Suasana kelas Thousands of Memories pagi itu sedikit berbeda. Selesai pelajaran Sejarah Sihir yang membosankan, Luna Lovegood berdiri di depan kelas dengan senyum khasnya yang melamun. Di sampingnya, Cho Chang tampak bersemangat, memegang sebuah papan tulis kecil.
"Selamat pagi, teman-teman," sapa Luna dengan suara lembut. "Aku dan Cho punya pengumuman penting."
Semua mata tertuju pada mereka. Fred dan George, yang sedang mencoba ide baru untuk prank, seketika menghentikan kegiatan mereka.
Cho mengambil alih, suaranya terdengar ceria dan penuh energi. "Oke, guys! Setelah melalui beberapa prosedur, kita berdua udah dapet izin dari guru untuk ngebentuk klub baru! Namanya 'The Quibbler's Closet'!"
Ron Weasley langsung berbisik kepada Harry, "Klub apa itu? Terdengar aneh."
Harry hanya mengangkat bahu, tertarik dengan apa yang akan Cho jelaskan.
"Klub ini adalah klub fashion dan desain. Kita akan belajar cara merancang, memadupadankan gaya, dan tentunya, menunjukkan kalau fashion itu bukan cuma soal baju, tapi juga soal ekspresi diri," jelas Cho dengan antusias.
"Dan untuk merayakan keindahan yang seringkali terlupakan," tambah Luna, matanya memancarkan binar. "Kita bisa menemukan inspirasi dari makhluk-makhluk unik di sekitar kita."
Draco Malfoy, yang biasanya acuh tak acuh, tampak penasaran. "Luna, kamu tidak berencana merancang pakaian dari kulit niffler, kan?"
Luna tersenyum. "Tentu saja tidak, Draco. Niffler terlalu sibuk mengumpulkan benda-benda berkilau. Kita akan fokus pada sesuatu yang lebih praktis."
"Saat ini, kami masih membuka pendaftaran anggota," lanjut Cho. "Dan kami bangga mengumumkan, tiga anggota pertama kita adalah..."
Cho menunjuk ke arah barisan bangku di belakang. Astoria Greengrass, Lavender Brown, dan Pansy Parkinson berdiri dengan bangga. Mereka bertiga memang dikenal memiliki selera fashion yang bagus dan selalu tampil stylish.
Lavender Brown, yang selalu mengikuti tren, langsung berseru, "Aku sudah tidak sabar! Kita akan membuat gaya yang paling keren di seluruh sekolah!"
Pansy Parkinson, dengan sikapnya yang angkuh namun ceria, menambahkan, "Akhirnya! Ada tempat di mana kita bisa mengekspresikan diri tanpa harus mendengarkan omelan tentang seragam yang 'terlalu ketat'."
"Tentu saja," ucap Astoria Greengrass sambil tersenyum anggun. "Kita akan buktikan bahwa fashion dan kecerdasan bisa berjalan beriringan."
Aya Parker, yang tadi sedang mengobrol dengan George, menatap ketiga anggota baru itu dengan kagum. Meskipun ia atletis dan fokus pada olahraga, Aya juga diam-diam menyukai fashion, meski terkadang ia kikuk dalam hal memilih pakaian.
George melihat tatapan Aya. "Keren juga ya, klubnya. Kamu tertarik, Ay?"
Aya tersenyum malu-malu. "Entahlah... aku nggak jago soal itu. Tapi kayaknya seru. Mereka semua keren banget."
"Tentu saja kamu bisa, Ay," ujar Luna yang ternyata mendengar obrolan mereka. "Fashion itu bukan soal seberapa banyak yang kamu tahu, tapi seberapa berani kamu mencoba."
Cho menatap Aya dan tersenyum. "Luna benar. Kamu bisa jadi model kita, Ay! Dengan postur atletis kamu, pasti akan sangat cocok untuk banyak gaya."
Aya merasa pipinya sedikit memerah. Di satu sisi ia merasa senang, tapi di sisi lain ia juga merasa malu karena harus menjadi pusat perhatian. Namun, rasa penasaran dan keinginan untuk mencoba hal baru yang ada dalam dirinya jauh lebih besar.
"Gimana, Aya? Mau coba?" ajak Cho.
Meskipun sedikit canggung, Aya mengangguk pelan. "Aku... mau coba."
Seketika, Hermione Granger bertepuk tangan pelan. "Itu ide bagus, Aya! Kamu juga bisa melatih kreativitasmu di bidang lain."