kelanjutan cerita dengan memperkenalkan berbagai klub baru di kelas Thousands of Memories.
Momen di Kantin dan Ramainya Pilihan Klub
Setelah pengumuman klub fashion yang heboh, suasana kantin menjadi saksi dari perbincangan seru tentang klub-klub lain yang ada di sekolah. Saat istirahat, George Weasley dan Fred Weasley berkumpul bersama Ron Weasley, Harry Potter, dan Aya Parker di salah satu meja.
"Gila, itu tadi pengumuman klub fashion keren juga ya," ucap George sambil menyenggol Aya. "Aku denger, kalian berdua jadi anggota. Cocok banget, deh."
Aya tersenyum malu. "Aku cuma mau coba aja. Tapi kayaknya bakal seru."
"Kalau aku sih, udah pasti gabung Klub Basket," kata Fred dengan bangga. "Aku sama George udah daftar. Siapa tahu bisa jadi atlet profesional!"
George tertawa. "Bener banget! Kita kan perlu melatih kelincahan buat ngehindarin 'Ibu Cho', hahaha."
Ron Weasley, yang sedang asyik menyantap makan siangnya, mendongak. "Aku sih mending gabung Klub Memasak. Lebih bermanfaat. Daripada ngejar-ngejar bola, mending belajar bikin masakan enak. Jadi kalau ada festival makanan, kita bisa ikut, kan?"
Harry menggelengkan kepala geli. "Kalau aku, sih, pastinya Klub Quidditch," ucapnya. "Cedric, Ginny, dan beberapa anak lain juga ikut. Rasanya kurang lengkap kalau enggak main."
Sementara itu, di meja lain, Draco Malfoy bersama Pansy Parkinson dan gengnya sedang berbicara dengan serius. Mereka terlihat fokus mendiskusikan sesuatu.
"Kamu serius, Draco?" tanya Pansy. "Klub Debat? Nanti kamu debat sama siapa?"
Draco menyeringai. "Ya, sama orang-orang yang berani lawan argumenku, lah. Lagian, Klub Debat ini adalah tempat yang sempurna untuk melatih kemampuan bicara dan meyakinkan orang lain. Keterampilan ini penting untuk masa depan."
Di sisi lain, Hermione Granger dan Ginny Weasley terlihat sangat bersemangat. Mereka sedang berbicara dengan Cedric Diggory dan Harry Potter yang ikut nimbrung.
"Aku sudah mendaftar di Klub STEM," kata Hermione dengan mata berbinar. "Pasti seru banget! Aku dengar, kita akan melakukan berbagai eksperimen fisika dan membuat robot sederhana."
Ginny mengangguk setuju. "Aku juga ikut! Aku mau belajar merakit sesuatu. Siapa tahu bisa berguna buat bantu-bantu di rumah."
"Wah, kedengarannya seru banget," timpal Cedric. "Aku juga ikut Klub STEM sama kalian. Selain itu, aku juga ikut Klub Quidditch."
"Kamu ambis banget, Ced," goda Harry sambil tertawa. "Enggak takut keteteran?"
"Santai aja," jawab Cedric dengan senyum khasnya yang menenangkan. "Kalau ditekuni, pasti semua bisa. Lagian, ini kan hobi."
Luna Lovegood yang kebetulan lewat, mendengar obrolan mereka. "Pilihan kalian sangat menarik," katanya. "Aku juga dengar, ada Klub Jurnalistik yang akan mengungkap misteri di sekolah ini. Dan Klub Bahasa untuk mereka yang ingin mempelajari lebih banyak mantra."
Suasana kantin hari itu dipenuhi dengan antusiasme dan tawa. Masing-masing siswa menemukan minat dan gairah mereka di klub yang berbeda. Mereka tak sabar untuk memulai petualangan baru di luar pelajaran.
Aya menatap sekelilingnya, melihat betapa beragamnya teman-temannya. Ia merasa senang karena telah mengambil keputusan untuk bergabung dengan klub fashion, karena itu adalah langkah pertamanya untuk keluar dari zona nyaman.
"Kamu hebat ya, Ay," bisik George di telinga Aya. "Dengan semua pilihan klub yang ada, kamu malah pilih yang paling beda dari biasanya."
Aya tersenyum. "Iya, kan? Siapa tahu aku jadi supermodel dadakan."