Di balik kacamata tebal, poni yang selalu menutupi dahi, dan baju kebesaran yang sering membuat orang mengira ia baru saja bangun tidur, ada seorang gadis bernama Zara. Di sekolah, ia adalah definisi kutu buku sejati. Pendiam, jarang senyum, dan hidupnya berkutat di antara buku pelajaran, perpustakaan, dan sesekali novel fantasi.
Teman? Ya, ada satu dua, tapi lebih banyak yang menganggapnya "si anak aneh."
Tapi itu Zara di dunia nyata. Di dunia lain, yang tersembunyi di balik layar komputernya, Zara adalah Seraphina, Queen Nomor 1 di game Kingdoms of Eldoria. Seraphina adalah legenda. Semua guild ingin merekrutnya, para pemain tunduk padanya, dan kemampuannya mengendalikan pasukan naga di medan perang tak tertandingi. Dia bisa membalikkan keadaan dalam sekejap, sendirian. Pokoknya, Seraphina itu dewi di Eldoria.
Suatu hari, di tengah kesibukan menumpuk gold dan melatih pasukan, Seraphina bertemu dengan seorang player bernama Kai. Kai ini tipikal pengembara biasa di game. Nggak punya guild besar, gear-nya standar, tapi obrolannya seru dan dia punya selera humor yang bagus. Mereka sering ngobrol di chat game, awalnya bahas strategi, lama-lama jadi ngobrolin keseharian.
Kai di dunia nyata adalah Revan, cowok paling populer di sekolah Zara. Revan itu ibarat matahari. Ceria, ramah ke semua orang, kapten tim basket, dan punya deretan penggemar setia. Zara sih, cuma bisa ngintip dari jauh, nggak pernah terpikir bisa ngobrol langsung apalagi sampai kenal. Revan itu beda banget sama Seraphina si Ratu di Eldoria yang cool dan berwibawa.
Obrolan Kai dan Seraphina makin intens. Sampai suatu ketika, Kai tiba-tiba nyeletuk,
"Seraphina, aku penasaran deh sama kamu. Ketemuan yuk di dunia nyata?"
Deg! Jantung Zara langsung berdegup kencang. Ketemu? Di dunia nyata? Mikirin itu saja sudah bikin Zara panik. Gimana kalau Kai ilfeel lihat penampilannya yang super cupu? Gimana kalau dia kaget karena Seraphina yang berwibawa di game itu aslinya si kutu buku yang nggak gaul?
Zara mencoba mengelak. "Ah, aku sibuk, banyak tugas," atau "Lagi nggak bisa, ada acara keluarga." Tapi Kai, alias Revan, itu gigih banget.
Dia terus mendesak, "Ayolah, sekali saja. Anggap aja teman game ketemu." Sampai akhirnya, Zara menyerah. Ia janji akan bertemu di sebuah kafe dekat sekolah, Sabtu sore.
Sepanjang minggu itu, Zara gelisah bukan main. Ia bahkan sempat berpikir untuk membatalkan pertemuan. Tapi rasa penasarannya lebih besar. Akhirnya, dengan jantung berdebar kencang, Zara datang ke kafe itu. Ia sengaja memakai kacamata tebalnya, rambut dikepang asal-asalan, dan baju kaos kebesaran favoritnya. Pokoknya, ia tampil apa adanya, versi paling cupu dari dirinya.
Begitu masuk kafe, mata Zara langsung menangkap sosok yang familiar. Revan! Cowok populer itu sedang duduk di pojok, melambaikan tangan ke arahnya. Zara kaget, setengah mati. Ternyata Kai itu Revan! Dunia terasa berputar.
Revan tersenyum lebar saat Zara mendekat. "Hai, Seraphina?" tanyanya, sedikit ragu.
Zara mengangguk pelan, menunduk, malu banget. "Hai, Kai."
Ada keheningan sejenak. Zara yakin Revan pasti kecewa melihatnya. Tapi di luar dugaan, Revan malah tertawa kecil.
"Jadi kamu Zara? Aku nggak nyangka Queen Seraphina itu ternyata se-imut ini!"
Zara mendongak, matanya membesar. Imut?
"Jujur, aku juga kaget pas tahu kamu Zara di sekolah," kata Revan.
"Tapi justru itu yang bikin makin seru. Nggak nyangka aja, si Zara yang pendiam di sekolah itu ternyata jago banget main game. Seraphina memang ratunya, deh!"
Revan melanjutkan, "Lagipula, aku suka banget sama cara kamu main game. Kamu itu strategis banget, dan selalu bisa diandalkan. Di luar game, aku lihat kamu itu jujur, apa adanya, dan beda dari yang lain. Justru itu yang bikin kamu menarik."
Hati Zara menghangat. Semua kekhawatiran dan rasa malunya menguap begitu saja. Revan nggak peduli dengan penampilannya yang cupu. Dia suka Zara apa adanya, baik di dunia nyata maupun sebagai Seraphina di game.
Sejak hari itu, hubungan Zara dan Revan makin dekat. Mereka masih sering main Kingdoms of Eldoria bareng, Seraphina dengan segala kehebatannya dan Kai dengan segala kesederhanaannya. Tapi di dunia nyata, Zara dan Revan juga sering jalan, ngobrol, dan kadang Revan dengan sengaja membawakan buku baru untuk Zara.
Revan sering bilang, "Mau kamu pakai kacamata setebal apa pun atau se-kutu buku apa pun kamu, kamu tetap Seraphina-ku. Ratu di hati dan di game." Dan Zara tahu, itu bukan gombalan semata. Revan benar-benar menyukainya, bukan hanya karena dia Ratu di game, tapi karena dia adalah Zara, dengan segala keunikannya.