, anak-anak," ujar Profesor Flitwick. "Kalian punya waktu satu minggu untuk menyiapkan presentasi ini. Jangan lupa, kreativitas dan penggunaan bahasa yang tepat akan menjadi nilai utama!"
Seketika, drama pun dimulai. Semua anak langsung mencari nama mereka dan teman sekelompok.
Kelompok 1: Presentasi Bahasa Prancis
Cedric Diggory, Cho Chang, Theodore Nott, Ron Weasley, dan Susan Bones berkumpul. Ron tampak sedikit panik.
"Hah? Bahasa Prancis? Gimana cara ngomongnya?" keluh Ron sambil menggaruk kepalanya. "Aku cuma tahu 'Croissant' sama 'Bonjour' doang!"
Cho tersenyum sabar. "Tenang, Ron. Kita bisa belajar bareng. Cedric, kamu lumayan jago bahasa Prancis, kan?"
Cedric mengangguk sambil tersenyum. "Sedikit. Aku bisa bantu, kok. Theo sama Susan juga pasti bisa bantu."
"Bener, Ron," timpal Susan. "Kita bisa bagi tugas. Nanti kita belajar dari dasar."
Kelompok 2: Presentasi Bahasa India
Fred Weasley, Zacharias Smith, Vincent Crabbe, Neville Longbottom, dan Seamus Finnigan membentuk kelompok. Fred dan Seamus tampak antusias.
"Yes! Bahasa India!" seru Fred. "Kita bisa bikin presentasi yang mirip film Bollywood!"
"Gue setuju!" timpal Seamus. "Pasti kocak kalau kita bisa nambahin tari-tarian."
Neville terlihat sedikit gugup. "Tapi... aku enggak tahu bahasa India sama sekali."
Crabbe, yang jarang bicara, malah berkomentar, "Aku cuma tahu nama-nama makanannya. Kari... Tandoori..."
Fred menepuk pundak Neville. "Santai, Bro! Kita punya Google Translate dan banyak film Bollywood. Dijamin, presentasi kita bakal paling menghibur!"
Kelompok 3: Presentasi Bahasa Jepang
George Weasley, Hermione Granger, Aya Parker, Ginny Weasley, dan Harry Potter berkumpul. Kelompok ini sepertinya paling solid.
"Oke, guys! Bahasa Jepang!" kata George dengan senyum lebar. "Aku tahu beberapa kata dari anime."
Hermione langsung mengeluarkan buku catatannya. "Baik, kita mulai dengan perkenalan dasar. 'Watashi wa Hermione desu...' Kalian coba ulangi."
Aya, meskipun dikenal atletis, juga sangat cerdas. Ia langsung mencatat. "Ini bisa kita bikin presentasi tentang budaya Jepang, kayak olahraga atau kuliner."
Ginny menyahut, "Ide bagus, Ay. Harry, kamu bisa bantu kita cari referensi, kan?"
Harry mengangguk. "Tentu. Aku akan coba cari, sekalian belajar."
Kelompok 4: Presentasi Bahasa Inggris
Draco Malfoy, Pansy Parkinson, Marietta Edgecombe, Luna Lovegood, dan Astoria Greengrass menjadi kelompok. Draco, yang kebetulan lahir dari keluarga yang sering bepergian ke luar negeri, tampak santai.
"Bahasa Inggris? Gampang banget," ucap Draco dengan nada meremehkan. "Kalian cuma perlu ikutin gue aja."
Pansy menyikutnya pelan. "Santai aja, Draco. Kita juga bisa kok."
Luna tersenyum. "Kita bisa bikin presentasi tentang mitologi Inggris kuno. Itu pasti menarik."
Astoria mengangguk setuju. "Ide bagus, Luna. Kita bisa mulai dengan cerita-cerita unik yang jarang diketahui orang."
Kelompok 5: Presentasi Bahasa Malaysia
Anthony Goldstein, Blaise Zabini, Vincent Goyle, Hannah Abbott, dan Lavender Brown berkumpul. Mereka tampak bingung.
"Bahasa Malaysia? Aku enggak tahu sama sekali," kata Hannah.
"Tenang," ujar Blaise. "Aku punya kenalan dari Malaysia. Kita bisa tanya dia. Lagipula, bahasa Malaysia enggak terlalu beda jauh sama Bahasa Indonesia, kan?"
Lavender langsung bersemangat. "Wah, kita bisa presentasi soal jajanan Malaysia! Pasti seru!"
Goyle, yang juga jarang bicara, mengangguk setuju. "Jajanan... aku suka."
Suasana kelas yang tadinya sepi berubah menjadi ramai. Masing-masing kelompok mulai menyusun rencana mereka. Mereka menyadari, meskipun tugas ini sulit, mereka bisa menjadikannya momen yang menyenangkan.
Hari Presentasi: Drama, Tawa, dan Kejutan
Hari yang dinanti-nanti tiba. Kelas Thousands of Memories dipenuhi oleh suasana tegang dan penasaran. Hari ini adalah hari presentasi pelajaran Bahasa Asing. Profesor Flitwick duduk di depan, siap menilai setiap penampilan.
Kelompok 1: Presentasi Demonstratif (Bahasa Prancis)
Cedric Diggory, Cho Chang, Theodore Nott, Ron Weasley, dan Susan Bones maju ke depan. Mereka memutuskan untuk membuat presentasi demonstratif tentang cara membuat crepes.
