Rasa sakit nyatanya membuat ku tak sanggup untuk menjalani aktivitas berat, terlebih lagi bila olahraga lari. Walau hanya 3 putaran tapi aku tidak sanggup, dada ini terasa sakit dan nafas ku sesak, sungguh aku ingin merasakan kebebasan seperti orang lain tapi nyata nya tidak demikian.
Dokter bilang aku mempunyai masalah jantung bawaan sejak lahir, aku menulis diary ku di buku tebal yang sudah menemani ku sejak lama.
Sebelum penyakit ini parah, aku ingin memberikan yang terbaik untuk ibu dan kedua adik ku.
Aku putra sulung dari tiga bersaudara.kedua adik ku kini duduk di kelas 9 SMP, tahun depan mereka masuk SMA, aku sendiri duduk di kelas 12 SMA, beberapa bulan lagi kelulusan ku.
Setiap hal yang terjadi di hidup ini aku menuliskan nya di buku itu .
Aku memasuki rumah, di sana sudah ada kedua adik ku yang kembar, sementara ibu belum datang beliau sedang pergi kerumah nenek.
"Kakak, main yuk!" Adik ku menarik lengan ku tatapan nya tertuju pada wajah ku yang pucat.
"Bentar,kakak mau salin dulu" aku mengusap kepala kedua nya.
Keduanya mengikuti langkah ku lalu duduk di ranjang tempat tidur ku ,keduanya melihat aku yang sedang membuka baju.
Tubuh kurus ku terlihat ,aku segera memakai kaos.
Tiba - tiba rasa sakit di dada ini terasa,nafas ku terasa sesak. Aku mencari obat yang di resepkan dokter lalu adik ku mengambilkan air putih untuk ku minum.
"Kak, kakak harus kuat ya, kami gak mau kakak pergi" keduanya memeluk ku dari arah kiri dan kanan, lalu suara kaki ibu terdengar, ibu membawa banyak belanjaan dan juga bahan untuk besok jualan.
"Kakak akan berusaha sembuh kok, walau rasanya sakit" Aku mencoba kuat.
Kedua adik ku tersenyum, walau aku tau mereka sedih.
Satu bulan kemudian, aku terbaring tak berdaya di temani alat bantu pernafasan tepatnya di ranjang rumah sakit. Kedua adik ku dan ibu duduk sambil menunduk mengusap kepala ku.
"Affan, kamu gak boleh nyerah ya,kamu harus semangat" Ibu berlinang air mata butiran kristal putih itu jatuh membasahi kedua pipinya.
"Aku udah berusaha buat sembuh tapi rasa sakit ini belum hilang" aku memandang lesu wajah ibu.
Tak semua orang merasakan kebebasan, seperti hal nya aku, terlahir dengan rasa sakit yang amat menyakitkan,air mata terus mengalir dari kedua bola mata ibu termasuk adik ku juga. Rayhan dan Revan, mereka adik ku, kehadiran mereka membuat ku semakin semangat meski aku berjuang keras untuk melawan rasa sakit ini.
Dukungan keluarga mampu membuat semangat. Setiap kisah perjalanan hidup manusia berbeda - beda, termasuk kisah ku yang sangat membosankan.