📖 Bab 1 – Dunia yang Bukan Milikku
Langit ini bukan langit Jakarta.
Udara ini bukan udara pagi gang sempit dekat kampus.
Magi terbangun dengan napas terputus. Batu dan debu menempel di bajunya. Di atas, awan hitam menggelantung berat seperti pecahan kaca yang tak jatuh. Bau besi dan darah menyengat hidungnya.
> "Ini... bukan mimpi."
Di kejauhan, suara jeritan manusia terdengar. Dan lalu—gedebuk. Tanah bergetar. Sesuatu besar berjalan. Tanpa irama. Tanpa nalar.
Magi menoleh ke kanan dan melihatnya.
Titan.
Makhluk besar tanpa kulit, matanya kosong, dan bibir menempel seperti senyum gila. Ia baru sadar: dia berada di reruntuhan kota. Dan dia sendiri.
---
> 📜 [Sistem Nexus Anime aktif.]
“Selamat datang di Dunia: Attack on Titan.”
“Hadiah Pemula diberikan.”
Panel transparan muncul singkat, lalu menghilang seolah angin menghapusnya dari dunia.
---
🎁 Hadiah Pemula:
Hunter’s Instinct – Refleks, fokus, dan kepekaan medan tingkat tinggi.
Poin Nexus: 150
---
Magi bergumam kecil. “Sistem...?”
Panel biru muncul kembali. Diam. Menunggu.
Dia bicara pelan. “Toko.”
Tiga pilihan muncul:
Teknik Pernapasan Petir (Kimetsu no Yaiba) – 150 Poin
Sharingan Lv.1 (Naruto) – 100 Poin
Refleks Lv.1 (Umum) – 50 Poin
Tangannya gemetar, tapi matanya tenang. Ia memilih:
> Teknik Pernapasan Petir.
Tubuhnya seperti menyerap petir dari udara. Jantungnya berdetak lebih lambat tapi lebih kuat. Nafasnya... teratur. Terarah.
> “Nafas Petir: Ichi no Kata...”
Dia belum bergerak. Tapi dia siap.
---
Titan itu perlahan mendekat ke arah puing tempat Magi bersembunyi. Tak ada 3D gear. Tak ada kawan. Tak ada Mikasa. Hanya dia. Satu manusia biasa.
> Tapi dia bukan manusia biasa lagi.
Dan dia tidak datang ke dunia ini untuk mati.
Saat Titan membuka mulut dan menghancurkan dinding di sampingnya, Magi meloncat dari reruntuhan.
Cahaya kuning menyambar lantai.
ZRAAKK!!
Ia melesat seperti kilat, melewati Titan itu dalam satu gerakan. Bukan menyerang. Hanya menghindar. Tapi cukup untuk selamat.
---
Beberapa menit kemudian, Magi bersembunyi di balik tembok kecil, napasnya mulai normal. Tangannya penuh debu. Tapi matanya sudah terbiasa dengan rasa takut.
Ia menatap ke langit.
Langit abu-abu. Dunia yang asing.
> “Oke. Ini nyata. Dan gue... hidup.”
“Kekuatan semua anime bisa gue capai. Tapi bukan cuma buat pamer.”
“Gue di sini bukan buat main.”
“Gue bakal ubah semua dunia. Termasuk yang ini.”
> 📜 [Misi Dunia: Ubah satu takdir kematian yang tak bisa dihindari.]
Panel menghilang sebelum Magi sempat bertanya. Dia tersenyum kecil. Dingin. Fokus.
> “Oke, Nexus. Gue ngerti mainmu.”
“Gue akan jadi monster... yang lebih manusia dari siapa pun di sini.”
---
Bab 1 Selesai