Di sudut kota yang ramai, di antara gedung-gedung pencakar langit dan hiruk-pikuk kendaraan, hiduplah Mira, seorang gadis kecil yang tak pernah merasakan kasih sayang orangtua. Dibuang di jalanan saat usia lima tahun, ia tumbuh di tengah tumpukan sampah, belajar bertahan hidup di antara bayang-bayang kelaparan dan kesepian. Kolong jembatan menjadi tempat tidurnya, makanan sisa menjadi santapannya. Ketakutan dan kesedihan menjadi teman setia di masa kecilnya.
Namun, di tengah keputusasaan itu, Mira menemukan secercah harapan. Sebuah komunitas kecil, di antara tumpukan sampah, memberikannya kesempatan belajar. Kecerdasannya yang luar biasa membuatnya mendapatkan beasiswa, membuka jalan menuju pendidikan yang lebih baik. Sepulang sekolah, ia tetap memulung, mencari nafkah untuk bertahan hidup. Kegigihan dan kerja kerasnya membawanya meraih kesuksesan. Beasiswa demi beasiswa ia raih, hingga akhirnya ia menyelesaikan pendidikan tinggi.
Suatu hari, orangtuanya muncul kembali, setelah bertahun-tahun menghilang. Mereka datang, bukan untuk meminta maaf, melainkan untuk meminta dirawat di masa tua mereka. Mira terluka. Ingatan akan masa lalunya yang kelam kembali menghantuinya. Bagaimana bisa mereka muncul saat ia sudah sukses, setelah bertahun-tahun membiarkannya hidup dalam penderitaan?
Hujatan dan cibiran masyarakat pun datang. Mereka menuduh Mira tidak berbakti, tidak menghargai orangtuanya. Tetapi, siapakah yang mengerti rasa lapar dan dingin yang pernah ia rasakan? Siapakah yang mengerti air mata yang pernah ia tumpahkan di bawah langit malam yang gelap? Siapa yang tahu ketakutan mira dan mimpi buruknya setiap malam ?Hanya Mira yang tahu.
Kisah Mira menjadi pengingat bagi kita semua. Jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya. Jangan pernah menghakimi tanpa memahami cerita di baliknya. Karena di balik kesuksesan Mira, tersimpan luka masa lalu yang dalam, dan perjuangan yang tak terbayangkan. Kasih sayang dan perhatian, yang seharusnya ia dapatkan sejak kecil, telah hilang di antara tumpukan sampah dan kesunyian kota.