Cho dengan lancar menjelaskan bahan-bahan dalam bahasa Prancis, sementara Cedric dan Susan membantu mengaduk adonan. Ron terlihat gugup, tapi ia berhasil mengucapkan kalimatnya.
"Et maintenant, nous allons ajouter le lait! (Dan sekarang, kita akan menambahkan susu!)" ucap Ron dengan pelafalan yang sedikit aneh.
"Très bien, Ron! (Bagus sekali, Ron!)" puji Profesor Flitwick.
Saat mereka menyajikan crepes, seluruh kelas bertepuk tangan. Meskipun pelafalan Ron tidak sempurna, usahanya patut diacungi jempol.
Kelompok 2: Presentasi Memoriter (Bahasa India)
Fred Weasley, Zacharias Smith, Vincent Crabbe, Neville Longbottom, dan Seamus Finnigan tampil berikutnya. Mereka memilih metode presentasi memoriter, yang artinya mereka harus menghafal naskah.
Fred dan Seamus memulai presentasi dengan percaya diri, lengkap dengan gerakan tarian khas Bollywood. Namun, di tengah-tengah presentasi, Neville tiba-tiba lupa naskahnya.
Fred langsung berbisik, "Yaadein aa nahi rahi! (Ingatannya tidak datang!)"
"Kuch bhi bolo! (Bicara apa saja!)" balas Seamus panik.
Neville, yang terkejut, malah mengucapkan "Om Shanti Om" berkali-kali. Seluruh kelas tertawa terbahak-bahak, sementara Profesor Flitwick hanya tersenyum geli. Meskipun memoriter mereka gagal, presentasi mereka berhasil menghibur seluruh kelas.
Kelompok 3: Presentasi Hiburan (Bahasa Jepang)
George Weasley, Hermione Granger, Aya Parker, Ginny Weasley, dan Harry Potter maju ke depan. Mereka memilih presentasi hiburan tentang budaya pop Jepang.
George memulai dengan sapaan, "Minna-san, konnichiwa! (Halo semuanya!)"
Ginny menjelaskan tentang anime, Harry menjelaskan tentang manga, dan Hermione menjelaskan tentang teknologi Jepang. Aya, dengan penuh percaya diri, menjelaskan tentang seni bela diri Jepang.
"Judo wa... watashi no suki na undou desu." (Judo adalah... olahraga kesukaanku.)" ucap Aya, yang langsung mempraktekkan gerakan judo.
"Gila, Ay! Keren banget!" bisik Draco Malfoy kepada Pansy Parkinson.
Presentasi mereka sangat menarik dan menghibur. Kelompok mereka berhasil membuat seluruh kelas terpukau dan ingin belajar lebih banyak tentang Jepang.
Kelompok 4: Presentasi Ekstempore (Bahasa Inggris)
Draco Malfoy, Pansy Parkinson, Marietta Edgecombe, Luna Lovegood, dan Astoria Greengrass tampil. Mereka memilih presentasi ekstempore, yang artinya mereka berbicara tanpa naskah dan berinteraksi dengan audiens.
Draco memulai dengan percaya diri, menjelaskan tentang keindahan London. Namun, ia tidak hanya berbicara, ia juga mengajukan pertanyaan kepada siswa lain.
"So, what do you think about the Big Ben?" (Jadi, apa pendapat kalian tentang Big Ben?) tanya Draco kepada Anthony Goldstein.
Anthony tampak kaget, tapi ia menjawab dengan lancar. "It's an iconic landmark." (Itu adalah tengaran yang ikonik.)"
Luna lalu menambahkan informasi unik tentang mitologi di balik arsitektur London. Astoria dan Marietta juga turut berinteraksi dengan audiens. Kelompok mereka berhasil membuat presentasi yang sangat hidup dan interaktif.
Kelompok 5: Presentasi Informatif (Bahasa Malaysia)
Anthony Goldstein, Blaise Zabini, Vincent Goyle, Hannah Abbott, dan Lavender Brown menutup sesi. Mereka membuat presentasi informatif tentang kekayaan kuliner Malaysia.
Anthony dan Blaise menjelaskan sejarahnya, Hannah menjelaskan bahan-bahannya, dan Lavender menjelaskan cara memasaknya. Goyle, yang awalnya hanya tahu nama makanan, kini bisa menjelaskan dengan detail.
"Jadi, kalau kalian mau makan nasi lemak, jangan lupa pakai sambal," kata Goyle dengan wajah serius. "Kalau enggak, rasanya hambar."
Presentasi mereka berhasil membuat semua orang lapar dan ingin mencoba kuliner Malaysia.
Di akhir kelas, Profesor Flitwick memberikan tepuk tangan. "Luar biasa! Kalian semua menunjukkan usaha yang sangat baik. Tapi, presentasi Kelompok 3 dan Kelompok 4 adalah yang paling berkesan. Kalian berhasil memadukan kreativitas dan kerja sama dengan sangat baik."
Meskipun persaingan itu ketat, seluruh anak-anak Thousands of Memories merasa senang. Mereka menyadari, presentasi ini bukan cuma soal nilai, tapi juga soal kebersamaan dan kenangan yang tak terlupakan.
Bagaimana menurutmu, apa lagi keseruan yang akan terjadi di kelas Thousands of Memories?