berikut adalah kelanjutan cerita setelah kejutan ulang tahun Draco Malfoy.
Perubahan Draco dan Misi Menagih Uang Kas
Setelah pesta ulang tahun kejutan yang emosional, ada perubahan kecil namun signifikan pada diri Draco Malfoy. Ia tak lagi terlihat angkuh dan cenderung menyendiri. Justru, ia mulai lebih aktif dalam kegiatan kelas. Pagi itu, saat Cho Chang berdiri dengan buku kas di tangan, Draco tiba-tiba menghampirinya.
"Sini, Cho. Biar gue bantu," kata Draco sambil mengambil buku kas dari tangan Cho.
Cho terkejut. "Draco? Kamu serius?"
Draco hanya menyeringai tipis. "Kenapa? Lo pikir gue cuma bisa debat doang?"
Cho tersenyum. "Bagus kalau gitu! Lumayan, ada yang bantu nagih. Kamu juga, kan, sekarang jadi lebih ramah?"
Draco hanya mengangguk. Ia tidak tahu mengapa, tetapi setelah melihat usaha teman-temannya dalam memberikan kejutan ulang tahun, ia merasa harus lebih berbaur. Ia merasa bahwa teman-temannya di kelas Thousands of Memories memang tulus.
Draco mulai membaca daftar nama yang menunggak. Wajahnya langsung berubah serius, kembali ke mode "Draco" yang tegas.
"Fred Weasley! George Weasley!" panggil Draco dengan nada lantang.
Fred dan George yang sedang mengobrol dengan Aya Parker langsung menoleh, wajah mereka pucat. Mereka masih trauma dengan ancaman "Ibu Cho" sebelumnya.
"Ada apa, Bro?" tanya Fred, mencoba bersikap santai.
"Jangan Bro-broan sama gue!" balas Draco. "Uang kas kalian masih nunggak, kan?"
"Eh... udah, kok! Kemarin udah kita bayar!" jawab George, mencoba mengelak.
"Di sini belum tercatat. Gue butuh bukti," kata Draco sambil menunjuk buku kas yang ia pegang.
Cho tersenyum melihat cara Draco menagih. "Draco lebih galak dari aku, ya?" bisiknya pada Luna Lovegood yang kebetulan berada di dekatnya.
Luna hanya tertawa kecil. "Mungkin itu cara Draco menunjukkan kalau dia juga peduli pada klub fashion dan events yang akan kita adakan."
Di sisi lain, Ron Weasley yang juga masih menunggak, langsung pasrah. Ia tidak berani melawan Draco.
"Iya, iya, gue bayar. Santai, dong," ucap Ron sambil mengeluarkan beberapa uang koin.
"Bagus," kata Draco. "Sisa Rp. 5.000 lagi, Ron."
Ron menepuk jidatnya. "Ya ampun, kok bisa kurang? Besok, deh, gue bayar sisanya!"
Draco mengangguk. "Deal. Besok jam pertama, gue tagih."
Setelah semua yang menunggak membayar, Draco mengembalikan buku kas itu kepada Cho.
"Sudah beres. Sisa Ron Weasley yang kurang 5.000, besok dia bayar," lapor Draco dengan nada profesional.
Cho terkesan. "Draco, makasih banget, ya. Kamu benar-benar ngebantu."
"Sama-sama," jawab Draco. "Lagian, kalau uang kasnya gak terkumpul, nanti acara kelas bisa batal. Nanti kita gak bisa dengerin band di festival lagi, kan?"
Cho hanya tertawa.
Aya Parker yang sejak tadi memperhatikan, menghampiri Draco. "Tumben kamu baik, Malfoy. Ada apa?" tanyanya dengan senyum usil.
Draco mendengus pelan. "Ya, lo pikir gue ini apa? Gue cuma males aja. Tapi kalau soal kas kelas, itu kan buat kepentingan kita semua."
Meskipun ucapannya terdengar dingin, Aya tahu bahwa Draco sudah mulai berbaur dengan teman-temannya. Ia tahu bahwa persahabatan di kelas Thousands of Memories sudah mulai menyentuh hati Draco.