“Ayah, ibu, aku yang akan mendonorkan ginjalku kepada Farhan, kalian tak usah khawatir, aku bisa hidup bersama dengan Farhan. Aku pun akan sangat bahagia bersamanya.” Mereka pun menangis akan keputusan yang diambil oleh Farah.
“Ayah, ibu, ayah pernah berkata orang tua mana yang tak bahagia melihat anaknya bahagia, jadi izinkan aku untuk mendonorkan ginjalku kepada Farhan agar aku bisa bahagia bersamanya.”
“Ya Allah. Nak, mungkin ini jalan dan takdir yang Allah berikan kepadamu, ayah dan ibu mengizinkan jika menyangkut kebahagiaanmu. Dan ingat janji kepada ayah dan ibu untuk sehat kembali.”
“Iya, yah, aku berjanji.” Mereka pun berpelukan.
Ayah dan ibu Farhan pun bersyukur atas di berikannya seorang seperti Farah yang berhati mulia akan menjadi bagian dari keluarga mereka.
“Nak Farah, kami berhutang budi kepadamu, dan tolong sehat kembali agar kami dapat membalas kebaikanmu, nak.”
“Ayah dan ibu tak perlu membalasnya. Aku pun senang aku bisa bersama dengan Farhan itu pun sudah cukup bagiku.” Farah pun dicium oleh ibunya dan ibu Farhan.
Setelah beberapa jam melakukan operasi, Alhamdulillah operasinya berjalan lancar dan menunggu Farhan dan Farah siuman. Beberapa saat kemudian Farah dan Farhan pun siuman. Betapa bahgianya kedua keluarga melihat cinta dan takdir yang Allah berikan kepada mereka.
Beberapa minggu kemudian Farhan dan Farah pun akhirnya menikah dan resmi menjadi sepasang suami-istri.
“Farhan, aku tak percaya aku bisa memiliki dan menikah denganmu, aku sangat bersyukur kepada Allah dari sekian lama aku menunggu dan inilah jawaban dari takdir itu semua.”
“Farah, aku pun sangat bersyukur kepada Allah karena dia mengirimkan seorang wanita yang hatinya seperti mutiara sepertimu, dan aku akan berjanji kepadamu aku tidak akan pernah mengecewakanmu, Farah.”
Sekian dari cerita cinta Islami mengagumi dalam diam, Farah pun mendapatkan buah dari kesabaran yang ia hadapi selama ini.