Oke siaaap! Lanjut lagi nih keseruan di kelas Thousands of Memories! Kayaknya habis ketawa-ketiwi, ada drama kecil yang nyusul.
Ribut Kecil, Endingnya di Ruang BK
Keesokan harinya, suasana kelas Thousands of Memories agak tegang. Gara-gara semalem Draco nyanyi "Bintang Kecil", Fred sama George jadi sering banget ngegoda dia.
"Eh, Pangeran Malfoy, bintang kecil di langit yang biru~" celetuk Fred sambil masang muka polos.
George nimpalin, "Amat banyak menghias angkasa~"
Muka Draco udah merah padam. "Berhenti gak lo berdua?!"
Ron yang lagi asik nyalin catetan Hermione ikut ketawa. "Udah lah, Drac, santai aja. Lumayan, kan, lo jadi bintang dadakan."
"Lo juga sama aja, Weasley!" bentak Draco.
Tiba-tiba, Pansy Parkinson ikut nyolot. "Kalian tuh ya, emang sukanya ngegangguin Draco!"
"Lah, siapa yang mulai?" balas George gak kalah sengit.
Suasana makin panas. Blaise Zabini sama Theodore Nott udah siap-siap ngebela Draco. Di sisi lain, Harry sama Seamus Finnigan juga udah pasang kuda-kuda buat ngebantu Ron dan si kembar Weasley.
"Udah-udah!" lerai Hermione panik. "Gak usah ribut, ini di kelas!"
Tapi udah terlambat. Fred ngelempar gumpalan kertas ke arah Draco, dan Draco langsung bales ngelempar buku yang ada di mejanya. Buku itu gak sengaja kena Hannah Abbott yang lagi fokus nulis.
"Aduh!" pekik Hannah sambil megang kepalanya.
Melihat Hannah kesakitan, Cedric Diggory (anak kelas lain yang lagi ada di kelas mereka buat diskusi kelompok) langsung maju. "Hei! Kalian ini kenapa sih?"
Draco yang udah emosi gak peduli lagi. Dia langsung berdiri dan nyolot ke arah Fred. "Lo duluan yang mulai!"
Fred juga gak mau kalah. "Lah, lo yang baperan!"
Belum sempat yang lain misahin, Draco udah dorong Fred. Fred bales dorong lebih keras. Dalam sekejap, perkelahian kecil pecah di tengah kelas. Fred, George, Draco, sama Ron udah saling dorong dan narik.
Profesor Flitwick yang kebetulan lewat langsung masuk ke kelas dengan muka kaget. "Ada apa ini?! Hentikan!"
Dengan susah payah, Profesor Flitwick sama beberapa anak lain berhasil misahin mereka. Tapi suasana udah kacau banget. Beberapa buku jatuh, pena berserakan, dan Hannah masih megangin kepalanya sambil sesenggukan.
"Siapa saja yang terlibat perkelahian ini? Ikut saya sekarang ke kantor Kepala Sekolah!" perintah Profesor Flitwick dengan nada tegas tapi kecewa.
Draco, Fred, George, dan Ron cuma bisa pasrah. Mereka berempat jalan lesu di belakang Profesor Flitwick menuju ruang Kepala Sekolah. Sementara di kelas, Hermione geleng-geleng kepala sambil ngobatin Hannah.
"Duh, kenapa sih harus gini jadinya?" gumam Ginny sambil ngeliatin punggung keempat temannya yang makin menjauh. "Gara-gara nyanyi 'Bintang Kecil' doang..."
Di ruang Kepala Sekolah, Profesor McGonagall udah nunggu dengan tatapan tajam. Keempat cowok itu cuma bisa nunduk sambil dengerin omelan panjang lebar tentang kelakuan mereka yang gak terpuji.
"Kalian ini sudah kelas X, seharusnya bisa memberi contoh yang baik!" kata Profesor McGonagall dengan suara meninggi. "Kelakuan kalian ini sangat mengecewakan!"
Setelah ceramah panjang, akhirnya Profesor McGonagall memberikan hukuman. Mereka berempat harus membersihkan semua piala di ruang trofi tanpa bantuan sihir selama seminggu penuh. Selain itu, poin asrama mereka juga dipotong.
Keluar dari ruang Kepala Sekolah, keempatnya cuma bisa diem-dieman. Rasa menyesal jelas terpancar dari wajah mereka. Gara-gara masalah sepele, mereka jadi kena hukuman dan bikin masalah di kelas.
"Gue minta maaf ya, gara-gara gue jadi kena semua," kata Draco akhirnya, dengan nada pelan.
Fred nepuk bahu Draco. "Santai, Drac. Salah kita juga kok, terlalu ngegodain lo."
George ngangguk setuju. "Iya, lagian emosi lo juga gampang banget meledak."
Ron cuma nyengir. "Ya udah lah, yang penting udah selesai. Lain kali jangan diulangin lagi, ya."
Meskipun udah baikan, kejadian di ruang BK itu jadi pelajaran berharga buat mereka semua. Bahwa meskipun asik dan suka bercanda, ada batasnya juga. Dan gara-gara "Bintang Kecil", persahabatan mereka sempat diuji. Tapi, namanya juga Thousands of Memories, setiap kejadian pasti jadi cerita yang bakal mereka ingat selamanya.
Waduh, tegang ya tadi suasananya? Kira-kira, habis ini mereka bakal lebih akur gak ya? Atau malah ada kejadian seru lainnya? Kasih ide dong! 😉