### **Bab 1 – Partner Baru**
Silas menyukai dua hal dalam hidupnya: kopi pagi... dan wanita galak.
Sayangnya, keduanya bisa mematikan jika tak ditangani dengan benar.
“Agent Silas, perkenalkan. Ini partner barumu,” kata Direktur sambil melirik ke arah pintu.
Lalu masuklah dia.
Wanita itu melangkah pelan tapi mantap. Rambut hitamnya diikat rapi ke belakang, mata ungu tajam seperti bisa mengiris niat buruk. Silas—yang biasanya bisa melempar senyum pada siapa pun—mendadak lupa cara berkedip.
“Grace,” katanya pendek. Suaranya dalam, netral, tanpa basa-basi.
Silas berdiri, mencoba terlihat keren. “Silas. Tapi kamu bisa panggil aku say—”
“Saya tidak panggil nama orang yang belum terbukti berguna.”
Ah. Dia suka yang sulit, pikir Silas dengan senyum tolol.
Misi mereka jelas: menyelidiki hilangnya tiga ilmuwan dalam seminggu terakhir. Semua kasus itu meninggalkan satu petunjuk yang sama—jejak darah dan kode eksperimen bertanda “R”.
Tapi Silas tahu satu hal:
Bahaya terbesar bukan di lapangan.
Tapi di sebelahnya.
---