Sore itu kira-kira jam 16.30 kuayunkan langka kakiku dengan bera, karena diriku disuru ibu untuk membeli sayur dipasar. Suara ibu sore membangunkan aku dari tidur nyamanku,apa lagi sore itu dengan ditemani rintik hujan yang membuat aku engan untuk benguan dari tempat tidurku, namu suara ibu dengan nada yang agak keras. Ron,tolong kepasar beli sayur sama daging buat ibu masak untuk malam ini? Dengan berat aku bangun tanpa memcuci muka kusamparin ibu, dengan nada yang agak lemas, iya bu ron kepasar dan mana uangnya bu? Dengan gitu ibu memberikan uang sebesar dua ratus ribu, namun sebelum aku menerima uang ibu dengan nada tegas ingat ya beli sayur sama daging. Dengan tegas iya bu siap dilaksanakn, selesai aku ambil uang diibu kuayunkan langka kakiku menuju ke garansi dan mengambil speda kecil yang sudah usang yang sudah lama aku tidak pakai, kuayunkan speda itu menuju pasar dengantidak lama dua puluh menit aku uda dipasar,lalu kuparkirka spedaku dan kuayunkan langka kakiku menuju tempat penjualan daging lalu aku bilang ke penjualnya: pak, kata ibu beli daging seratus lima puluh ribu dipotong seperti biasannya (kebetulan tukang daging itu sudah kenal dengan diriku dan ibuku karena ibu selalu belanja disitu), dengan lembut bapaknya menjawab iya dek tunggu ya?
Sambil menungu daging disipakan aku bolak balik mata memandang ditengah hiruk pikuk suasana pasar,tak terasa suara tukang dagaing, dek,uda ya,membuat aku kembali kaget. Setelah itu kulangkakakiku menuju penjual sayur dan kubeli sayur yang dipesan ibu dan dan setelah itu aku meningalkan pasar.
Tepat ketika aku menuju ketempat parkir speda ontelku,kulihat disamping spedaku gadis cantik dengan rambut hitam terurai sedang kesusahan mengangkat belanjaanya ke atas motornya, dengan langka kakiku cepat kusamparin gadis itu dan aku bilang. Kak, biar aku bantui angkatnya,dengan berdiri dia memperhatikanku, sorot mata yang begitu indah dan tegas ia menjawab ia kak boleh .
Dengan begitu aku membantu dia mengangkat barang bawaanya ke atas motor, setelah aku membantunya dari mulutnya suara yang begitu indah termakasih kak uda bantu, sambil tersenyum aku menjawab sama-sama.
Suara dia ucapan terimaksih dan suara motornya dia pergi aku duluan ya membuat aku selalu memperhatikan dia sampai dia dan motornya menghilang daripadanganku. Dalam hatiku aku mersa nyaman dengar suara dia,namun aku kaget dengar orang dibelakangku, mas, bisa minggir sedikit mau keluar motor diri saya, dengan suara yang nyaring maaf bu.
Setelah itu kuayunkan speda kecilku menuju rumah namun dalam perjalananku masi terbayang suara dan wajahnya serta tatapan mata yang begitu indah dan tajam yang tersa begitu membuat aku susah melupakannya, sampai aku mengayunkan sepedaku dan tak terasa uda sampai rumah aku. Dengan sedikit langka aku samparin ibu dan kuberikan belanjaan, dan aku lanung bilang ke ibu bu ,ron lansung mandi ya. Setelah itu aku mandi dan dan beres-beres.
Pada saat makan malam, kubilang ke ibu, bu, bisa ron saja yang belanja kepasar sore kedepannya, dengan nada kaget ibu tumben kamu mau kepasar, namun yang buat aku sontak saja kaget ayah dengan suara lugasnya mungkin ada cewe yang dipaasar yang dia kenal maknya dia mau kepsar.
Seajak saat itu setiap hari aku menuju pasar disore hari namun yang buat aku nambah berat hati aku tidak menemukan dia lagi,
Sore hari itu sudah bulat hatiku besok-besok aku tidak kepasar lagi, namun aku masi berpikir gitu suara motor melewati aku dan dengan sigak aku minggir memberikan motor tempat parkirnya, yang mambuat aku senang pas pengendara motor membuka helemnya aku melihat waja yang membuat aku terbayang terus, dengan hati berdebar dan kusamparin dan kusapa , halo kak masi ingat, namun yang buat aku senang jawabnya ,ow ini kak yang membantu aku waktu itu, dengan hati berbunga aku dalam hati aku bilang dia masi ibngat diriku. Dengar berani kuulurkan tangan. Kak, aku Rony salam kenal, lalu dia menjawab aku Cintiya kak, slam kenal ya.
Hari demi hari kami dua selalu ketemu dan kadang kepasar setiap hari dan kadang aku ajak dia jalan-jalan ke cafe lalu hari demi hari kami dua saling menganal dan aku mengetahui bawa mama dia adalah pengusaha makanan jadi dia tiapa ahri yang belanja.
Suatu hari disore hari itu aku mengajak dia jalan-jalan ke cafe tanpa aku bilang ke dia aku sudah menyediakan tempat dicafe tempat yang begitu indah dilantai dua dengan pemandangan kota. Sampai dicafe kututup mata dia dengan kain dan aku bilang ke dia aku ada sesuatu buat kamu dan ada yang aku bilang ke kamu, sesampai di tempat yang aku sudah sediakan dengan latar indahnya kota aku lasung berlutu, maukah kamu menikah dengan aku sambil aku memberikan sebuah cincin, dengan air mata yang berlinag dia menjawab aku mau kak.
Enam bulanpun lewat aku dan keluargaku kerumah dia dan mempersunting dia .danmenikah dia dengan acara yang sederhana namun berkedan sangan indah bagi keluar kami dua
“TERIMAKSIH’